Survei SMRC: Anies-Sandi 47,9%, Ahok-Djarot 46,9%

12 April 2017 14:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Anies-Sandi vs Ahok-Djarot (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno diprediksi akan memenangkan Pilgub DKI Jakarta jika pencoblosan digelar saat ini. Berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh Saiful Mujani Research Center (SMRC), Anies-Sandi hanya unggul 1 persen atas pasangan Ahok-Djarot.
ADVERTISEMENT
Dalam hasil survei itu, elektabilitas Anies-Sandi mencapai 47,9 persen sementara Ahok-Djarot meraih 46,9 persen. Sebanyak 5,2 persen responden menjawab tidak tahu atau rahasia.
Survei dilakukan kepada seluruh WNI yang tinggal di DKI Jakarta dan berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan untuk periode 31 Maret hingga 5 April 2017. Responden mencapai 800 orang dan dipilih dengan metode stratified systematic random sampling.
Elektabilitas cagub dan cawagub. (Foto: Twitter @saifulmujani)
Jumlah responden yang dapat diwawancarai secara valid adalah 446 responden (55,8 persen) dan jumlah ini yang dianalisis. Margin of error diperkirakan kurang lebih 4,7 persen. Wawancara dilakukan dengan metode tatap muka.
Dalam survei tersebut, pasangan Anies-Sandi menunjukkan tren elektabilitas yang naik turun. Pada tanggal 3-9 Februari, elektabilitas Anies-Sandi mencapai 46,7 persen. Pada 2-9 Maret, elektabilitas meningkat menjadi 50,7 persesn. Namun, pada periode 31 Maret-5 April 2017, elektabilitas paslon nomor tiga ini turun menjadi 47,9 persen tapi masih berada di atas Ahok-Djarot.
ADVERTISEMENT
Tren pilihan dua paslon. (Foto: Twitter @saifulmujani)
Sementara itu, paslon Ahok-Djarot menunjukkan tren peningkatan. Pada 3-9 Februari, elektabilitas paslon nomor dua ini mencapai 40,8 persen. Pada 2-9 Maret, elektabilitas Ahok-Djarot meningkat menjadi 43,8 persen. Pada 31 Maret-5 April, elektabilitas kembali naik menjadi 46,9 persen.
Sebanyak 20 persen responden memilih pasangan calon karena menilai bahwa mereka sudah memiliki bukti nyata hasil kerjanya. Sebanyak 16,7 persen responden memilih paslon karena memiliki agama yang sama. Sementara sebanyak 16,5 persen responden memilih karena menilai paslon punya pengalaman di bidang pemerintahan.