Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Bahaya dan Cara Mencegah Penyakit Campak
20 Mei 2022 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan menerangkan dalam buku Pedoman Surveilans Campak-Rubela, campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Morbillivirus. Ini merupakan jenis virus yang masuk ke dalam golongan virus RNA.
Virus tersebut diketahui dapat bermutasi sekitar 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA. Pada penyakit campak, virus tersebut bisa menyebabkan gangguan pernapasan serta mengganggu sistem kekebalan tubuh seseorang.
“Rubella atau campak termasuk penyakit yg disebabkan virus. Awalnya gejalanya demam, nyeri tenggorok, ruam kulit. Kalau pada anak paling sering gejala diperberat ke sesak nafas dan infeksi jaringan paru. Kalau pada ibu hamil bisa keguguran,” ujar dokter umum Bonita Effendi, BMedSc seperti dikutip dari kumparanNews.
ADVERTISEMENT
Bahaya Penyakit Campak
Mengutip situs LIPI, penyakit yang diakibatkan virus RNA, termasuk campak, dapat menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderitanya saat batuk atau bersin. Tetesan virus RNA tersebut dapat bertahan di udara selama sekitar satu jam.
Selain itu, penularan juga bisa terjadi ketika seseorang menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang telah terkontaminasi virus campak. Penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, pneumonia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian.
Pada 2016, Indonesia termasuk ke dalam 10 negara yang memiliki jumlah kasus campak terbesar di dunia. Berdasarkan data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, dari 8.185 kasus campak, sebanyak 54 persen di antaranya karena tidak mendapat vaksin campak.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar masyarakat Indonesia yang mengalami kematian akibat penyakit campak mengidap berbagai komplikasi. Menurut laman Mayo Clinic, komplikasi campak dapat berupa peradangan pita suara, infeksi mata dan telinga, serta paru-paru basah.
Pada beberapa kasus lain, campak juga dapat mengakibatkan komplikasi berupa radang dan infeksi pada otak, hepatitis, serta gangguan pada sistem saraf dan jantung.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa komplikasi pada penyakit campak dapat terjadi bergantung pada usia dan kondisi predisposisi penderita, seperti usia muda, malnutrisi, dan kondisi yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Cara Mencegah Penyakit Campak
Setelah mengetahui gejala dan bahaya penyakit campak, maka sudah seharusnya memahami cara pencegahan penyakit campak. Kembali mengutip kumparanNews, cara mencegah paling utama adalah dengan melakukan vaksinasi campak.
ADVERTISEMENT
“Vaksin campak penting bagi semua orang, khususnya pada bayi. Karena saat lahir, tubuh belum memiliki pertahanan tubuh yang terbentuk untuk melawan virus. Jika belum tervaksin, maka bisa jadi manifestasinya (efek yg terjadi pada tubuh seperti ruam, demam, infeksi saluran nafas) lebih berat dibandingkan dengan yang sudah tervaksin,” ujar dokter Bonita pada kumparanNews.
Vaksin campak ini punya manfaat untuk mencegah parahnya manifestasi serangan virus di dalam tubuh. Vaksin campak yang direkomendasikan adalah vaksin MMR (measles mumps rubella). Ini merupakan vaksin hidup yang sudah dilemahkan.
Jadi, saat diberikan melalui suntikan, vaksin hidup yang sudah dilemahkan akan dianggap tubuh seperti "kuman" (antigen). Oleh karena itu, tubuh pun akan bereaksi dengan menghasilkan antibodi (pertahanan untuk melawan antigen).
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah aturan yang penting diketahui sebelum membawa anak untuk melakukan vaksin. Pastikan bahwa anak dalam keadaan sehat dan para orang tua harus ingat riwayat vaksin yang pernah diberikan.
Vaksin campak dapat diberikan pada anak usia 9 bulan, dan nantinya perlu diulang kembali pada saat memasuki usia 18 bulan. Vaksin booster juga harus kembali diberikan ketika anak telah berusia 6 tahun.
Apabila memakai vaksin MMR, maka bisa diberikan dua kali pada anak usia 15 bulan dan 5 tahun. Biasanya, anak usia 15 bulan yang sudah divaksin MMR tidak perlu lagi memberikan vaksin serupa pada saat anak mencapai usia 18 bulan. Vaksin MMR sendiri biasanya bisa langsung menangani campak dan gondongan.
ADVERTISEMENT
(NDA)