Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyatakan, kapal nelayan China masih bertahan di Laut Natuna hingga Minggu (5/1).
ADVERTISEMENT
Yudo menjelaskan, kapal-kapal asing tersebut masih bertahan untuk melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Kapal China ini berada di jarak 130 mil dari perairan Ranai, Natuna.
"Mereka didampingi dua kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas perikanan China," kata Yudo Margono dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AL di Tanjungpinang, Kepri, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, kata Yudo, TNI sudah menurunkan dua KRI untuk mengusir kapal asing tersebut agar keluar dari Laut Natuna. Yudo menjelaskan, operasi untuk mengusir kapal China tersebut tak memiliki batas waktu.
Operasi selesai ketika kapal-kapal China tersebut angkat kaki dari perairan Natuna .
"Kami juga gencar berkomunikasi secara aktif dengan kapal penjaga pantai China agar dengan sendirinya segera meninggalkan perairan tersebut," katanya menegaskan.
Tak hanya itu, Yudo mengatakan akan menambah jumlah pasukan dalam operasi untuk mengusir kapal-kapal China tersebut. Ia mengatakan akan ada KRI tambahan dalam operasi pada Senin (6/1) esok.
ADVERTISEMENT
"Fokus kami sekarang ialah menambah kekuatan TNI di sana. Besok akan kami gerakkan empat unsur KRI lagi untuk mengusir kapal-kapal itu," katanya.
Sampai saat ini, kata dia, tindakan yang dilakukan TNI masih bersifat persuasif. Pasukan TNI memperingatkan kapal China bahwa mereka sudah menerobos sekaligus menangkap ikan secara ilegal di Laut Natuna.
"TNI mengedepankan upaya damai dalam menangani persoalan ini," lanjut Yudo.
Lebih lanjut, berdasarkan pantauan TNI, Yudo memastikan pada saat ini yang terdeteksi memasuki Laut Natuna hanya kapal nelayan China. Kapal nelayan dari negara lain, seperti Vietnam, tidak berani lagi masuk ke zona tersebut.
"Kapala nelayan Vietnam sudah banyak kami tangkap, jadi mereka tidak berani lagi," tutup Yudo.
ADVERTISEMENT