Konten dari Pengguna

5 Cara Meredakan Masuk Angin dengan Obat Alami

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
5 Juli 2022 11:10 WIB
Β·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang mengalami gejala masuk angin. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang mengalami gejala masuk angin. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Istilah masuk angin sering kali digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika merasa sakit kepala, demam, meriang, mual, dan perut kembung. Ada pun cara meredakan masuk angin yang juga kerap dilakukan masyarakat Indonesia adalah dengan kerikan.
ADVERTISEMENT
Namun sebenarnya, dalam dunia medis, masuk angin bukanlah istilah yang tepat untuk menggambarkan suatu penyakit. Selain itu, kerikan juga bukan cara yang dianjurkan dokter untuk meredakan masuk angin.
Dr. Anies MKes PKK menerangkan dalam buku Seri Kesehatan Umum: Pencegahan Dini Gangguan Kesehatan, istilah masuk angin sebenarnya merujuk pada sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh gangguan pada sistem tubuh manusia.
Sistem tubuh yang terganggu umumnya adalah sistem pencernaan, sistem pernapasan, serta sistem peredaran darah dan jantung. Ada kalanya gangguan itu mengenai satu sistem saja, meskipun bisa mengenai lebih dari satu sistem.
Penyakit tersebut bisa saja terjadi karena seseorang mengonsumsi bahan makanan yang menimbulkan gas, misalnya kubis maupun kacang. Akibatnya, timbul rasa tak enak yang disebabkan oleh penumpukan gas pada lambung atau biasa disebut "masuk angin".
ADVERTISEMENT

Gejala Masuk Angin Seperti Apa?

Gejala masuk angin yang kerap dialami sebenarnya mirip seperti common cold atau batuk pilek, yang disebabkan oleh infeksi virus. Gejala masuk angin di antaranya dapat berupa:
Gejala masuk angin tersebut dapat terjadi ketika daya tahan tubuh menurun, sehingga infeksi virus ataupun bakteri lebih mudah menyerang. Misalnya saat sedang pergantian musim, sehingga sistem imun tubuh pun menurun.
Selain gejalanya yang mirip common cold, masuk angin juga bisa ditandai dengan timbulnya gangguan pencernaan, seperti mual dan perut kembung. Gejala-gejala tersebut biasanya dapat mereda dalam beberapa hari dengan menjalani perawatan rumahan.

Bagaimana Cara Mengatasi Masuk Angin?

Ilustrasi seseorang mengalami gejala masuk angin. Foto: Pixabay
Tidak sedikit masyarakat Indonesia mengatasi masuk angin dengan kerokan atau kerikan. Mengutip buku Menakluklan Pembunuh No.1 oleh Dr. A. Fauzi Yahya, dan FIHA, kerikan adalah menggoreskan uang logam pada punggung dan dada hingga meninggalkan bekas berwarna kemerahan dan berpola seperti tulang sirip ikan.
ADVERTISEMENT
Konon, bekas goresan yang berwarna lebih merah sampai kehitaman adalah pertanda banyaknya angin yang masuk ke tubuh. Ada pun jika penderita bersendawa ketika dikerik atau saat digosok, angin dianggap sudah berhasil keluar dari tubuh.
Meski bukanlah cara yang dianjurkan, kerikan boleh saja dilakukan apabila penderita memang hanya mengalami mialga (istilah medis untuk pegal-pegal di tubuh). Selain itu, cara lain yang juga dipercaya dapat menyembuhkan masuk angin adalah dengan mengonsumsi obat-obatan alami.
Lantas, apa obat masuk angin yang alami? Berikut beberapa obat-obatan alami yang dipercaya dapat mengatasi masuk angin dan dapat dibuat sendiri di rumah, seperti dihimpun dari beragam sumber.

1. Jahe

Menurut Srinivasan dalam buku Eksplorasi Ilmiah Jahe Sebagai Obat Tradisional dari Sisi Agama, Kesehatan, dan Ekonomi karya Dr. Apt. Asni Amin, M.Farm., Apt. Risda Waris, S. Farm., M.Sc., jahe dapat digunakan sebagai obat sakit kepala, masuk angin, dan penambah nafsu makan (stimulansia).
ADVERTISEMENT
Produk-produk dari jahe seperti teh jahe kerap digunakan sebagai karminatif dan mengobati demam, di China digunakan sebagai tonik. Di Inggris, jahe ditambahkan pada bir untuk mengobati diare, mual dan muntah.
Ekstrak jahe dicampur dengan asiatikosida dari pegangan dapat mengurangi selulit. Jahe juga dikenal sebagai antioksidan yang mampu membantu menetralisir radikal bebas dan dapat menghambat kolagenase elastisitas pada kulit sehingga dapat digunakan sebagai antiselulit.
Kandungan senyawa aktif jahe dari kelompok flavonoid dan polifenol diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan yang tinggi. Senyawa B-elemene dalam jahe juga dilaporkan memiliki aktivitas antikanker dengan memicu apoptosis dari sel kanker paru paru.
Konsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat tradisional juga mampu mengobati diare dan meningkatkan daya tahan tubuh, melalui peningkatan respons sistem kekebalan atau imunitas sel terhadap mikroba patogen pangan atau virus yang masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT

2. Mahoni

Dikutip dari buku Sehat Alami dengan Herbal: 250 Tanaman Berkhasiat Obat terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama, mahoni adalah anggota suku Meliaceae yang memiliki nama ilmiah Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Tumbuhan ini berupa pohon tahunan yang tingginya 5-25m.
Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47-69 persen, daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan yang terkandung di sekitarnya. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur, barang-barang ukiran dan kerajinan tangan.
Kulitnya dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama kulit mahoni akan menjadi kuning dan tidak mudah luntur. Sementara itu, getah mahoni, yang disebut juga blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku lem, dan daun mahoni untuk pakan ternak.
Buahnya dapat melancarkan peredaran darah, mengurangi kolesterol, mengurangi rasa sakit, bertindak sebagai antioksidan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, dan menguatkan fungsi hati serta memperlambat proses pembekuan darah.
ADVERTISEMENT
Bijinya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes melitus), tidak nafsu makan, rematik, demam, masuk angin, eksim, meningkatkan energi, stamina dan daya tahan.
Ada pun cara mengonsumsinya untuk mengatasi masuk angin, yakni dengan mengambil 1 atau 2 sendok teh serbuk biji mahoni, lalu seduh dengan ΒΌ cangkir air panas, kemudian tambahkan 1 sendok madu. Konsumsi minuman ini 2-3 kali sehari.
Ilustrasi seseorang mengalami gejala masuk angin. Foto: Pixabay

3. Kencur

Menukil buku Ensiklopedia Obat-obatan Alami oleh Nur Cholis, kencur merupakan kerabat jahe-jahean (Gamilia zingiberaceae) yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak banyak air.
Tanaman ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, seperti masuk angin, diare, batuk, sakit kepala, dan masih banyak lagi. Untuk menyembuhkan masuk angin, cukup hancurkan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan campur dengan air serta garam secukupnya.
ADVERTISEMENT

4. Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) juga dapat menjadi obat alami masuk angin karena mengandung senyawa curcumin, yang merupakan bahan aktif efek anti-peradangan yang cukup kuat sehingga mampu mencegah berbagai penyakit.
Sementara itu, antioksidan curcumin dalam temulawak mampu memerangi radikal bebas sehingga dapat membuat seseorang terhindar dari berbagai penyakit kronis, termasuk kanker.
Tanaman ini cukup mudah ditemukan karena banyak dijual di pasaran dengan harga terjangkau. Jika tak ingin memarutnya, beli temulawak bubuk atau yang sudah diolah menjadi jamu atau obat-obatan.

5. Serai

Obat alami lain yang juga bisa mengatasi masuk angin adalah serai. Secara fisik, bentuk serai mirip dengan rumput, tapi memiliki ukuran yang lebih besar. Daunnya bertekstur kasar dan tajam pada bagian sampingnya.
Ketika daun disobek, wangi khas serai akan segera menyerebak. Sementara batangnya berwarna putih dan memiliki struktur yang tidak terlalu keras. Ini merupakan bagian yang kerap dijadikan bumbu dapur sekaligus obat mengatasi masuk angin.
ADVERTISEMENT
Teh yang dibuat dari campuran batang serai dan gula merah memiliki sifat menghangatkan tubuh. Oleh karena itu, meminum teh serai dapat mengobati masuk angin, perut kembung dan gejala lain yang menyertainya.
(NDA)