Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gen Z, Self Love dan Suicide.
23 Januari 2020 1:06 WIB
Tulisan dari Arka Ardhyansah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa hari belakangan di media sosial geger dengan Kematian salah satu seorang siswi SMP di Jabodetabek yang loncat dari lantai Sekolahnya diduga karena kasus Bully yang menimpanya, lantas apakah Generasi Z yang lahir di era 2000an memiliki tekanan yang begitu berat dalam Hidupnya? Sehingga banyak sekali kasus yang dikatakan karena latar belakangnya yang seringkali di Bully hingga menjadi depresi lalu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Kebanyakan Gen Z dalam sudut pandang kebanyakan orang, terutama di jagad Twitter, banyak yang haus akan perhatian contohnya dengan melukai dirinya sendiri atau cutting area lengan nya yang kemudian di foto lalu ia unggah menjadi sebuah thread ataupun ia kirimnkan di base alter yang akan menuai ragam kritik, saran, semangat atau bahkan beragam komentar yang tak harusnya ada.
ADVERTISEMENT
Entah apa tujuan pastinya menyakiti dirinya dengan keinginan mendapat perhatian yang banyak dari dunia maya, karena itu yang dia bisa, sedangkan dalam dunia nyata ia bahkan tak diperhatikan atau selalu menjadi pusat perhatian yang berlebihan, jadi kasus bunuh diri bukan karena orang itu no life yang mana biasa dikaitkan dengan penikmat manga Jepang ataupun anime yang menghabiskan hari-harinya dengan menutup diri dari dunia luar.
Kejadian ini juga bisa menimpa kalangan yang sering mendapat spotlight dalam hidupnya, karena ia bingung harus percaya terhadap siapa, tak jarang orang hanya melihat tampilan luar dari seseorang, 'Wah anak ini cakep bener, pasti hidupnya enak.' stereotip seperti ini yang harusnya kita hindari karena sebagai sesama manusia kita nggak pernah tahu apa yang orang lain lalui dalam hidupnya.
Ragam kejadian bunuh diri ini saling terkait dengan self-love yaitu cara bersyukur yang sederhana dengan mencintai diri kita sebagaimana orang lain lakukan untuk bertahan dalam menjalani hidupnya, naasnya tak semua orang mampu untuk menyembunyikan luka yang begitu menyakitkan, lantas bagaimana?
ADVERTISEMENT
Ada yang memilih suicide dan memikirkan efek lain yang terpenting rasa sakit yang dia alami di dunia ini hilang, dan yang lain berjuang sekuat tenaga dengan melemparkan senyum getir seolah ia kuat namun dalam sunyi malam sebagian orang ini melakukan self-harm atau menyakiti dirinya dengan cara cutting, memukul kepalanya atau beragam hal yang kadang berujung membuatnya menangis, tak banyak yang tau apa yang dilalui pejuang mental breakdown dalam menjalani kehidupan nya.
Terkadang perkataan atau bahasa verbal memang begitu sangat menyakitkan, jangan biasakan mengomentari kehidupan orang lain bila tak mengenalnya secara dekat, walaupun dekat sekalipun tak menjadikan itu alasan sebagai bahan untuk kamu menilai seseorang, simpan untuk dirimu sendiri dan tak perlu menggunjingkan nya di khalayak umum sampai semua orang tahu aib dari orang yang tak kamu sukai.
ADVERTISEMENT
Hal-hal yang membuat banyak orang berpikir wajar, memaklumi lantas ternyata menjadi boomerang yang mengakibatkan orang terutama kaum hawa pada khususnya melakukan self-harm karena merasa insecure dengan keadaan mereka sekarang sebenarnya hal ini tak hanya dirasakan kaum Gen Z, bahkan Millenials pun masih mengalami tekanan dari lingkungan hidupnya, maka tak jarang kita temui orang saling tak peduli satu sama lain atau dingin karena tak mau terlibat pertikaian kecil yang dibesar-besarkan.
Lalu dari sekian cerita ngalor-ngidul yang sudah kalian baca ini, pasti kalian bertanya-tanya.
Hubungannya apa Generasi Z, Suicide dan Self-Love?
Sederhana, sebagian Generasi Z yang melakukan bunuh diri tak lagi mampu mencintai dirinya karena orang disekitarnya yang sama sekali tak peduli dengan dirinya bahkan kondisinya, pelarian mereka yang mengalami hal Mental Breakdown ini ya ke sosial media, di sana mereka mendapatkan apa yang selama ini tak mereka dapatkan di dunia nyata, kalau kamu punya teman yang mengalami hal ini jangan lakukan beragam motivasi tak berguna, saran atau apapun, cukup temani dia, dukung dia, dan berikan dunia baru, semangat baru, karena kata motivasi mu tak ampuh untuknya, jadikan ia teman dan selamatkan dia dari keinginan menyudahi hidup, berikan ia alasan untuk tinggal dan merasakan bahagia yang selama ini tak pernah ia rasakan sebelum nya.
ADVERTISEMENT