news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPS: Jumlah Penduduk Miskin RI Berkurang 910 Ribu di September 2018

15 Januari 2019 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret Kemiskinan di Indonesia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Potret Kemiskinan di Indonesia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 sebesar 9,66 persen. Angka ini menurun 0,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Secara jumlah, penduduk miskin mencapai 25,76 juta orang pada September 2018, berkurang 910.000 orang dibandingkan September 2017 yang mencapai 25,95 juta orang.
"Penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 berkurang 0,16 persen atau jika dibandingkan Maret 2018 dan menurun 0,46 persen dibandingkan September 2017," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Selasa (15/1).
Adapun jumlah penduduk miskin Indonesia di September 2018 tersebut merupakan yang terendah sejak 1999. Pada 1999, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 47,97 juta orang.
Suhariyanto menuturkan, penyebab angka kemiskinan per September 2018 kembali mengalami penurunan dikarenakan terkendalinya inflasi selama Maret-September 2018 yang hanya 0,94 persen.
Selain itu, meningkatnya upah riil buruh petani dan nilai tukar petani selama Maret-September 2018 juga mempengaruhi turunnya persentase kemiskinan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Itu merupakan capaian bagus yang perlu kita pertahankan karena meningkatkan daya beli," ujar dia.
Kesenjangan Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kesenjangan Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Selain angka kemiskinan yang menurun, garis kemiskinan total selama September 2018 juga meningkat menjadi Rp 410.670 per kapita per bulan. Adapun garis kemiskinan pada September 2017 sebesar Rp 387.160 per kapita per bulan.
Garis Kemiskinan (GK) total merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
"Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan ini jauh lebih besar dibandingkan bukan makanan. Pada September 2018, makanan menyumbang 73,54 persen pada garis kemiskinan," katanya.
Adapun komoditas beras merupakan penyumbang terbesar garis kemiskinan makanan pada September 2018 sebesar 19,54 persen di perkotaan dan 25,51 persen di perdesaan.
ADVERTISEMENT
Disusul rokok kretek filter yang menyumbang 10,39 persen di perkotaan dan 10,06 persen di perdesaan. Selanjutnya telur ayam ras yang menyumbang garis kemiskinan sebesar 3,89 persen di perkotaan dan 3,36 persen di perdesaan.
"Sementara yang bukan makanan itu perumahan menyumbang garis kemiskinan 8,42 persen di perkotaan dan perdesaan 7,26 persen. Disusul bensin menyumbang 4,44 persen di perkotaan dan 3,65 persen di perdesaan, serta listrik 3,67 di perkotaan dan 2,05 di perdesaan," ujarnya.