Mengapa Insomnia Bukan Hanya Masalah Tidur Biasa?

Aqila Virginia
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya and a storyteller
Konten dari Pengguna
11 Desember 2023 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aqila Virginia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Insomnia/gangguan tidur sering dianggap sepele, tapi apakah kita juga akan menyepelekan bahayanya? Apakah insomnia sebenarnya menjadi pemicu gelombang gangguan mental yang lebih serius?
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, sekitar 10% dari seluruh penduduk, atau sekitar 28 juta orang, mengalami insomnia. Meskipun beberapa orang mungkin menganggap insomnia sebagai masalah tidur yang kecil, namun bagi sebagian lainnya, insomnia dapat menjadi gangguan yang serius dan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Tidur normal merupakan bagian penting dalam rutinitas seseorang agar fungsi otak mampu optimal sepanjang waktu demi menunjang aktivitas sepanjang hari. Namun, seringkali kesulitan untuk tidur tepat waktu dianggap remeh. Penelitian menunjukkan bahwa insomnia dapat menyebabkan depresi sekitar 69% dari waktu ke waktu dan kecemasan sekitar 27% dalam periode tertentu.
Kurangnya tidur meningkatkan persentase seseorang mampu mengalami pikiran negatif yang intens atau perasaan sensitif secara emosional. Dengan kata lain, masalah tidur yang berkelanjutan dapat menjadi pemicu atau faktor yang memperparah gangguan kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks biopsikologi, terdapat dua jenis insomnia, yaitu insomnia akut yang terjadi dalam waktu singkat dan cepat memburuk, serta kurang tidur kronik yang berlangsung dalam periode waktu yang lama, bahkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Pada kondisi kurang tidur, bagian otak yang dikenal sebagai amygdala, yang bertanggung jawab atas pemrosesan emosi, menjadi lebih aktif.
Hal ini menyebabkan seseorang menjadi lebih cemas, emosional, dan sensitif. Akibat aktivitas yang berlebihan pada amygdala, bagian otak lainnya, seperti korteks prefrontal medial yang berperan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, menjadi kurang aktif. Dampaknya adalah penurunan kemampuan untuk berpikir rasional.
Selama tidur, otak menghasilkan gelombang yang penting untuk mentransfer informasi memori dari hippocampus, pusat memori jangka panjang, ke korteks prefrontal yang menyimpan memori tersebut. Kurang tidur mengganggu proses ini sehingga mengurangi fungsi memori dan dapat menyebabkan kelupaan lebih mudah.
ADVERTISEMENT
Pemahaman tentang hubungan antara kurang tidur dan kesehatan mental sangat penting. Dengan memahami dampak insomnia pada fungsi otak dan kesehatan mental, individu dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kesehatan mental.
Kurang tidur atau insomnia memiliki hubungan yang kompleks dengan kesehatan mental. Dampak negatif dari kurang tidur terhadap kesehatan mental mencakup beberapa hal. Pertama, kurang tidur dapat mempengaruhi emosi seseorang.
Saat tidur kurang, komponen pada otak yang bernama amygdala aktivitasnya meningkat hingga 60%, yang berdampak pada kemampuan otak untuk mengendalikan emosi. Selain itu, kurang tidur juga dapat memperburuk kondisi depresi, entah sebagai pemicu atau karena kebiasaan kurang tidur itu sendiri.
Gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang dialami berbagai rentang usia baik dewasa maupun anak-anak, seringkali menunjukkan indikasi yang mirip dengan kurang tidur, seperti hiperaktivitas, kelelahan di siang hari, kesulitan konsentrasi, dan perubahan emosi yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kurang tidur juga dapat memperparah gangguan bipolar dengan memicu episode mania yang lebih intens, serta memperpanjang durasi tidur saat fase depresi.
Gangguan kecemasan juga dapat dipengaruhi oleh kurang tidur, karena kurangnya waktu tidur bisa memicu serangan panik dan munculnya mimpi buruk pada penderitanya, yang pada gilirannya juga mempengaruhi kemampuan dalam mengatur emosi.
Penggunaan berbagai jenis obat tidur sebagai upaya untuk mengatasi insomnia dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Beberapa orang mungkin menggunakan obat tidur dengan resep atau obat-obatan bebas untuk membantu frekuensinya agar membaik.
Tetapi untuk konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan dan toleransi terhadap obat tersebut semakin rendah. Akibatnya di saat tertentu obat tersebut tidak akan manjur sehingga pengonsumsi obat membutuhkan obat dengan dosis yang lebih tinggi, hal itu mampu menjadi penyebab meningkatnya resiko overdosis dan efek samping yang serius.
ADVERTISEMENT
Dampak negatif insomnia terhadap kesehatan mental memperkuat urgensi agar dapat mengambil metode yang tepat supaya insomnia dapat diatasi dengan tepat.
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tidur serta mengurangi dampak negatif insomnia terhadap kesehatan mental.
Selain menjaga rutinitas tidur yang sehat, penting juga untuk menciptakan tempat dan suasana tidur yang nyaman dan menenangkan.
Direkomendasikan agar kamar dalam kondisi gelap, hening, dan temperatur ruangan yang nyaman. Hindari penggunaan perangkat elektronik seperti telepon genggam atau laptop sebelum tidur, hal itu disebabkan karena cahaya biru yang dipancarkan dapat mengganggu produksi hormon tidur.
Rekomendasi umum dari para ahli menunjukkan bahwa dewasa fase awal (18-25 tahun) dan dewasa akhir (26-64 tahun) membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan mental dan fisik yang optimal.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan kualitas tidur, beberapa aktivitas dapat dilakukan, seperti mandi dengan air hangat 90 menit sebelum tidur untuk merilekskan tubuh, menghindari cahaya biru dari layar gadget yang mampu mengganggu produksi hormon melatonin (hormon pengatur ritme tidur), menulis jurnal untuk mengeluarkan emosi sebelum tidur, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol beberapa pada jam istirahat sebelum tidur, serta menjaga jadwal tidur yang konsisten.
Jika mengalami insomnia yang berkepanjangan dan mengganggu kesehatan mental anda, penting untuk mencari bantuan medis/tenaga profesional agar mereka dapat mengevaluasi kondisi tidur, mendiagnosis, dan merekomendasikan pengobatan yang sesuai.
Pengobatan untuk insomnia dapat meliputi terapi perilaku kognitif, terapi tidur, atau penggunaan obat-obatan tidur dalam kasus yang lebih parah.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda, dan apa yang bisa diterapkan bagi satu orang mungkin tidak berlaku untuk orang lain. Penting untuk mencari solusi yang paling cocok untuk anda secara individu.
ADVERTISEMENT
Dengan menjaga tidur yang cukup dan berkualitas, anda dapat memulihkan kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan. Jika anda mengalami kesulitan tidur atau insomnia, jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan yang anda butuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.