Melihat Jejak Karier Rendy Pandugo, si 'John Mayer Indonesia'

9 Agustus 2018 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rendy Pandugo di kumparan. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rendy Pandugo di kumparan. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Penyanyi Rendy Pandugo merupakan salah satu musisi pria yang cukup menyita perhatian saat ini. Penampilannya selalu dinanti-nanti, khususnya oleh kaum hawa, yang tidak hanya terpukau dengan suaranya, tapi juga parasnya.
ADVERTISEMENT
Begitu muncul di dunia musik, Rendy Pandugo kerap dibanding-bandingkan dengan penyanyi John Mayer. Hal ini lantaran kemiripan vokal mereka.
Penyanyi berusia 33 tahun ini sempat merasa jengah karena hal itu. Rendy Pandugo meminta supaya dirinya tidak usah dibanding-bandingkan dengan Mayer.
Meski begitu, Rendy tak menampik jika dirinya memang terinspirasi oleh pelantun lagu ‘Gravity’ tersebut. “Gue cuma terinspirasi dari musik dia dan enggak sama sekali sengaja untuk be a John Mayer,” ucapnya.
Rendy Pandugo. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Rendy Pandugo. (Foto: Munady Widjaja)
Bicara soal karier musik, Rendy sama seperti musisi lainnya. Pria kelahiran Medan ini harus meniti karier dari bawah hingga mencapai posisinya saat ini.
Cita-cita Rendy untuk menjadi seorang musisi sudah diimpikannya dari sejak ia duduk di bangku sekolah menengah pertama. “Dari tamat SMP, gue sudah ketok palu buat jadi musisi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Momen pertama Rendy bersentuhan dengan dunia musik terjadi pada saat dia terlibat sebuah proyek duo bernama Di-Da Band. Ia bersama dengan rekannya Iddo Prdananto, membawakan lagu dengan nuansa blues dan folk rock.
Mereka sempat merilis album berjudul ‘Duography’ pada 2011. ‘Takkan Berakhir’ menjadi salah satu single andalan Di-Da Band. Melodi gitar yang manis khas Rendy begitu terasa di lagu itu.
Selain itu, Rendy bersama Iddo kerap meng-cover lagu-lagu milik musisi besar. Misalnya saja, lagu berjudul ‘The Walk’ yang dibawakan Mayer Hawthorne.
Sayangnya, proyek duo itu tidak berjalan mulus. Nama keduanya tak terdengar lagi di kancah musik Indonesia.
Nama Rendy kembali mencuat pada 2012. Hal ini lantaran dia kerap mengunggah hasil cover di SoundCloud. Usaha Rendy mulai membuahkan hasil saat ia meng-cover lagu ‘Sebuah Kisah Klasik’ milik Sheila on 7 pada 2016.
ADVERTISEMENT
Rendy mengatakan Sheila on 7 merupakan grup musik yang ia kagumi dari kecil. Karena itu, begitu diminta oleh pihak Sony Music untuk meng-cover lagu, ia langsung memilih lagu band asal Yogyakarta itu.
“Lagu-lagunya (Sheila on 7) kayaknya semua orang enggak ada yang enggak tahu, deh,” kata Rendy.
Rendy Pandugo di We The Fest 2018 (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rendy Pandugo di We The Fest 2018 (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
Seusai membawakan lagu ‘Sebuah Kisah Klasik’, Rendy mengeluarkan album pertama bertajuk ‘The Journey’ pada 2017. Album perdananya itu berisi 11 lagu dalam bahasa Inggris.
Rendy menceritakan bahwa 11 lagu yang terdapat di album ‘The Journey’ merupakan rangkuman tentang perjalanan hidupnya. “Jadi, ini kayak rangkuman nada-nada yang gue kumpulin dari 2010-2015. Kenapa 2010? Karena terakhir gue nulis lagu itu tahun 2010,” tuturnya.
Rendy Pandugo, Isyana Sarasvati, dan Afgan. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Rendy Pandugo, Isyana Sarasvati, dan Afgan. (Foto: Munady Widjaja)
Rendy sempat mengisi soundtrack film ‘Susah Sinyal’. Dalam film itu, ia membawakan lagu miliknya berjudul ‘By My Side’.
ADVERTISEMENT
Pada Februari lalu, Rendy Pandugo kembali membuat gebrakan baru dalam kariernya di dunia musik. Ia bersama Afgan dan Isyana Sarasvati membawakan lagu berjudul ‘Heaven’.