Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Demokrat, PKS, dan Gerindra Usul Perubahan Nama UU Terorisme
30 Mei 2017 12:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah poin masih menjadi perdebatan dalam revisi Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (RUU Terorisme). Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Terorisme Muhammad Syafi'i menyebut fraksi-fraksi sempat mendebatkan soal penggunaan istilah yang akan digunakan sebagai judul undang-undang tersebut.
ADVERTISEMENT
Muhammad Syafi'i atau yang biasa disapa Romo menyebut Fraksi Gerindra, Demokrat, dan PKS berkukuh nama undang-undang diganti menjadi Undang-undang Penanggulangan Terorisme. Tapi, sebagian besar fraksi yang lain meninginkan agar nama aturan disebut Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
"Keinginan Gerindra, Demokrat, PKS, judulnya adalah UU Penanggulangan Terorisme, " ujar Romo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/5).
Namun, fraksi-fraksi sudah mencapai titik tengah dalam persoalan itu.
"Tapi jalan tengah yang disepakati, judulnya tetap, tapi kontennya penanggulangan. Karena ada pencegahan, penanganan, deradikalisasi, rehabilitasi," ujarnya.
Sejumlah pasal lain yang masih menjadi perdebatan yaitu soal definisi terorisme, sejauh mana kewenangan TNI dan BIN dalam usulan draf yang baru. Panja RUU Terorisme sudah sepakat soal penghapusan pasal 'Guantanamo.'
ADVERTISEMENT
Baca juga:
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini