Krisis Air: Potensi Dampak Perang Dunia 3 terhadap Indonesia

Muhammad Ali Ashhabul Kahfi
Master Of Politics and International Relations, School of Strategic and Global Studies, University Of Indonesia.
Konten dari Pengguna
31 Desember 2023 10:35 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ali Ashhabul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Krisis Air, Warga Tarumajaya Bekasi Ambil Air dari Kubangan, sejumlah warga mengambil air dengan menggunakan ember dari kubangan proyek PDAM di kawasan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Krisis Air, Warga Tarumajaya Bekasi Ambil Air dari Kubangan, sejumlah warga mengambil air dengan menggunakan ember dari kubangan proyek PDAM di kawasan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Krisis air yang tengah berlangsung menjadi tantangan serius bagi Indonesia. Artikel ini akan menjelajahi potensi dampak krisis air yang dapat diperparah oleh kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3, serta langkah-langkah antisipatif yang perlu diambil oleh Indonesia untuk menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Krisis Air di Indonesia: Tantangan Serius dan Potensi Dampak dari Perang Dunia 3
1. Tantangan Krisis Air di Indonesia:
2. Data dan Fakta Krisis Air di Indonesia:
ADVERTISEMENT
3. Potensi Dampak dari Perang Dunia 3:
4. Langkah Antisipatif untuk Menghadapi Krisis Air dan Perang Dunia 3:
Serangkaian model iklim dan skenario sosio-ekonomi 2040 , WRI(World Resources Institute)[Gambar: World Resources Institute/www.wri.org]
5. Data dan Fakta Terkait Dampak Krisis Air:
ADVERTISEMENT
6. Peran Pemerintah dan Keterlibatan Internasional:
Saat ini, Indonesia menghadapi krisis air yang mengakibatkan tantangan serius, mencakup kelangkaan air, degradasi kualitas air, dan kendala infrastruktur.
Dalam konteks kelangkaan air, sekitar 25% wilayah Indonesia mengalami tingkat stres air tinggi, menciptakan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan air. Beberapa provinsi, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, melaporkan defisit air yang signifikan, menandakan perlunya penanganan yang mendalam. Pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan perkembangan industri telah meningkatkan permintaan air secara substansial, menciptakan tekanan yang terus meningkat pada sumber daya air.
ADVERTISEMENT
Degradasi kualitas air menjadi masalah serius, dengan sekitar 56 juta penduduk Indonesia tidak memiliki akses ke air bersih yang aman. Pencemaran air dari limbah industri dan domestik menyebabkan risiko kesehatan yang signifikan bagi masyarakat. Kurangnya infrastruktur pengolahan limbah menjadi salah satu penyebab utama degradasi kualitas air di berbagai wilayah.
Keterangan foto:Warga Kampung Wairita mengambil air di Kali Wairita, Desa Hoder, Minggu (10/9/2023) sore. Foto:Mario WP Sina.
Tantangan infrastruktur menjadi hal yang patut diperhatikan, terutama di daerah pedesaan. Beberapa daerah mengalami kesulitan dalam menyediakan infrastruktur air bersih, sementara sistem distribusi air mengalami kerugian signifikan, melebihi 30% di beberapa wilayah. Investasi yang kurang dalam pengembangan sistem air bersih dan manajemen air yang efisien menjadi kendala utama.
Menghadapi potensi krisis air yang dapat diperparah oleh kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah antisipatif. Diperlukan investasi dalam infrastruktur tangguh iklim, diversifikasi sumber air, dan peningkatan kapasitas sistem distribusi air. Selain itu, perlindungan terhadap sumber air lintas batas dan diplomasi air dapat membantu menjaga keberlanjutan pasokan air di tengah dinamika geopolitik. Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan air yang berkelanjutan juga menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diperlukan untuk mencapai solusi berkelanjutan dalam mengatasi krisis air di Indonesia.
ADVERTISEMENT

Faktor Pendorong Krisis Air

Faktor-faktor pendorong krisis air di Indonesia melibatkan perubahan iklim, over-extraction (eksploitasi berlebihan), dan pertumbuhan populasi yang bersinergi untuk memperburuk situasi. Mari kita telaah faktor-faktor tersebut:
Ilustrasi bukti pemanasan global di Indonesia. Sumber: pexels.com/pixabay
1. Perubahan Iklim:
- Dampak:
- Perubahan iklim menyebabkan variasi suhu, pola hujan yang tidak terduga, dan fenomena ekstrem seperti kekeringan yang lebih panjang dan banjir yang lebih parah.
- Kenaikan suhu global juga mempercepat penguapan air dari permukaan laut dan sumber air permukaan, menyebabkan penurunan pasokan air.
- Konsekuensi:
- Penurunan curah hujan dan kekeringan dapat merugikan sektor pertanian dan menyebabkan kelangkaan air.
ADVERTISEMENT
- Banjir yang lebih sering dapat merusak infrastruktur air dan menciptakan ketidakstabilan dalam pasokan air.
2. Over-Extraction (Eksploitasi Berlebihan):
- Dampak:
- Eksploitasi berlebihan dari sumber daya air, seperti air tanah, dapat menyebabkan penurunan tingkat air dan penurunan kualitas air.
- Aktivitas ekstraksi yang berlebihan untuk pertanian, industri, dan kebutuhan domestik dapat mempercepat penurunan ketersediaan air.
- Konsekuensi:
- Penurunan tingkat air tanah dapat merugikan pertanian dan mengancam sumber air bersih.
- Intrusi air laut ke air tanah dapat merusak kualitas air dan mengurangi potabilitasnya.
Ilustrasi populasi. Foto: Pexels.com
3. Pertumbuhan Populasi:
ADVERTISEMENT
- Dampak:
- Pertumbuhan populasi yang cepat meningkatkan permintaan akan air untuk kebutuhan domestik, industri, dan pertanian.
- Urbanisasi dan migrasi ke kota menyebabkan peningkatan permintaan air di daerah perkotaan.
- Konsekuensi:
- Peningkatan permintaan air yang tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas infrastruktur dapat menyebabkan kekurangan air.
- Urbanisasi yang tidak terkendali dapat memperburuk manajemen air dan meningkatkan risiko banjir.
Faktor pendorong krisis air di Indonesia, seperti perubahan iklim, over-extraction, dan pertumbuhan populasi, saling memperkuat dan menciptakan tantangan serius dalam pengelolaan sumber daya air. Strategi pengelolaan air yang berkelanjutan harus mencakup mitigasi perubahan iklim, pengelolaan eksploitasi sumber daya air, dan perencanaan tata ruang yang bijaksana untuk menghadapi tantangan pertumbuhan populasi. Sinergi antara kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat, dan inovasi dalam teknologi air menjadi penting dalam menanggapi dan mencegah krisis air di masa depan.
Korea Utara Gelar Latihan Serangan Rudal Balistik Jarak Pendek, Peluncuran rudal terbaru ini ketika Amerika Serikat dan Korea Selatan bersiap untuk memulai latihan militer berskala besar yang dikenal sebagai latihan Freedom Shield minggu depan. Foto: KCNA/via REUTERS

Potensi Dampak Perang Dunia 3 terhadap Krisis Air di Indonesia

Perang Dunia 3 memiliki potensi dampak yang serius terhadap krisis air yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Tiga aspek utama yang dapat memperparah situasi tersebut adalah penghancuran infrastruktur, perubahan ekonomi global, dan disrupsi pasokan energi dan bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Penghancuran Infrastruktur
Dalam skenario perang, infrastruktur air menjadi sasaran potensial serangan militer. Kerusakan pada bendungan, instalasi pengolahan air, dan saluran distribusi dapat memicu krisis air yang lebih mendalam. Hasil dari konflik sebelumnya menunjukkan bahwa serangan semacam ini dapat meningkatkan risiko pencemaran air, mengancam ketersediaan air bersih, dan menciptakan tantangan jangka panjang dalam membangun kembali sistem air yang efektif.
Perubahan Ekonomi Global
Perang Dunia 3 berpotensi merugikan ekonomi global, menciptakan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan investasi di berbagai sektor, termasuk sektor air. Penurunan investasi ini dapat memperlambat upaya pemulihan dan modernisasi infrastruktur air di Indonesia. Selain itu, ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan oleh konflik global dapat mempengaruhi kemampuan pemerintah Indonesia untuk mendanai proyek-proyek air dan sanitasi yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Disrupsi Pasokan Energi dan Bahan Bakar
Konflik berskala besar dapat menyebabkan disrupsi dalam pasokan energi dan bahan bakar, yang sangat penting untuk operasional instalasi pengolahan air dan distribusi air bersih. Gangguan dalam pasokan energi dapat menghentikan operasional instalasi pengolahan air, menyebabkan penurunan produksi air bersih, dan menciptakan krisis air tambahan. Keterbatasan bahan bakar dapat memengaruhi transportasi bahan kimia yang diperlukan untuk pengolahan air, meningkatkan risiko pencemaran air dan mengurangi kualitas air bersih.
Dalam konteks krisis air di Indonesia, potensi dampak Perang Dunia 3 menjadi ancaman serius terhadap ketersediaan air bersih. Upaya untuk melindungi infrastruktur air, menjaga stabilitas ekonomi, dan memastikan kelangsungan pasokan energi dan bahan bakar menjadi kunci dalam menghadapi kemungkinan konflik global. Pemeliharaan perdamaian dan kerja sama internasional menjadi esensial untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan melindungi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT

Antisipasi dan Persiapan Indonesia Menghadapi Dampak Perang Dunia 3 terhadap Krisis Air

Penguatan Infrastruktur
Investasi dalam pembangunan dan perbaikan infrastruktur air menjadi kunci utama dalam memitigasi dampak perang dunia 3. Meningkatkan daya tahan infrastruktur air terhadap konflik melibatkan pemeliharaan dan pengembangan sistem pengolahan air, distribusi air bersih, serta perlindungan terhadap sumber air kritis. Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan ketahanan terhadap potensi serangan militer tetapi juga memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengatasi krisis air yang dapat muncul selama atau setelah konflik.
Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
Penguatan kebijakan dan regulasi terkait pengelolaan sumber daya air menjadi esensial untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan. Indonesia perlu mengadaptasi kebijakan yang dapat mengatasi perubahan dalam kondisi pasca-perang, mempromosikan pengelolaan air yang berkelanjutan, dan menghadapi potensi ketidakstabilan pasokan air. Langkah-langkah ini melibatkan penetapan standar baru untuk pemulihan pasca-perang, pengembangan strategi pengelolaan air yang inklusif, dan pemantauan yang ketat terhadap dampak perubahan kebijakan.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi Internasional
Indonesia perlu membangun kerjasama internasional untuk memperoleh dukungan teknis dan finansial dalam menghadapi dampak perang dunia 3 terhadap sumber daya air. Kolaborasi ini mencakup pertukaran pengetahuan, teknologi terbaru, dan sumber daya finansial untuk mendukung upaya pemulihan pasca-perang. Melalui diplomasi air lintas batas, Indonesia dapat memastikan akses yang aman dan berkelanjutan terhadap sumber daya air bersama, mengurangi potensi konflik yang berkaitan dengan sumber daya air lintas negara.
Upaya antisipasi dan persiapan Indonesia menghadapi dampak Perang Dunia 3 terhadap krisis air mencakup penguatan infrastruktur, pengembangan kebijakan pengelolaan sumber daya air, dan kolaborasi internasional. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan dan kemampuannya dalam mengatasi tantangan air yang dapat muncul selama dan setelah konflik berskala global. Keberlanjutan sumber daya air di Indonesia memerlukan sinergi antara kapasitas nasional dan dukungan internasional.
Ilustrasi Krisis Air di Indonesia[Foto: AI Image]

Harapan dan Panggilan Aksi untuk Mengatasi Krisis Air di Indonesia

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemberdayaan Masyarakat
Harapan untuk mengatasi krisis air di Indonesia mencakup pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi aktif dalam program konservasi air dan edukasi. Mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan air yang berkelanjutan, serta memberikan keterampilan untuk mengurangi pemborosan, merupakan langkah penting. Program kemitraan antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta dapat membentuk inisiatif bersama yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan air. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, Indonesia dapat menciptakan budaya pengelolaan air yang berkelanjutan di semua lapisan masyarakat.
Dukungan Global
Panggilan aksi juga ditujukan kepada komunitas internasional untuk bersama-sama membantu Indonesia mengatasi krisis air yang dapat diperparah oleh Perang Dunia 3. Kolaborasi global menjadi kunci untuk memastikan Indonesia mendapatkan dukungan teknis, finansial, dan sumber daya yang dibutuhkan. Ini mencakup bantuan dalam membangun kembali infrastruktur, transfer teknologi terbaru dalam pengelolaan air, dan pembangunan kapasitas untuk menghadapi perubahan kondisi pascakonflik. Dukungan global juga dapat mencakup peningkatan kapasitas untuk mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang dapat memperparah krisis air.
ADVERTISEMENT
Harapan dan panggilan aksi untuk mengatasi krisis air di Indonesia melibatkan pemberdayaan masyarakat dan dukungan global. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, Indonesia dapat menciptakan perubahan perilaku yang mendasar dalam pengelolaan air. Di sisi lain, dukungan global memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menghadapi tantangan sendirian tetapi mendapatkan dukungan yang diperlukan dari komunitas internasional. Melalui kolaborasi global dan partisipasi masyarakat yang kuat, harapan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air di Indonesia dapat diwujudkan.