Cegah Utang sebelum Butuh

Annissa Sagita
Financial Planner
Konten dari Pengguna
19 November 2018 16:28 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annissa Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Utang (Foto: Flickr.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Utang (Foto: Flickr.com)
ADVERTISEMENT
Pemberitaan tentang aplikasi pinjaman online kian marak. Sebagian besarnya negatif. Mulai dari usaha percobaan bunuh diri karena sulit membayar utang, debt collector yang bertindak di luar batas hingga pemecatan karyawan yang ketahuan berutang karena debt collector menagih teman-teman kantor dan atasannya.
ADVERTISEMENT
Meskipun utang bukan lagi isu baru di masyarakat, banyaknya aplikasi pinjaman online membuat pemberitaan kembali ramai. Bisakah utang dihindari?
Kenapa butuh berutang?
Tidak semua utang itu buruk. Dalam perencanaan keuangan, ada dua macam utang: utang konsumtif dan utang produktif. Utang produktif adalah utang yang bisa meningkatkan produktivitas ataupun nilai aset yang dimiliki.
Contoh utang produktif ini adalah utang bisnis/usaha, utang properti (KPR/KPA), utang kendaraan yang produktif/disewakan/menambah penghasilan dari taksi online, dan lain-lain. Utang-utang ini adalah utang yang diambil bukan karena kebutuhan mendesak, namun lebih ke arah penambahan aset/penghasilan bulanan.
Sebaliknya dari utang produktif, utang konsumtif adalah utang “buruk”, yang tidak sebaiknya diambil. Utang ini timbul bisa karena gaya hidup, seperti mencicil ponsel/gawai terbaru, barang elektronik atau barang-barang lainnya yang nilainya menurun, liburan, bahkan biaya nikah. Alasan lain utang konsumtif timbul adalah karena kepepet atau terdesak kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Contoh: anak atau orang tua masuk rumah sakit dan tidak ada uang untuk membayar biayanya, kecelakaan di jalan dan butuh biaya bengkel untuk memperbaiki kendaraan, kebutuhan yang meningkat saat hari raya, butuh uang untuk biaya masuk sekolah anak, butuh untuk memperbaiki atap rumah yang bocor di musim hujan, kena musibah kehilangan gawai sehingga harus membeli yang baru, dan masih banyak lagi.
Hal-hal tersebut merupakan hal yang tidak terduga, bisa terjadi kapan saja, dan ketika itu terjadi akan membutuhkan biaya yang cukup banyak.
Cegah Utang sebelum Butuh (1)
zoom-in-whitePerbesar
gambar:ilustrasi (sumber:Unsplash)
Mendapat pinjaman pun bukan perkara sulit. Banyaknya aplikasi pinjaman online yang sangat mudah diakses oleh siapa saja yang memiliki ponsel pintar, kuota dan KTP membuat godaan untuk mendapatkan uang dengan instan sangat besar.
ADVERTISEMENT
Apalagi pinjaman tersebut bisa disetujui dan cair dalam waktu yang cepat. Namun, pinjaman seperti ini tentu datang dengan syarat dan ketentuan, salah satunya adalah bunga yang sangat besar, bahkan lebih tinggi dari kartu kredit.
Mengapa demikian? Bunga yang besar adalah kompensasi dari tidak adanya jaminan yang diberikan debitur. Bayangkan jika Anda meminjamkan uang ke orang yang tidak Anda kenal sama sekali, beranikah Anda? Apa jaminannya uang Anda akan dikembalikan?
Nah, utang inilah yang sebaiknya (dan bisa!) dihindari dan diminimalisir. Bagaimana caranya menghindari berutang sebelum butuh?
1. Paksakan menabung ketika “longgar”
com-mulai menabung dari sekarang (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-mulai menabung dari sekarang (Foto: Thinkstock)
“Longgar” di sini bukan berarti mendapat uang dalam jumlah banyak di atas pemasukan bulanan, namun ketika belum ada kejadian buruk yang menimpa dan butuh dana yang banyak.
ADVERTISEMENT
Ya, menabung itu sulit. Tapi akan lebih sulit lagi untuk membayar utang ketika kondisi sudah kepepet. Oleh karena itu, paksakan menabung ketika kejadian darurat belum menimpa.
Sesedikitnya jumlah yang ditabung akan lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Tips memaksakan menabung: potong di depan saat menerima penghasilan, dan hidup sehari-hari dari sisa uang setelah ditabung.
Tempatkan uang di tempat yang sulit diambil, atau ubah bentuknya menjadi logam mulia batangan untuk menghindari terpakainya uang pada saat yang tidak tergolong darurat dan penting. Hindari menunggu sisa uang bulanan untuk menabung, yang tidak akan pernah ada.
Seperti kata pepatah “Sedia payung sebelum hujan”, dana darurat atau tabungan jaga-jaga inilah yang akan melindungi saat “hujan” atau kesulitan ekonomi itu datang, sehingga tidak perlu mencari bantuan/pinjaman dari pihak lain.
ADVERTISEMENT
Jika masih perlu untuk meminjam pun jumlahnya bisa diminimalisir. Ketika tabungan jaga-jaga sudah terpakai, paksakan lagi untuk mengisinya sedikit demi sedikit.
2. Pisahkan tabungan khusus untuk jaga-jaga dan tujuan lain
com-Ilustrasi Menabung (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Menabung (Foto: Thinkstock)
Jika sudah mulai terkumpul uang di tabungan sedikit demi sedikit, mulai pisahkan antara tabungan jaga-jaga tersebut dengan tujuan lain misalnya biaya untuk persiapan anak sekolah, biaya resepsi nikah, dan lain-lain.
Ini untuk menjaga agar tidak tercampur. Ketika timbul kejadian darurat, dana anak sekolah/dana pernikahan seharusnya tidak terganggu, karena yang digunakan untuk kejadian darurat tersebut hanya tabungan jaga-jaga (dana darurat).
3. Punya pemasukan yang stabil dan gaya hidup yang sesuai
com-Gaya Hidup Tanpa Tunai (Foto: Visa )
zoom-in-whitePerbesar
com-Gaya Hidup Tanpa Tunai (Foto: Visa )
Jika terpaksa berutang untuk menyambung hidup, tentu ada yang salah dari keuangan bulanan. Penyebabnya bisa dua hal: pemasukan yang tidak cukup, atau pengeluaran yang melebihi pemasukan.
ADVERTISEMENT
Solusinya hanya dua: memperbesar pemasukan, atau mengurangi pengeluaran. Memperbesar pemasukan bisa berarti ganti pekerjaan, menegosiasikan kenaikan gaji dengan atasan, atau mencari alternatif lain bisnis sampingan. Bisnis sampingan zaman sekarang pun jauh lebih mudah dilakukan dengan adanya ponsel & internet sebagai pembuka kesempatan berbisnis.
Mengurangi pengeluaran dan menyesuaikan gaya hidup dengan pemasukan bisa dimulai dengan mengevaluasi bagaimana pengeluaran bulanan selama ini. Apakah banyak biaya gengsi/hiburan/printilan seperti jajanan yang bisa dikurangi? Jika ya, tanpa ragu lagi potonglah penghasilan di depan seperti cara nomor satu.
Beberapa hal memang seharusnya tidak dicapai dengan berutang, misalnya biaya resepsi menikah. Jika sampai harus berutang untuk suatu barang/keinginan, berarti memang belum mampu untuk memilikinya. Pilih hidup sesuai kemampuan atau malu dikejar debt collector?
ADVERTISEMENT
-----------------
Semoga bermanfaat!
Annissa Sagita @nengnisye