Konten dari Pengguna

Homesick di Era Digital: Apakah Media Sosial Membantu atau Justru Memperburuk?

Andini Putri Caniago
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
29 Oktober 2024 8:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andini Putri Caniago tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, memungkinkan kita terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia. Namun, bagi mereka yang merasa homesick, media sosial bisa menjadi pedang bermata dua. Sementara platform seperti TikTok memungkinkan pengguna berbagi perasaan rindu rumah melalui video kreatif, dampaknya terhadap kesehatan mental dan perasaan kesepian masih diperdebatkan.
sumber pexels
zoom-in-whitePerbesar
sumber pexels
TikTok khususnya, telah menjadi saluran populer untuk mengekspresikan kerinduan. Dengan tagar seperti #homesick dan #rindurumah, pengguna berbagi momen nostalgia yang seringkali menyentuh hati. Video-video ini sering menampilkan kenangan indah, masakan rumah, atau bahkan pesan dari keluarga yang membuat banyak orang merasa terhubung meskipun jauh. Bagi beberapa orang, melihat konten ini bisa memberikan dukungan emosional dan rasa memiliki yang sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat memperburuk perasaan homesick. Melihat teman-teman dan keluarga berinteraksi secara langsung bisa membuat perasaan terasing semakin dalam. Ketika scrolling di TikTok, kita mungkin terjebak dalam siklus perbandingan, melihat momen-momen bahagia orang lain yang mengingatkan kita pada apa yang kita rindukan. Ini dapat memicu kecemasan dan perasaan tidak puas dengan keadaan kita sendiri, menyebabkan dampak negatif pada kesehatan mental.
sumber pexels
Dari perspektif psikologi, media sosial memiliki potensi untuk memperkuat rasa kesepian. Meskipun kita bisa berinteraksi secara virtual, hubungan ini seringkali tidak bisa menggantikan kehadiran fisik dan koneksi emosional yang nyata. Banyak orang merasa bahwa meskipun mereka terhubung secara online, mereka tetap merasakan kekosongan yang dalam.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah media sosial membantu atau justru memperburuk homesick? Jawabannya mungkin berbeda untuk setiap individu. Bagi sebagian orang, platform seperti TikTok bisa menjadi cara untuk mengekspresikan dan berbagi kerinduan mereka, memberikan dukungan komunitas. Namun, bagi yang lain, hal itu bisa menjadi pengingat menyakitkan akan apa yang hilang, menciptakan rasa keterasingan.
Kunci untuk mengatasi homesick di era digital ini terletak pada bagaimana kita menggunakan media sosial. Jika digunakan dengan bijak, media sosial bisa menjadi alat untuk memperkuat hubungan, berbagi pengalaman, dan menemukan dukungan. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan dan tidak membiarkan pengalaman online mengontrol emosi kita. Menciptakan ruang untuk refleksi dan koneksi yang lebih mendalam di dunia nyata tetaplah penting.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, homesick adalah bagian alami dari perjalanan hidup, terutama saat kita menjelajahi tempat baru. Dengan memahami dampak media sosial dan menggunakan platform ini secara bijak, kita bisa mengelola kerinduan tanpa membiarkannya menguasai hidup kita.