Jokowi Tunjukkan Patung 'Hands of God' ke Raja Swedia di Istana Bogor

22 Mei 2017 13:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi dan Raja Carl XVI Gustaf (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Saat melakukan sesi veranda talk di Istana Bogor, Kompleks Istana Kepresidenan, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo sempat memperlihatkan sebuah patung ke Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia. Tidak hanya itu Ibu Negara Iriana Jokowi dan Ratu Silvia pun turut melihat patung yang berada di dekat Taman Teratai Istana Bogor.
ADVERTISEMENT
Taman Teratai sendiri berada tepat di depan teras belakang Istana Bogor. Pantauan kumparan (kumparan.com), Senin (22/5) di lokasi, Jokowi dan Raja Carl XVI Gustaf beserta istri yang saat itu berada di balkon kemudian turun menuju taman yang ada patung Hands of God atau Tangan Tuhan. Patung ini secara khusus diperlihatkan Jokowi ke Raja Swedia karena dibuat oleh pemahat Swedia.
Patung yang dibuat oleh pemahat asal Swedia (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Hanya sekitar 5 menit melihat patung tersebut, Jokowi dan Raja Swedia beserta istri melihat patung tersebut kemudian langsung berjalan kaki menuju penanaman pohon.
ADVERTISEMENT
Tidak terdengar jelas apa yang kedua kepala negara itu bicarakan. Namun tampaknya, Raja Carl XVI Gustaf sangat senang mengetahui bahwa ada satu karya asal negaranya berada di Istana Kepresidenan Bogor.
Ibu Iriana Jokowi dan Ratu Silvia. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Raja Carl XVI Gustaf pun tampak memberi tahu sang istri Ratu Silvia bahwa itu merupakan patung karya pemahat Swedia. Setelah melakukan penanaman pohon, Jokowi dan Iriana mengajak Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia untuk berkeliling Kebun Raya Bogor menggunakan golf car.
Terlihat hadir Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Mendiktiristek M Nasir.