6 Jenis Cedera Olahraga beserta Penyebab dan Cara Mencegahnya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
31 Mei 2022 14:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi olahraga. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi olahraga. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Olahraga terbukti banyak manfaat terhadap kesehatan. Namun, kegiatan tersebut tetap dapat menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan, termasuk cedera. Ada banyak jenis cedera olahraga yang dapat dialami oleh siapa saja, terlebih para atlet.
ADVERTISEMENT
Bagi atlet, cedera adalah masalah yang serius selama proses latihan dan bertanding karena berdampak terhadap gangguan pada aktivitas olahraga dan latihan. Cedera olahraga yang dialami seorang atlet tidak hanya akan mempengaruhi performanya di lapangan, tetapi juga akan mempengaruhi prestasinya.
Atlet pun dapat kehilangan kesempatan untuk mengikuti kompetisi akibat cedera olahraga yang dialaminya. Pasalnya, atlet tersebut akan kehilangan waktunya berlatih atau bertanding sekitar 3-6 bulan akibat cedera.
Maka dari itu, cedera olahraga ini termasuk ke dalam masalah kesehatan serius yang membutuhkan penanganan yang tepat dan tuntas karena dapat terjadi berulang, menimbulkan kecacatan, dan bahkan kematian.
Cedera olahraga ini dapat terjadi pada hampir semua bagian tubuh, tapi umumnya melibatkan otot, tulang, dan jaringan. Artikel di bawah ini akan membahas lebih lengkap mengenai jenis-jenis cedera olahraga beserta penyebab dan cara mencegahnya.
ADVERTISEMENT

Jenis Cedera Olahraga dan Penyebabnya

Ilustrasi olahraga. Foto: Pixabay
Menurut Bhardwaj dalam buku Cedera Olahraga karya Yusni, cedera olahraga adalah suatu bentuk terjadinya kerusakan pada jaringan, baik yang timbul secara langsung maupun tidak langsung, akibat dari frekuensi dan atau intensitas olahraga yang tidak sesuai, sehingga membutuhkan penanganan medis.
Cedera olahraga dapat terjadi pada semua kelompok usia dan berbagai jenis cabang olahraga (olahragawan, atlet, dan siapa pun yang melakukan olahraga). Cedera olahraga yang timbul dapat bersifat ringan sampai berat tergantung dari daerah ataupun bentuk cedera yang dialami.
Cedera olahraga dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi ini timbul sebagai akibat dari aktivitas olahraga yang dilakukan tanpa memperhatikan teknik yang benar dan tingkat kemampuan fisik seseorang.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Implementasi Ilmu Keolahragaan dalam Perkembangan Olahraga Disabilitas Indonesia karya Arimbi, Poppy Elisano Arfanda, Lita Puspita, dan Wahyana Mujari Wahid dan beberapa sumber lainnya, cedera olahraga yang paling sering terjadi, di antaranya:
Ilustrasi olahraga. Foto: Pixabay

1. Cedera lutut

Sebuah studi kesehatan dan penelitian dari Harmet et al menyebutkan bahwa lutut merupakan lokasi cedera olahraga paling umum yang dapat menimpa siapa saja, terlebih para atlet. Jenis cedera lutut akibat olahraga yang paling umum adalah sprain atau keseleo.
Sprain adalah cedera akibat terjadinya sobekan pada ligmen atau jaringan ikat lutut. Robekan yang terjadi pada sebagian atau seluruh ligamen dapat mengakibatkan rasa nyeri, bengkak, memar, hingga kehilangan fungsinya.
Dalam olahraga, sprain bisa disebabkan oleh trauma langsung pada sendi, seperti tackle. Sprain juga dapat terjadi secara tidak langsung, yakni akibat gerakan memutar atau jatuh tanpa adanya pukulan atau tabrakan dengan lawan main.
ADVERTISEMENT

2. Cedera engkel

Merujuk buku Pembelajaran PJOK Anak Sekolah Dasar oleh Dr. Samsul Azhar, M.Pd., dkk, cedera engkel terjadi karena ikatan ligamen, yakni urat yang mengikat tulang, mengalami suatu peregangan yang sangat parah, seperti putus atau robek dan dislokasi pada tulang.
Peregangan tersebut biasanya dapat terjadi sangat keras, sehingga membuat otot ligamen menjadi terkilir. Adapun beberapa kejadian dalam olahraga yang dapat menyebabkan seseorang mengalami cedera engkel, yaitu:

3. Cedera otot

Cedera otot atau biasa disebut juga dengan otot tertarik (kram) adalah saat di mana otot-otot serta tendon tertarik secara berlebihan akibat tekanan besar yang disebabkan oleh aktivitas fisik berulang.
ADVERTISEMENT
Umumnya, cedera otot ketika berolahraga dapat terjadi karena kurang pemanasan sebelum melakukan aktivitas fisik, badan dalam kondisi tidak fit, kelelahan dan keletihan, mengangkat benda berat dalam posisi yang tidak tepat, tergelincir, atau kehilangan pijakan usai melompat.
Ilustrasi olahraga. Foto: Pixabay

4. Cedera Hamstring

Cedera hamstring umumnya dialami oleh atlet yang melakukan olahraga berat seperti pelari, sprinter, pemain sepak bola atau basket. Ini merupakan cedera yang terjadi pada ligamen atau kapsul sendi dalam bentuk regangan berputar atau robek.
Seseorang yang sedang berolahraga kemudian mengalami cedera hamstring biasanya melakukan teknik latihan yang salah, gerakan berputar, olahraga di area yang tidak rata, pendaratan atau jatuh pada posisi yang tidak tepat.

5. Cedera Tulang Belakang

Menurut Corke dalam Buku Modul Daftar Penyakit Kepaniteraan Klinik : SMF Neurologi oleh Imran dan Ika Marlia, terdapat beberapa klasifikasi dari cedera tulang belakang atau medulla spinalis, yakni:
ADVERTISEMENT

6. Cedera kepala ringan

Cedera kepala ringan ketika sedang olahraga biasanya dapat terjadi karena adanya benturan atau pukulan langsung di kepala. Hal ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan fungsi otak untuk sementara.

Pencegahan Cedera Olahraga

Ilustrasi olahraga. Foto: Pixabay
Tujuan dari melakukan pencegahan cedera olahraga adalah agar tubuh bisa merasakan manfaat dari berolahraga. Mengutip buku Cedera Olahraga oleh Yusni, berikut ini langkah-langkah untuk mencegah cedera ketika olahraga:
ADVERTISEMENT

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer ini bertujuan untuk mencegah terjadinya cedera olahraga. Bentuk dari tindakan pencegahan primer tehadap cedera olahraga, adalah:

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah efek lanjut dari cedera olahraga, seperti infeksi. Ini dilakukan dengan mendeteksi sedini mungkin penyebab cedera, seperti usia, pengalaman berkompetisi, kelelahan dan overtraining perlu diperhitungkan selama pelatihan dan kompetisi, serta faktor psikologis (kurangi atau kendalikan situasi-situasi yang berpotensi membuat stres bagi olahragawan).

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah pencegahan yang dilakukan untuk menghindari komplikasi pasca cedera. Tindakan pencegahan tersier dapat berupa mengatur dan mengurangi ketidak seimbangan mekanis, artikular, otot, tendon dan ligamen pada olahragawan pasca cedera. Memberikan waktu pemulihan cedera yang cukup dan sesuai dengan derajat kerusakan organnya.
Ilustrasi olahraga. Foto: Pixabay
Masih mengutip buku Cedera Olahraga karya Yusni, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera olahraga pada anak, yakni sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
(NDA)