Mengenal Dua Imam Ahlussunnah Wal Jamaah

Andre Alfiansyah
Mahasiswa Perbandingan Mazhab UIN Syahid Jakarta
Konten dari Pengguna
1 Juni 2022 14:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andre Alfiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi mengenal lebih dalam imam pelopor ahlussunnah wal jamaah sumber : unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi mengenal lebih dalam imam pelopor ahlussunnah wal jamaah sumber : unsplash.com
ADVERTISEMENT
Kata-kata Ahlussunnah wal jamaah sering disebut dengan Ahlussunnah saja, atau Sunny saja dan terkadang disebut Asy’ari atau Asy’ariyah dikaitkan kepada guru besarnya yang bernama Abu Hasan al-Asy’ari.
ADVERTISEMENT
Apabila kita menggunakan kata sunny, maka kata sunny dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunny dalam pengertian Umum adalah lawan kelompok Syi’ah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagaimana juga Asy’ari masuk dalam barisan Sunny. Sunny dalam pengertian Khusus adalah madzhab yang berada dalam barisan Asy’ariyah dan merupakan lawan Mu’tazilah.
Sayyid Murtadha az-Zabidi merumuskan apa yang dimaksud dengan Ahlussunnah wal jamaah dan beliau berkata : “ Apabila disebut Ahlussunnah maka yang dimaksud adalah paham atau fatwa-fatwa yang diajarkan oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi.”
Berangkat dari apa yang dikatakan oleh Sayyid Murtadha az-Zabidi di atas, maka kita akan membahas tentang siapa, bagaimana, dan apa saja pendapat Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi dalam bidang ilmu tauhid.
ADVERTISEMENT
IMAM AL-ASYARI
1. Riwayat Hidup
Nama lengkap Asy’ari adalah Abu al-Hasan Ali bin Ismail bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdullah bin Qais al-Asy’ari. Beliau dilahirkan di kota Bashrah tahun 260 H / 873 M dan wafat di kota Baghdad tahun 324 H / 935 M. Beliau adalah cucu sahabat Rasulullah yang terkenal, yakni Abu Musa al-Asy’ari.
Menurut Ibnu Asakir, ayah al-Asy’ari adalah seorang yang berfaham Ahlussunnah dan ahli Hadits. Ayahnya wafat ketika Asy’ari masih kecil, namun ayahnya sebelum meninggal telah berwasiat kepada sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya as-Saji agar dia mendidik Asy’ari. Ibu Asy’ari sepeninggal ayahnya, menikah lagi dengan seorang tokoh Mu’tazilah yang bernama Abu Ali Al-Juba’i. Berkat didikan ayah tirinya itu, al-Asy’ari kemudian menjadi tokoh besar Mu’tazilah di Bashrah, sehingga beliau sangat menguasai masalah-masalah kemu’tazilahan, yang menyebabkan beliau diakui oleh gurunya dan mendapat kepercayaan untuk berdebat tentang Mu’tazilah dengan pihak lain.
ADVERTISEMENT
Ketika Asy’ari berusia 40 tahun, menjelang akhir hayat al-Juba’i. Beliau naik mimbar dan berpidato : “Saudara-saudara setelah saya meneliti dali-dalil yang dikemukakan oleh masing-masing pendapat, ternyata dalil-dalil itu sama kuatnya. Saya memohon kepada Allah Swt agar diberi petunjuk jalan yang benar. Oleh sebab itu,, atas petunjuk Allah Swt saya sekarang meninggalkan keyakinan-keyakinan lama dan menganut keyakinan baru.” Mulai dari sinilah Asy’ari sangat bersemangat dan gigih menyebarluaskan ajarannya, sehingga terbentuklah madzhab baru dalam teologi Islam yang dikenal dengan Ahlussunnah wal jamaah.
2. Faktor Pendukung Keberhasilan Dakwah Imam al-Asy’ari
Ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan dakwah Imam Asy’ari sehingga beliau dapat mengalahkan aliran Mu’tazilah, antara lain :
• Imam Asy’ari mempunyai pengikut setia yang mempunyai loyalitas tinggi
ADVERTISEMENT
• Pada masa al-Mutawakkil (tahun 232 H) pemerintah telah meninggalkan aliran Mu’tazilah
• Pemerintah Bani Buwaihi yang bercorak Syi’ah dan yang menjadi tulang punggung aliran Mu’tazilah telah digantikan oleh pemerintahan Saljuk Turki yang bercorak Sunny dan menyokong aliran Ahlussunnah
• Pada masa itu kaum muslimin sudah merasa bosan dengan perdebatan-perdebatan
• Imam Asy’ari seorang yang cerdas, ahli ilmu, dan mengamalkan ilmunya sehingga beliau disukai dan dakwahnya banyak diterima
3. Karya-karya Imam al Asy’ari
Beliau mempunyai banyak karya tulis, di antara karya tulisnya dalam bidang tauhid yang menjadi pegangan dan rujukan oleh banyak kaum muslimin adalah :
• Maqalat al-Islamiah wa Ikhtilaf al-Mushallin, kitab ini ditulis oleh Imam Asy’ari sebelum beliau keluar dari Mu’tazilah.
ADVERTISEMENT
• Al-Ibanah al-Ushul al-Diyanah, kitab ini berisi pokok-pokok pikiran akidah Ahlussunnah wal jemaah.
• Al-Luma’ fii Radd ‘ala Ahl al-Bida’.
4. Tokoh-tokoh yang Mengikut Imam al-Asy’ari
Di antara penyebab kemajuan aliran Asy’ariyah adalah aliran ini mempunyai tokoh-tokoh besar yang ternama, diantaranya adalah :
• Imam Abu Bakar al-Qafal (wafat 365 H)
• Imam Ibnu Faruk (wafat 406 H)
• Imam Abu Ishak al-Isfaraini (wafat 411 H)
• Imam Abdu Kahir al-Baghdadi (wafat 429 H)
• Imam al-Qasim al-Qusyairi (wafat 465 H)
• Imam al-Haramain al-Juwaini (wafat 478 H)
IMAM AL-MATURIDI
1. Riwayat Hidup
Abu Mansur Al Maturidi dilahirkan di sebuah kota kecil di daerah Samarkandi bernama Maturid, di wilayah Transoxiana di Asia Tengah, yaitu daerah yang sekarang bernama Uzbekistan. Untuk tahun kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, Hanya saja banyak sejarawan yang berpendapat bahwa beliau lahir sekitar Abad 3 Hijriyah. Sedangkan menurut Muhammad Ayyub Ali, Al Maturidi lahir pada 238 Hijriyah. Beliau hidup sezaman dengan Imam Abu Hasan al-Asy’ari di tempat yang berbeda. Imam Asy’ari di kota Bashrah, sementara Imam al-Maturidi di kota Samarkandi. Latar belakang madzhab yang dianut keduanya pun tidak sama. Imam Asy’ari adalah penganut madzahab Syafi’i, sedangkan al-Maturidi penganut madzhab Hanafi. Sehingga pemikiran teologi al-Maturidi lebih rasional ketimbang al-Asy’ari.
ADVERTISEMENT
2. Karya-karya Imam al-Maturidi
• Kitab Al Tahwid
• Kitab Radd Awa'il al-Adilla, sanggahan terhadap Mu'tazilah
• Radd al-Tahdhib fi al-Jadal, sanggahan terhadap Mu'tazilah
• Kitab Bayan Awham al-Mu'tazila, 'Kitab Pemaparan Kesalahan Mu'tazilah'
• Kitab Ta'wilat Al-Qur'an.
• Kitab al-Maqalat
• MA'akhidh al-Shara'i` dalam Usul al-Fiqh
• Al-Jadal fi Usul al-Fiqh
• Radd al-Usul al-Khamsa, sanggahan terhadap pemaparan Abu Muhammad al-Bahili' tentang lima prinsip Mu'tazilah
• Radd al-Imama, sanggahan terhadap konsepsi keimaman syiah
• Al-Radd `ala Usul al-Qaramita
• Radd Wa`id al-Fussaq
3. Tokoh yang Mengikut Imam al-Maturidi
Pengikut dan tokoh besar Maturidiyah adalah Abu al-Jasr Muhammad bin Muhammad bin Abdu Karim al-Bazdawi (421-493). Tokoh ini banyak berjasa dalam perkembangan aliran al-Maturidiyah. Meskipun demikian, tidak semua pendapatnya sejalan dengan al-Maturidi, beberapa pendapatnya justru lebih dekat kepada al-Asy’ari.
ADVERTISEMENT
Karena beberapa pendapat al-Bazdawi tidak sama dengan pendapat al-Maturidi maka aliran Maturidiyah dibagi menjadi dua bentuk :
• Maturidiyah Samarkand pengikut al-Maturidi
• Maturidi Bukhara pengikut al-Bazdawi
Aliran Maturidiyah ini pada umumnya dianut oleh umat Islam madzhab Hanafi.