Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apakah Mandi Malam Bisa Menyebabkan Rematik? Ini Faktanya
13 Juni 2022 20:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah mendengar larangan mandi malam karena dapat menyebabkan rematik ? Aktivitas mandi malam biasanya dilakukan oleh para pekerja kantoran. Namun, apakah mandi malam bisa menyebabkan rematik? Atau larangan ini hanyalah mitos belaka?
ADVERTISEMENT
Tuntutan pekerjaan seperti pergi pagi-pulang malam sering kali memaksa seseorang tiba di rumah pada malam hari. Namun, agar badan tetap bersih dan nyaman saat beristirahat malam, rutinitas mandi sebelum tidur tetap ingin dijalankan.
Sebelum menjawab apakah mandi malam bisa menyebabkan rematik, ketahui terlebih dahulu tentang apa itu rematik. Rematik adalah gangguan kesehatan yang masuk dalam kelompok penyakit autoimun. Dalam kasus rematik, bagian yang lebih banyak diserang adalah persendian.
Sejauh ini, penyebab rematik masih belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit autoimun ini lebih banyak menyerang wanita dan pada rentang usia 20-40 tahun.
Semakin bertambah usia, risiko munculnya rematik pun ikut meningkat. Hal ini disebabkan oleh cairan pelumas sendi yang mulai berkurang produksinya, sehingga lebih memudahkan peradangan sendi.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, nyeri sendi karena rematik mungkin tidak terlalu mengganggu. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit tersebut dapat berkembang dan nyeri di persendian akan terasa semakin parah.
Mandi Malam Bisa Menyebabkan Rematik, Mitos atau Fakta?
Mengutip buku Fit and Fun Remaja 1: Kumpulan Konsultasi Kesehatan Remaja tulisan dr. Endika Rachmawati dkk., mandi malam bisa menyebabkan rematik adalah mitos belaka.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyakit rematik termasuk penyakit autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh yang dimiliki penderitanya, justru menyerang tubuh itu sendiri.
Namun, pada penderita rematik jenis tertentu, udara dingin dapat memperberat keluhan. Suhu dingin dapat mengakibatkan kapsul pada sendi menjadi mengkerut.
Sebagai upaya meminimalkan risiko rasa nyeri tak tertahankan, penderita rematik tidak dianjurkan untuk mandi di malam hari. Jika pun terpaksa mandi, pilih air hangat untuk menghindari rasa nyeri yang kambuh tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Seperti informasi yang tertuang dalam situs Medline Plus, dalam fenomena Raynaud (salah satu jenis penyakit rematik) terdapat reaksi berlebihan terhadap suhu yang dingin. Ini tentu berbeda dengan mandi malam yang diklaim menjadi penyebab rematik.
Dalam fenomena Raynaud, jika tangan atau tubuh terkena air dingin, terjadilah penyempitan abnormal pada arteri. Penyempitan pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah menurun yang menyebabkan jari-jari menjadi kebiru-biruan atau putih, menyakitkan, dan terasa sensasi geli.
Namun, jika jari-jari dihangatkan setelah itu, bukannya menjadi normal malah akan berubah menjadi merah-kehitaman. Reaksi yang sama dapat terlihat juga di jari kaki dan terkadang dapat dipicu oleh kondisi stres dan emosional.
Selain jenis Raynaud, tidak ada jenis penyakit rematik lainnya yang menyatakan bahwa air dingin atau panas dapat memengaruhi penyakit tersebut menjadi lebih parah.
ADVERTISEMENT
Justru menurut situs Arthritis Foundation, mandi air hangat merupakan salah satu cara terbaik untuk mengobati rasa sakit dan kekakuan akibat radang sendi. Pasalnya, panas dapat membantu meredakan inflamasi pada persendian yang menyebabkan gejala radang sendi.
Gejala Penyakit Rematik
Penyakit rematik timbul dengan gejala nyeri dan kekakuan sendi yang memburuk pada pagi hari, tepatnya setelah bangun tidur atau setelah duduk dalam waktu yang lama.
Kekakuan biasanya membaik dengan melakukan pergerakan. Perlu diketahui pula, gejala penyakit rematik ini cenderung hilang dan timbul.
Gejala rematik lainnya yang bisa dirasakan penderitanya, yaitu lelah, gatal pada mata dengan sensasi terbakar, bisul pada kaki, penurunan nafsu makan, kebal pada kulit telapak kaki dan kesemutan, sesak, demam, sendi memerah, nyeri, dan bengkak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, karena penyakit rematik termasuk ke dalam penyakit autoimun, organ tubuh lain pun dapat mengalami gangguan. Gangguan ini bisa menyerang bagian kulit, mata, jantung, dan ginjal.
(VIO)