Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
6 Penyebab Hipotermia yang Penting Diketahui
22 Juni 2022 10:17 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh abnormal di bawah 35° C pada termometer rektal. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, khususnya bayi dan orang lanjut usia. Umumnya, penyebab hipotermia adalah akibat dari kontak dengan lingkungan yang dingin.
ADVERTISEMENT
Dalam proses menghangatkan tubuh, suhu panas biasanya akan keluar melalui kulit dengan cara radiasi dan pengeluarannya menjadi cepat ketika kulit terkena angin atau kelembaban.
Jika tubuh terpapar suhu dingin karena direndam dalam air dingin, kehilangan panas dapat terjadi 25 kali lebih cepat dibandingkan terus berada di lingkungan dengan suhu yang sama tanpa pakaian hangat.
Selain suhu dingin, ada juga beberapa penyebab hipotermia lainnya yang perlu diketahui. Apa saja itu? Simak uraian artikel di bawah ini untuk mengetahui informasi selengkapnya.
Penyebab Hipotermia
Biasanya, orang yang mengalami hipotermia tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami kondisi ini. Sebab, hipotermia bisa membuat penderitanya kebingungan, sehingga menghambat kemampuan untuk dapat berpikir dengan jernih.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting mengetahui penyebab hipotermia agar mencegah hal yang tidak diinginkan. Menghimpun situs Very Well Health dan beberapa sumber lainnya, berikut penyebab hipotermia:
1. Terpapar udara dan air dingin
Paparan udara dingin atau air dingin adalah penyebab terbesar hipotermia. Meski demikian, tidak perlu cuaca yang sangat dingin untuk menyebabkannya. Hal utama yang jadi penyebab hipotermia adalah seberapa rendah suhu tubuh yang dimiliki.
Jika cuaca tidak terlalu dingin, tubuh dapat mencegah hipotermia dengan menciptakan panasnya sendiri. Cara tubuh dalam menciptakan panas adalah dengan menggigil, meskipun ada proses metabolisme lain yang menggunakan lemak sehingga dapat menciptakan panas dan membantu menghindari hipotermia.
Pada kasus hipotermia ringan, seringnya tidak perlu sampai menghubungi dokter atau mengonsumsi obat tertentu. Hipotermia ringan biasanya dapat ditangani dengan masuk ke dalam tempat yang hangat.
ADVERTISEMENT
Namun, terkena sedikit angin atau air dapat memperburuk keadaan. Oleh sebab itu, angin dan hujan yang cukup lebat di daerah tropis juga dapat menjadi penyebab hipotermia.
2. Operasi
Ketika operasi, hipotermia dapat berkembang karena beberapa alasan. Pertama, pasien saat operasi bisa saja dalam keadaan telanjang dan tidak memiliki lebih dari satu atau dua selimut untuk menghangatkan mereka di ruangan yang sering kali lebih dingin daripada ruang lainnya.
Kedua, kulit mereka terbuka akibat proses bedah yang dilakukan. Perlu diketahui bahwa kulit bekerja sebagai insulasi permeabel untuk menjaga panas dalam tubuh.
Ketika kulit dibelah dan udara luar lebih dingin dari suhu tubuh, organ-organ dalam terpapar udara luar dan tubuh didinginkan dengan sangat cepat.
ADVERTISEMENT
3. Hipotermia terapeutik
Tidak semua penyebab hipotermia buruk. Hipotermia terapeutik adalah modalitas perawatan medis yang dimaksudkan untuk memperlambat metabolisme yang sebagian besar digunakan setelah resusitasi henti jantung.
4. Genetika
Lemak tubuh, khususnya lemak coklat, bertindak sebagai insulasi dan pembangkit panas. Tingkat lemak dalam tubuh ini biasanya ditentukan dari genetik.
Oleh karena itu, penduduk asli yang tinggal di iklim dingin pasti telah mengembangkan adaptasi terhadap cuaca dingin, sehingga tidak mudah terkena hipotermia.
Misalnya seperti adaptasi metabolik penduduk asli Amerika, di mana negaranya memiliki musim dingin setiap tahunnya. Tingkat metabolisme dan suhu inti tubuh dalam tubuh penduduk tersebut tentu lebih tinggi dibandingkan turis yang berasal dari negara beriklim tropis.
5. Memiliki masalah kesehatan tertentu
Pasien dengan gangguan metabolisme, seperti diabetes lebih rentan terhadap hipotermia daripada populasi lain. Demikian juga dengan beberapa pasien yang memiliki gangguan neurologis yang akan mengalami kesulitan dalam mengatur suhu inti tubuh.
ADVERTISEMENT
6. Alkohol
Penggunaan alkohol juga menjadi salah satu faktor risiko terbesar yang dapat menyebabkan hipotermia. Alkohol adalah vasodilator, artinya dapat membuka pembuluh darah perifer dan memungkinkan darah mengalir bebas ke permukaan kulit, sehingga risiko terkena hipotermia lebih besar.
Dengan kondisi tersebut, seseorang bisa saja berpikir bahwa alkohol membuat tubuhnya seolah-olah hangat, sehingga benda tersebut sering disebut-sebut sebagai obat mujarab melawan dingin.
Sayangnya, darah yang begitu dekat dengan permukaan memungkinkan lebih banyak panas untuk keluar dari aliran darah dan tubuh. Karena itu, orang yang mengonsumsi alkohol jauh lebih rentan terhadap hipotermia.
(NDA)