Konten dari Pengguna

Belajar Hidup dari Manusia Hebat

Ahmad Haetami
Mahasiswa Sastra Indonesia - Universitas Pamulang.
30 Juli 2023 19:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Haetami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sunset di pantai. Foto: Faisal Rahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sunset di pantai. Foto: Faisal Rahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap manusia sangat penting untuk membentuk tujuannya yang unik. Bahkan setiap orang ada untuk memberikan sesuatu yang indah bagi hidupnya dan setiap orang harus belajar melalui energi positif untuk menemukan kesuksesan abadi dalam hidupnya. Lebih baik mengagumi seseorang daripada meremehkan mereka.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan dalam hidup tergantung pada kecerdasan membangun hubungan. Untuk merawat hubungan yang baik, sudah seharusnya kita mampu melihat kehebatan dan kelebihan dari dalam diri orang lain, bukan kekurangan untuk kita meremehkan.
Sejauh ini pernah tidak kita berpikir, ternyata ada orang yang mampu menjadi inspirasi jutaan bahkan miliaran manusia. Selama ribuan tahun, dipelajari, dijadikan biografi hingga ratusan halaman, dan dirasakan benar manfaatnya justru mereka yang tidak pernah satu kali pun memikirkan akan kehebatan dirinya.
Bahkan tidak pernah memikirkan punya pengikut berapa, dipuja dan dipuji di kolom komentar justru mereka yang memberikan seluruh tenaga, pikiran, waktu, hingga harta bendanya untuk orang lain.
Buya Hamka misalnya, beliau sosok inspirator di negeri ini, seluruh hidupnya dipersembahkan untuk agama, bangsa dan negara. Keluar masuk penjara karena tidak sejalan dengan lawan politiknya, cacian dan fitnah sudah menjadi makanan sehari-hari.
Buya Hamka; gambar milik pribadi
Ia berhasil membuat musuhnya gentar, ketika diminta untuk mensalati jenazah orang yang telah memasukkan dirinya ke dalam penjara, tidak ada sedikit pun rasa dendam ataupun benci di dalam hatinya.
ADVERTISEMENT
Belajar dari Khalid bin Walid, sang inspirator legenda militer yang tidak pernah kalah bahkan diberi julukan pedang Allah yang terhunus, ia meninggal dalam keadaan sederhana sambil menangisi dirinya.
"Kenapa aku mati di tempat tidur ini?" begitu ucapnya.
Sosok inspirator lainnya bisa kita lihat sosok Umar bin Khattab, inspirator para pemimpin yang mampu mengembangkan Islam hingga ke berbagai penjuru dunia, mati dalam keadaan ditikam. Hampir seluruh hidupnya ia habiskan untuk memikirkan orang lain. Ia merasa khawatir kalau dirinya tidak bisa jadi pemimpin yang baik buat rakyatnya.
Keindahan Masjid Nabawi. Foto; pixabay
Nabi Muhammad SAW sang inspirator segalanya bahkan nomor satu, justru yang paling berat beban jiwa dan raganya. Dicaci-maki hingga dilempari batu sampai suatu waktu pernah disiram kotoran, namun pesan terakhir yang beliau ucapkan adalah "umat-umatku", begitu kalimat yang terucap di detik akhir hidupnya. Semuanya selalu tentang orang lain dan bukan tentang dirinya.
ADVERTISEMENT
Dari kisah tokoh hebat di atas bisa kita ambil pelajaran, ternyata orang yang dijadikan inspirasi dan punya karya luar biasa, justru mereka yang selalu memberi dan memberi hingga habis seluruh umurnya.
Mereka selalu bergerak, berkarya, beramal, dan bermanfaat hingga habis seluruh umurnya. Bahkan mereka tidak pernah sekali pun memikirkan uang, popularitas, jabatan, atau penampilan dirinya di mata orang lain. Karena tidak ada yang lebih mereka inginkan dari perbuatannya tersebut kecuali balasan dari Allah di akhirat nanti.