Penyakit Campak pada Orang Dewasa: Gejala, Cara Mengobati dan Mencegahnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
3 Februari 2022 11:31 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penyakit campak pada orang dewasa. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyakit campak pada orang dewasa. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Penyakit campak pada orang dewasa dapat terjadi jika seseorang belum pernah divaksin campak sebelumnya. Selain itu, penyakit ini juga dapat terjadi pada seseorang yang belum pernah terkena campak.
ADVERTISEMENT
Penyakit menular ini tidak bisa dianggap remeh karena campak dapat mengakibatkan komplikasi penyakit yang menyerang anggota tubuh secara menyeluruh. Oleh karena itu, penderita perlu berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala-gejala campak.

Penyakit Campak

Ilustrasi penyakit campak disebabkan oleh virus. Foto: Pixabay.com
Menurut buku Pedoman Surveilans Campak-Rubela yang disusun oleh Kementerian Kesehatan, campak merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus dan bisa mengakibatkan kematian.
Penyebab penyakit campak pada tubuh manusia ialah Morbillivirus yang merupakan virus RNA. Virus tersebut akan menyerang anak-anak dan orang dewasa yang belum pernah divaksin, sehingga tidak kebal terhadap virus.
Umumnya, seseorang yang terkena campak akan mengalami gejala, seperti demam, batuk, dan pilek. Jika penyakit campak tidak diobati, hal itu dapat menyebabkan komplikasi penyakit dalam tubuh, seperti infeksi telinga.
ADVERTISEMENT
Masa inkubasi penyakit campak adalah 10-12 hari. Jika dibuat rata-rata, masa inkubasi virus penyakit ini ialah 10 hari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada 2016 Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan jumlah kasus campak terbesar di dunia. Sebagian besar kematian akibat campak disebabkan oleh komplikasi, di antaranya diare, pneumonia, dan radang otak (ensefalitis).
Lalu, jika ibu hamil kena cacar air dan campak, bahaya tidak, ya?
Melansir kumparanMOM, campak yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran spontan. Selain itu campak juga akan berdampak pada kelainan janin yang dapat meliputi kelainan mata, saraf, dan gangguan pembentukan anggota gerak.

Penyebab Campak

Ilustrasi seseorang yang mengalami campak akibat terinfeksi virus. Foto: Pexels.com
Campak merupakan penyakit dengan penularan yang sangat cepat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit ini disebabkan oleh virus campak dari famili Paramyxovirus, genus Morbillivirus.
ADVERTISEMENT
Penularan dapat terjadi jika seseorang menghirup percikan air di udara dari bersin, batuk, atau ludah yang mengandung virus. Selain itu, menyentuh barang yang terkontaminasi virus juga bisa menyebabkan seseorang mengalami penyakit ini.
Dikutip dari Buku Pintar Penanggulangan Wabah Penyakit Dunia dan Nasional oleh Yanuar dan Winarni (2021: 41), virus penyebab penyakit campak dapat bertahan di udara dan di permukaan hingga lebih dari 2 jam lamanya.
Itulah sebabnya, jika menyentuh barang yang terkena percikan virus penyakit ini, lalu tidak sengaja mengucek mata, menempelkan tangan ke hidung atau mulut, maka Anda bisa ikut terinfeksi.
Lebih lanjut, penyakit campak juga dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi dari 4 hari sebelum timbulnya gejala sampai 4 hari setelah gejala sudah mulai mereda.
ADVERTISEMENT
Dalam kebanyakan kasus, penyakit campak yang tidak ditangani dengan baik dapat menjadi penyakit endemik yang menyebabkan banyak kematian, terutama di kalangan anak-anak yang kekurangan gizi.
Meski penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak, orang dewasa juga dapat terinfeksi virus ini apabila sebelumnya belum pernah terkena campak atau belum imunisasi. Jadi, siapa pun bisa terinfeksi virus campak ini, sehingga penting untuk selalu waspada dan berhati-hati.

Gejala Campak

Ilustrasi seseorang yang mengalami campak akan mengalami gejala sekitar 1-2 minggu setelah terinfeksi. Foto: Pexels.com
Gejala campak biasanya muncul sekitar 1-2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus. Dikutip dari National Health Service (NHS), gejala campak yang paling awal muncul antara lain:
Dua atau tiga hari setelah gejala awal campak muncul, biasanya menyusul gejala selanjutnya, yaitu bintik-bintik putih keabuan di mulut dan tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, muncul ruam berwarna merah kecokelatan yang diawali dari sekitar telinga, kepala, leher, dan menyebar ke seluruh tubuh.
Penting diperhatikan, ruam kulit tersebut muncul 7-14 hari setelah paparan dan dapat bertahan selama 4-10 hari. Sementara itu, demam tinggi akibat penyakit ini biasanya akan mulai turun pada hari ketiga setelah ruam muncul.
Secara garis besar, gejala penyakit campak bisa dibagi menjadi tiga fase, yaitu sebagai berikut:

1. Fase Pertama (Masa Inkubasi)

Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari setelah virus menginfeksi tubuh.
Pada fase ini, seseorang sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.

2. Fase Kedua (Masa Prodormal)

Pada fase ini, barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, demam, serta mata tampak kemerah-merahan dan berair. Apabila melihat sesuatu, mata akan silau.
ADVERTISEMENT
Di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih atau bercak kolpik yang akan bertahan selama 3-4 hari. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat Celsius.

3. Fase Akhir

Fase akhir ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tidak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki.
Warna bercaknya pun khas, yaitu merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Bercak-bercak merah ini dalam istilah medis disebut makulopapuler.
Berdasarkan buku Epidemiologi pada Kebidanan oleh Yanik Muyassaroh, dkk., (2023: 43), jika tidak terjadi komplikasi, dua hari setelah fase akhir biasanya demam akan turun dan ruam kulit mengalami hiperpigmentasi lalu mengelupas. Selanjutnya, penderita akan tampak sehat.
ADVERTISEMENT
Komplikasi yang sering terjadi pada kasus campak antara lain adalah konjungtivitis, bronkopneumonia, radang telinga tengah, dan peradangan otak.

Ciri-Ciri Campak pada Dewasa

Ilustrasi ciri-ciri campak pada dewasa. Foto: Freepik.com
Melansir situs Healthline, berikut ini ciri-ciri campak pada dewasa yang perlu Anda ketahui:

1. Demam, Batuk, dan Flu

Dalam kurun waktu 7-14 hari setelah terinfeksi campak, Anda akan mengalami gejala pertama. Gejala awal campak yang akan terasa, seperti flu, demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Sering kali mata juga akan menjadi merah dan berair.

2. Bintik-Bintik Kecil

Setelah itu, gejala penyakit campak yang dialami ialah timbulnya bintik-bintik kecil di dalam mulut dan pipi. Bintik-bintik tersebut biasa dikenal sebagai Koplik’s Spot dalam dunia medis.

3. Ruam di Seluruh Tubuh

Lebih lanjut, gejala campak akan menimbulkan ruam merah atau cokelat kemerahan yang menyebar ke seluruh tubuh seseorang. Mulai dari wajah, lalu turun ke leher, lengan, dan seluruh tubuh selama beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Jika tidak cepat diobati, ruam tersebut bisa menutupi seluruh tubuh karena terdapat benjolan yang timbul akibat ruam tersebut.

4. Ruam Menjadi Kerak

Bercak kemerahan yang terjadi akibat virus penyakit campak ini akan berubah menjadi kehitaman dan disertai kulit bersisik setelah 7-30 hari. Jika sampai mengalami gejala ini, Anda wajib berkonsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan medis.
Sifat penyakit campak yang menyerang anak-anak juga sama seperti orang dewasa. Gejala penyakit campak ini akan dialami oleh setiap orang tanpa mengenal usia.

Cara Mengobati Campak pada Dewasa dan Anak

Ilustrasi cara mengobati campak pada dewasa dan anak-anak. Foto: Shutterstock.com
Mengutip situs Healthline, secara khusus tak ada obat sakit campak pada orang dewasa dan anak. Hal itu karena virus dan gejalanya akan menghilang dalam waktu 2-3 minggu.
Umumnya, dokter akan memberikan obat antibiotik dan obat anti-virus untuk mencegah penyebaran virus di dalam tubuh. Seseorang yang terkena penyakit campak juga bisa mengonsumsi parasetamol untuk menurunkan gejala demam yang biasanya terjadi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk melakukan vaksin campak (vaksin MR) supaya dapat mencegah penularan yang dapat terjadi lagi.
Anda juga akan disarankan untuk mengonsumsi vitamin A dan meminum banyak air mineral supaya tidak kekurangan cairan dalam tubuh saat sakit.
Sementara, pengobatan campak pada anak umumnya dilakukan melalui imunisasi campak. Jika anak sudah imunisasi campak, apakah tetap perlu dapat vaksin MR?
Mengutip dari kumparanMOM, jawabannya adalah setiap anak perlu mendapatkan imunisasi dan vaksin campak untuk mencegah penyakit tersebut. Anak yang sudah menerima imunisasi campak tetap perlu mendapat vaksin MR.

Cara Menghilangkan Bekas Campak pada Orang Dewasa

Ilustrasi menghilangkan bekas campak pada anak dan orang dewasa. Foto: Pixabay.com
Penyakit campak dapat meninggalkan bekas kehitaman pada kulit sampai kulit menjadi berkerak. Bekas ruam berwarna kehitaman tersebut biasanya akan menghilang dalam waktu 4-6 bulan lamanya.
ADVERTISEMENT
Namun bekas yang berupa perubahan permukaan kulit membutuhkan penanganan medis dari dokter spesialis kulit. Umumnya, dokter akan memberikan krim perawatan kulit yang dapat menghilangkan bekas campak.
Cara menghilangkan bekas campak pada orang dewasa yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan mengonsumsi makanan bervitamin E dan C yang bagus untuk pertumbuhan lapisan kulit.

Bagaimana Virus Campak Menular?

Ilustrasi penularan virus campak. Foto: Shutterstock.com
Menurut buku Pedoman Surveilans Campak-Rubela oleh Kementerian Kesehatan, virus campak dapat ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung dan mulut seseorang yang terinfeksi virus itu.
Umumnya, seseorang akan menulari orang lain pada saat berbicara, batuk, bersin, atau melalui sekresi hidung.
Masa penularan virus campak adalah empat hari sebelum dan setelah timbul ruam pada kulit. Puncak penularan penyakit campak terjadi pada saat gejala awal, yaitu 1-3 hari pertama sakit.
ADVERTISEMENT
Anda dapat menerapkan karantina mandiri dan memakai masker jika mengalami penyakit campak.

Cara Mencegah Penyakit Campak

Ilustasi anak-anak menerima vaksin campak. Foto: Shutterstock.com
Setelah mengetahui gejala dan pengobatan penyakit campak, Anda juga perlu memahami cara mencegah penyakit campak. Berikut cara-caranya yang bisa diterapkan:
(FNS & SFR)