Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Obrolan Warung Kopi antara Sandi dan Pendukung Basuki
28 Maret 2017 15:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Seperti biasa, di hari libur, kawasan pecinan di Glodok dipenuhi pengunjung. Tak terkecuali Gang Gloria yang terletak di Jalan Pintu Besar Selatan III. Deretan penjaja makanan khas Tionghoa membuat gang tersebut tampak lebih sempit.
ADVERTISEMENT
Hari ini Gang Gloria kedatangan tamu yang tak biasa. Gang Gloria menjadi lokasi kampanye calon Wakil Gubernur Sandiaga Uno. Sandi menyempatkan diri mencoba kopi legendaris di Gang Gloria. Tak lupa, ia juga mencukur rambut di salah satu tempat pangkas rambut legendaris di Glodok.
"Saya sudah beberapa kali datang ke sini," ujar Sandi ketika memasuki toko Kopi Es Tak Kie, sebuah kedai kopi yang sudah berdiri sejak tahun 1927.
Sandi yang mengenakan kemeja putih langsung disambut oleh seorang wanita paruh baya, pelayan kedai dengan kaos berwarna gelap. Sandi segera memilih duduk di ujung dalam ruangan, menyapa enam orang pria Tionghoa dan bergabung dengan mereka.
"Kami ini sebenarnya mendukung Bapak Ahok. Kami sudah percaya dengan beliau. Tapi jangan sampailah pemilu ini malah jadi ajang perpecahan," ujar pria Tionghoa berbaju putih.
ADVERTISEMENT
"Tidak masalah beda pilihan politik. Saya malah inginnya diskusi-diskusi damai seperti ini. Janganlah perbedaan membuat kita jadi terpecah belah," jawab Sandi, mengangguk setuju.
Tidak butuh waktu lama, seorang pelayan datang menyajikan secangkir kopi susu untuk Sandi. Ketujuh pria tersebut lalu melakukan toast menggunakan cangkir sebagai tanda persahabatan sebelum meneguk minuman masing-masing dan melanjutkan obrolan mengenai masa depan Jakarta.
Bagi warga setempat, khususnya pedagang, solusi dari kemacetan yang selalu terjadi di daerah Glodok hampir tidak akan ada. Pasalnya, mereka mengaku bahkan sejak penduduk Jakarta belum sebanyak sekarang, Glodok selalu menjadi magnet bagi pengunjung.
"Lebih baik pikirkan, jika ingin menata wilayah ini lebih rapi lagi, tolong libatkan kami, warga setempat, dalam pengambilan keputusannya," tambah pria Tionghoa lain di sebelah Sandi.
ADVERTISEMENT
Usai menikmati obrolan hangat yang ditemani pisang serta kopi, Sandi pamit untuk menuju lokasi selanjutnya: Pemangkas Rambut Ko Tang. Sebuah Kedai Pangkas legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1936, letaknya persis bersebelahan dengan Es Kopi Tak Kie.
Begitu masuk, pengunjung akan langsung disambut deretan foto tokoh-tokoh yang pernah menggunakan jasa Pemangkas Rambut Ko Tang. Salah satunya adalah foto Sandiaga Uno yang disandingkan dengan saingannya di kancah pilgub, Djarot Syaiful Hidayat. Foto keduanya bahkan selalu terpasang berdampingan di tiga sisi ruangan.
"Wah ini Pak Djarot udah pakai kemeja putih? Enggak kotak-kotak lagi?" gurau Sandi menunjuk foto Djarot yang mengenakan kemeja putih.
ADVERTISEMENT
A Pauw, yang mengenakan kaos Anies-Sandi, adalah pegawai yang bertugas "menangani" Sandi. Meski sudah sepuh, tangannya tampak terampil memainkan gunting dan sisir untuk merapihkan rambut Sandi. Sebenarnya tidak mengherankan, mengingat A Pauw sudah menjadi pemangkas rambut Ko Tang sejak tahun 1969, hampir 50 tahun yang lalu.
Sambil mencukur, ia melakukan obrolan ringan dengan Sandi. Sesekali melontarkan guyonannya, melihat kliennya terlihat mengantuk karena keenakan.
"Ramailah di sini. Siapa tahu Bapak jadi pejabat juga habis cukur di sini," ujar A Pauw sambil tertawa renyah.
Beberapa waktu lalu, sebelum maju menjadi politisi Gerindra, Sandi memang pernah mengunjungi Ko Tang. Menurut Sandi, meski banyak rumor jika Ko Tang membawa hoki, namun ia menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, apakah ia akan menang atau tidak.
ADVERTISEMENT
Meski tidak terlalu lama, obrolan ringan mereka masih berpusat seputar masalah yang ada di sekitar Glodok serta harapan dari warganya. Warga ingin jika memang akan ada penataan di Glodok, pemerintah harus memikirkan faktor usaha milik rakyat yang akan ditata.
"Jangan sampai, dipindah lalu malah jualan kita, usaha kita jadi enggak laku. Tempatnya enggak strategis," saran A Pauw.
Obrolan berakhir seiring dengan selesainya treatment yang diberikan kepada Sandi. Wajahnya terlihat lebih cerah dan segar setelah melakukan serangkaian perawatan profesional yang diberikan A Pauw. Sebelum berpamitan, Sandi sempat menyapa media yang menunggunya untuk bercerita kegiatan saat itu.
"Sebagian teman-teman pelanggan Tak Kie dan Ko Tang tadi adalah pendukung Pak Basuki. Kalau mau dukung Pak Basuki ya it's okay buat saya yang penting kita berdiskusi dengan baik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Senang berdiskusi (dengan pelanggan pendukung Basuki) seandainya saya diberikan amanah, apa yang menjadi keinginan mereka, harapan mereka bahwa akan terjadi dialog seperti ini," ujar Sandi, lalu pamit dan melanjutkan agenda kampanyenya.