Konten dari Pengguna

Inovasi Pasar Kreatif di Ruang Publik: sosok di Balik BIORAMA

Aji Sri Rejeki
Mahasiswi, Ilmu Komunikasi, Univesitas Amikom Purwokerto
8 Januari 2025 18:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aji Sri Rejeki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah berkembangnya industri kreatif di Banyumas, hadir program unik yang menggabungkan pasar kreatif dengan ruang publik. Program ini bernama "BIORAMA", sebuah wadah yang memanfaatkan ruang terbuka untuk mempertemukan para pelaku kreatif dan masyarakat. Di balik kesuksesannya, terdapat sosok kreatif yang lahir dari visi seorang dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Telkom Purwokerto, sosok di balik ide besar ini bernama Gilang Ramadhan atau yang akrab di panggil Gram, seorang akademisi yang percaya bahwa kreativitas bisa mengubah cara kita memandang pasar dan interaksi sosial.
Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi
Menemukan Peluang dalam Ruang Publik
ADVERTISEMENT
Gram, yang mengajar di program studi DKV Universitas Telkom Purowkerto, selalu memiliki pandangan yang berbada tentang ruang publik. Baginya ruang publik seperti pasar bukan hanya sekedar aktivitas jual beli tetapi, juga bisa menjadi tempat berkumpulnya ide kreatif dan karya seni.
Saat melihat peluang di sekitar kampus, ia mulai berfikir untuk menciptakan sebuah program yang memungkinkan para pelaku kreatif seperti komunitas, artisan, pelaku UMKM kreatif organik hingga seluruh lapisan masyarakat dalam satu ruang yang interaktif.
BIORAMA Lebih dari Sekedar Pasar
Pendiri BIORAMA memiliki ide sederhana tapi luar biasa, dengan mengubah ruang publik yang seringkali kosong atau kurang dimanfaatkan, menjadi tempat penuh kreativitas. Berbekal pengalamannya menjelajah pasar-pasar kreatif yang ada di kota-kota besar "BIORAMA hadir di tengah hingar bingar pusat Kabupaten Banyumas (Purwokerto) mengungsung konsep berpiknik santai, di mana pengunjung dapat menikmati waktu akhir pekan, yang tentunya juga dapat menikmati berbagai aktivitas kreatif serta di suguhi berbagai sarapan sehat yang di dukung oleh Creative Market menciptakan suasana yang tentram dan inspiratif." ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setiap UMKM kreatif di BIORAMA merupakan produk organik, sehingga program ini juga mendukung ekonomi lokal. Pemanfaatan halaman bangunan bersejarah seperti museum Jenderal Sudirman Purwokerto juga menjadi keunikan pada program BIORAMA yang menggabungkan suasana tentram halaman museum dengan pasar kreatif BIORAMA.
Membuka Ruang Kolaborasi dan Kreatif
Gram menyadari pentingnya kolaborasi dalam menciptakan inovasi. BIORAMA, menurutnya, bukan hanya soal menjual barang atau karya seni, tetapi lebih kepada menumbuhkan ekosistem publik serta mengenalkan ruang publik sebagai ruang kreatif, mendukung pertumbuhan ekonomi bagi pegiat industri kreatif melalui Local Creative Market serta menjaring potensi komunitas atau aktivitas kreatif dan produktif di Banyumas serta mewadahi melalui mini Workshop dan Experience.
Dari Dosen Menjadi Inovator Kreatif
ADVERTISEMENT
Sebagai dosen DKV, Gram merasa memiliki tanggung jawab lebih untuk tidak hanya mengajarkan teori desain, tetapi juga untuk menginspirasi dan contoh nyata kepada mahasiswa dan masyarakat. BIORAMA adalah salah satu cara Gram mengaplikasikan kreativitas dalam kehidupan nyata. "Sebagai pendidik, saya ingin mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga terlibat dalam dunia industri kreatif, berintereksi langsung dengan masyarakat dan merasakan dampak nyata karya mereka." ujar Gram.
BIORAMA adalah contoh nyata dari bagaimana sebuah inovasi pasar kreatif dapat menguba pandangan kita tentang ruang publik. Program ini tidak hanya sekedar pasar, tetapi juga ruang interaksi, kolaborasi, dan ekplorasi kreativitas. sosok di balik BIORAMA, Gram, telah membuktikan bahwa dunia pendidikan dan dunia kreatif bisa saling beririsan untuk menciptakan dampak yang luar biasa.
ADVERTISEMENT