Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mahasiswi Indonesia Diminta Buka Jilbab di Bandara Italia
11 April 2017 7:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang pelajar perempuan Indonesia mengalami kejadian tak menyenangkan di Bandara Ciampino Roma, Italia. Ia dilarang memasuki area keamanan bandara dan diminta melepas jilbabnya.
ADVERTISEMENT
Aghnia Adzkia, eks jurnalis CNN Indonesia yang kini menempuh studi master Digital Journalism di Goldsmiths, University of London, mengalami peristiwa pahit itu saat hendak mengambil penerbangan kembali ke London usai berlibur lima hari di Italia, Minggu (9/4).
Kejadian itu dibagikan oleh Aghnia lewat akun Facebook-nya. Ia merasa kaget ketika petugas keamanan bandara memintanya melepas jilbab usai melewati metal detector.
"Petugas keamanan bandara Italia di Roma Ciampino meminta saya melepas jilbab untuk pengecekan keamanan saat saya tengah bersiap terbang menuju London pada hari Minggu," ujar Aghnia pada laman Facebook-nya.
Ketika Aghnia bertanya kenapa ia harus melepas jilbab, dan meminta petugas bandara untuk menunjukkan aturan hukum terkait itu, petugas memintanya ikut ke private room dan menunjukkan tulisan berbahasa Italia dalam selembar kertas --yang menurut si petugas, berisi aturan soal pengecekan untuk penumpang yang mengenakan jilbab.
ADVERTISEMENT
Aghnia yang tak bisa berbahasa Italia kemudian meminta diberi kesempatan untuk menghubungi temannya di Italia, untuk mengartikan tulisan berbahasa Italia itu ke dalam bahasa Inggris. Namun permintaan Aghnia ditolak dan dia dibawa keluar dari area keamanan bandara.
"Saya tidak mempercayainya, kecuali mereka menunjukkan dasar hukum atau dokumen legal yang bisa membuktikan tindakan mereka," ujar Aghnia.
Pada akun Facebook-nya, Aghnia juga melampirkan video perdebatan yang terjadi antara dia dan petugas bandara di depan area keamanan bandara. Dalam video tersebut, tampak Aghnia terus meminta petugas bandara untuk menunjukkan peraturan yang berlaku.
Suasana menegang setelah petugas tersebut kehilangan kesabaran. Ia membentak Aghnia ketika mahasiswi itu hendak menyentuhnya.
"Anda tidak bisa menyentuh saya," kata petugas perempuan itu.
ADVERTISEMENT
"Kenapa? Apakah saya tidak aman?" kata Aghnia.
Petugas itu kemudian menjawab dengan nada tinggi. "Karena anda tidak aman. Menurut kami, anda dapat menyembunyikan sesuatu di rambut anda. Jika anda tidak membukanya, kami tidak akan tahu apa yang ada di dalam jilbab tersebut. Anda tidak aman."
Petugas berkukuh membawa Aghnia ke ruang pemeriksaan privat, di mana dia dapat membuka jilbabnya di hadapan petugas perempuan saja. Namun Aghnia tetap menolaknya sepanjang ia tak diberi tahu aturan yang melandasi tindakan tersebut.
"Buat saya, ini bukan soal saya menunjukkan kepala atau rambut saya (sekalipun itu di depan perempuan). Lebih dari sekadar itu, ini tentang hak dan martabat manusia," ujarnya.
Aghnia kemudian memutuskan untuk mengambil penerbangan ke London lewat titik keberangkatan lain di Italia, yaitu Bandara Fiumicino.
ADVERTISEMENT
Di sana, ia kembali mendapat perlakuan serupa. Kali itu Aghnia memutuskan untuk menuruti permintaan petugas dan membuka hijabnya guna diperiksa.
"Kali ini saya setuju untuk membuka jilbab karena saya ingin membuktikan kepada mereka bahwa saya tidak menyembunyikan apapun dan saya bukan teroris," ucap Aghnia.
Namun kemudian Aghnia melihat bahwa aturan tersebut bias. Sebab dua biarawati dibiarkan melewati pengecekan keamanan bandara tanpa diminta membuka penutup kepala mereka.
"Apakah ini yang disebut penanganan adil dan rasa hormat? Di manakah hak asasi saya sebagai manusia?" kata dia.
"Saya menyukai liburan saya di Roma, menjumpai orang-orang di sana sangat ramah. Saya hanya tak setuju dengan cara petugas bandara memperlakukan saya sebagai muslim perempuan yang mengenakan hijab," ujar Aghnia.
Updates
ADVERTISEMENT