Konten dari Pengguna

5 Dampak Anak Tidak Imunisasi yang Perlu Diketahui Orang Tua

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
10 Juni 2025 10:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi imunisasi. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi imunisasi. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia melalui program imunisasi nasional telah menyediakan vaksin dasar secara gratis di fasilitas kesehatan. Namun, masih ada sebagian orang tua yang ragu atau bahkan menolak memberikan imunisasi pada anaknya karena berbagai alasan.
ADVERTISEMENT
Padahal, dampak anak yang tidak imunisasi bisa cukup serius. Dampak tersebut bahkan tak hanya dirasakan anak itu sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya. Lalu, apa saja dampak yang bisa dialami anak jika tidak imunisasi?
Artikel ini akan membahas berbagai risiko dan konsekuensi jika anak tak menerima imunisasi, serta mengapa imunisasi penting bagi kesehatan masyarakat.

Dampak Anak Tidak Imunisasi

Ilustrasi imunisasi. Foto: Unsplash.com
Merujuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), imunisasi bekerja dengan cara memberikan vaksin yang mengandung antigen untuk merangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh (antibodi) anak terhadap penyakit tertentu.
Tanpa imunisasi, tubuh anak sangat rentan terhadap infeksi penyakit-penyakit tersebut. Dalam banyak kasus, hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.
Secara lebih rinci, berikut dampak anak tidak imunisasi yang perlu diketahui orang tua, berdasarkan informasi dari UNICEF Indonesia.
ADVERTISEMENT

1. Risiko Tertular Penyakit Berbahaya

Anak yang tidak diimunisasi berisiko lebih tinggi tertular penyakit menular seperti campak, polio, atau hepatitis. Penyakit ini tak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga bisa berujung pada komplikasi jangka panjang seperti kelumpuhan, gangguan pernapasan, hingga kematian.

2. Mengganggu Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)

Kekebalan kelompok terjadi saat sebagian besar populasi telah menerima imunisasi sehingga virus sulit menyebar. Jika terlalu banyak anak yang tidak diimunisasi, kekebalan kelompok akan melemah dan penyakit bisa menyebar kembali ke masyarakat luas.

3. Meningkatkan Angka Kematian Anak

Menurut data dari WHO, ribuan anak meninggal setiap tahun akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi. Tak memberikan vaksinasi berarti meningkatkan risiko anak mengalami komplikasi serius yang bisa berujung pada kematian.

4. Beban Finansial Keluarga dan Negara

Pengobatan untuk penyakit seperti campak berat, difteri, atau meningitis tak hanya mahal, tetapi juga memerlukan perawatan jangka panjang. Biaya ini bisa membebani keluarga dan sistem kesehatan nasional. Padahal, biaya imunisasi jauh lebih murah dibanding biaya pengobatan.
ADVERTISEMENT

5. Potensi Penularan ke Anak Lain yang Belum Bisa Divaksin

Beberapa anak tak dapat menerima vaksin karena kondisi medis tertentu, seperti gangguan kekebalan tubuh. Jika anak yang sehat tak divaksinasi, mereka bisa menjadi media penularan bagi kelompok rentan tersebut.

Mitos dan Fakta Seputar Imunisasi

Ilustrasi imunisasi. Foto: Unsplash.com
Masih banyak orang tua yang enggan mengimunisasi anaknya karena berbagai mitos. Berikut beberapa di antaranya.

1. Imunisasi Menyebabkan Autisme

Tak ada bukti ilmiah yang valid yang mendukung klaim ini. Penelitian yang menyebarkan klaim ini telah ditarik dan terbukti tak akurat.

2. Imunisasi Hanya Menguntungkan Perusahaan Farmasi

Berdasarkan fakta di lapangan, imunisasi adalah bagian dari program kesehatan global yang diawasi badan kesehatan dunia seperti WHO dan terbukti menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun.

3. Imunisasi Mengandung Bahan Berbahaya

Tak sedikit orang tua yang skeptis akan hal ini. Namun, pemerintah telah memastikan bahwa vaksin yang beredar telah melalui uji klinis dan pengawasan ketat untuk memastikan keamanannya.
ADVERTISEMENT
(NDA)