Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Pernah membayangkan hidup tanpa gadget? Hampir semua orang, bahkan anak-anak, kini menggunakannya. Entah untuk kepentingan komunikasi, bisnis, memotret, mendengar musik, atau sekadar nge-game dan gaya-gayaan --atau bahkan kombinasi semuanya.
ADVERTISEMENT
Ituah hebatnya gadget --peranti elektronik mekanik dengan fungsi praktis. Dia bisa melakukan segalanya, atau setidaknya mempermudah hidupmu. Sampai-sampai banyak di antara kamu yang merasa setengah nyawamu ada pada gadget.
Coba saja bagaimana reaksimu jika ponselmu ketinggalan? Wajah jadi pucat, hati resah, dan sumpah serapah langsung terbit.
“Waduh, bagaimana kalau ada klien penting menghubungi?” atau “Sial, gak bisa dengerin lagu favorit!” atau berseru “Yaa, gak bisa selfie padahal ada tamu penting di kampus/kantor.”
Ponsel bukan satu-satunya gadget, dan itu makin membuatmu bergantung pada mereka. Mulai tablet, flashdisk, laptop, sampai iPod. Mereka ada di sekitarmu.
Nah, tak perlu menampik segala kenyamanan yang diberikan gadget pada kita. Inilah hidup pada masa kini! Gadget adalah keniscayaan. Alat hasil inovasi manusia, yang pada akhirnya menopang produktivitas manusia --untuk menghasilkan teknologi yang makin canggih.
ADVERTISEMENT
Dari manusia untuk manusia. Ini bukan bentuk kemanjaan, tapi kemajuan. Setuju?
Soal inovasi teknologi, salah satu yang laju bergerak adalah komunitasi digital. Hanya perlu dua dekade untuk membuat Kantor Pos jadi terkesan begitu kuno.
Sejarawan dari Universitas California, Berkeley, Marshall T. Poe dalam bukunya, History of Communication, mengatakan manusia menggandrungi sebuah media yang cepat, menumbuhkan jejaring perkawanan, sekaligus membuka cakrawala baru.
Dalam hal ini, media komunikasi masa lalu manusia (baca: surat) bersifat amat monolog --cenderung searah dan tidak memungkinkan berjejaring karena hanya berlangsung antara dua pihak.
Buat kamu yang berusia paruh baya, zaman surat-menyurat begitu asyik, mungkin tampak belum lama berlalu. Saat itu, peran Pak Pos begitu penting dan dinanti.
ADVERTISEMENT
Dia bisa membuat hari mendungmu jadi cerah seketika --terutama kalau di kantung tasnya yang besar tersimpan surat dari kekasihmu untuk diantarkan.
Surat-menyurat kini bak nostalgia --kenangan manis pada masa silam.
Layanan pos telah ada sejak berabad-abad lalu, dan disebut Poe sebagai penanda manusia pada abad 19.
Saat itu, begitu sulit memangkas jarak (dan waktu) untuk berkomunikasi. Butuh proses untuk mengantarkan pesan yang perlu banyak orang, sambung-menyambung, sebagai medium.
Pada satu titik, manusia jengah dengan proses yang tak efisien tersebut, dan karenanya roda inovasi di dunia komunikasi terus bergerak.
Internet muncul, dan kecepatan komunikasi antarindividu makin meningkat, hingga kini dalam hitungan detik. (Bayangkan, kalau lewat surat, mesti berapa hari sampai ke rumahmu?)
ADVERTISEMENT
Telekomunikasi menantang kedigdayaan pos pada pertengahan 1990-an. Secara harfiah, telekomunikasi memiliki arti: komunikasi jarak jauh melalui kawat (telegraf, telepon) dan radio.
Tahun 1995, masyarakatIndonesia dikenalkan pada teknologi 2G --generasi kedua telepon seluler. 2G menggunakan teknologi komunikasi GSM yang bersifat digital, tak seperti pendahulunya, IG, yang memakai sistem analog.
Tak perlu waktu lama untuk membuat telepon seluler atau ponsel dilirik banyak orang karena kepraktisannya. Komunikasi jadi begitu cepat dengan telepon ringan di genggamanmu.
Dunia telekomunikasi tak berhenti di GSM. Tahun 2006, Indonesia mengenal jaringan 3G. Layanan ini membuka kemungkinan komunikasi cara baru lewat tatap muka melalui video call.
Belum sempat menghela napas karena terbuai kecepatan 3G, enam tahun berselang publik Indonesia berkenalan dengan teknologi telepon seluler generasi keempat.
ADVERTISEMENT
Layanan telekomunikasi 4G diluncurkan tahun 2014. Membuat surat --yang disusun dengan romantika menulis lewat proses pemikiran panjang-- tinggal kenangan.
Infrastruktur yang makin baik memperkuat hegemoni internet. Jagat maya merangkum seluruh peran telepon, televisi, koran, hingga jasa layanan pos, dan menyajikannya secara cepat.
Pertumbuhan pengguna internet di generasi 4G meningkat drastis. Tahun 2016 jadi mula momentum kejayaan dunia digital.
Data eMarketer menunjukkan, 69,4 juta orang telah memegang smartphone. Sementara data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) memperlihatkan, pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta orang.
Kebutuhan orang akan internet ikut memicu ambisi pengembangan teknologi. Berbagai perusahaan telekomunikasi bersiap meluncurkan generasi ke-5 ponsel. Manusia akan memiliki media komunikasi yang makin real time.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Poe, komunikasi manusia bukan semata-mata tentang media yang kian canggih dan memudahkan.
“Media komunikasi modern telah memperbaiki kehidupan material manusia, namun sisi yang bersamaan juga mencabut aspek spiritual yang ada dalam diri manusia,” ujarnya.
Apa kamu sependapat?
Sampai di mana surat kamu? Cek di sini