Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
RI Naik Peringkat Daftar Negara Paling Kompetitif di Dunia
5 Juni 2017 7:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan peringkat layak investasi dari ketiga lembaga pemeringkat internasional, kali ini Indonesia mencatatkan perbaikan peringkat sebagai negara paling kompetitif di dunia pada 2017. Peringkat Indonesia naik ke posisi 42 dari tahun sebelumnya di posisi 48.
ADVERTISEMENT
Peringkat Indonesia ini tertuang dalam laporan The IMD World Competitiveness Centre, yang dikeluarkan kelompok riset sekolah bisnis atau Institut for Management Development (IMD) di Swiss. IMD menerbitkan peringkat negara paling kompetitif di dunia setiap tahun sejak 1989.
Adapun di atas Indonesia, yakni peringkat 41 ditempati Filipina, sementara di posisi 43 dipegang Slovenia. Indonesia berhasil menyalip India yang berada di posisi 45.
Posisi Indonesia pada 2014 sebenarnya sudah berada di peringkat 37 negara paling kompetitif di dunia. Namun, memasuki tahun 2015, Indonesia terpental menjadi di peringkat 42 dan kemudian di posisi 48 pada 2016.
Melansir laman Forbes, Senin (5/6), kompilasi laporan ini menggunakan 260 indikator. Sekitar dua pertiga di antaranya berasal dari data seperti statistik ketenagakerjaan dan perdagangan nasional maupun aspek lainnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian dikombinasikan dengan survei pendapat dari sekitar 6.250 eksekutif yang mengukur persepsi bisnis dari isu-isu seperti korupsi, masalah lingkungan, dan kualitas hidup.
Pada tahun ini, sebanyak 63 negara masuk dalam daftar. Adapun Hong Kong menempati posisi teratas sebagai negara dengan perekonomian paling kompetitif selama dua tahun berturut-turut.
Sementara posisi kedua ditempati Swiss dan Singapura yang menggeser posisi Amerika Serikat (AS) masing-masing di peringkat ketiga dan keempat.
Terpilihnya Hong Kong menduduki peringkat teratas, mengacu pada dua indikator daya saing yakni efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis. Sementara Swis terkait dengan sarana infrastruktur dan efisiensi pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Sementara turunnya posisi AS digantikan Singapura terkait perubahan kepemimpinan di negara tersebut. Dari survei, para eksekutif di AS menunjukkan sentimen negatif terhadap pemerintahannya.
"Dalam kasus AS, saya tidak akan mengatakan ini adalah sentimen negatif mengenai kepresidenan, tapi pasti ada banyak ketidakpastian yang terjadi," kata Direktur World Competitiveness Center Arturo Bris.
Dia mencontohkan indikator seperti proteksionisme, keterbukaan negara terhadap perdagangan, bahkan kohesi sosial yang telah memburuk secara signifikan di AS.