Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Contoh Tuna Daksa, Pengertian, dan Karakteristiknya
14 Juni 2022 18:38 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tuna daksa adalah suatu kondisi yang menyebabkan terjadinya ketidakmampuan bagian tubuh untuk melaksanakan fungsinya. Contoh tuna daksa yang sering ditemui, yakni seseorang yang sulit memegang gelas, pensil, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Terjadinya tuna daksa disebabkan oleh banyak hal, tapi yang paling utama adalah kelainan atau kecacatan sistem otot , tulang atau persendian sehingga mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi dan perkembangan keutuhan pribadi.
Tidak hanya itu, tuna daksa juga bisa disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti luka akibat kecelakaan atau pertumbuhan yang tidak sempurna pembawaan sejak lahir. Untuk dapat menggerakkannya kembali, pengidap tuna daksa wajib menjalani beberapa pemulihan saraf.
Ingin mengetahui lebih banyak tentang pengertian dan karakteristik tuna daksa? Yuk, simak informasinya di bawah ini.
Pengertian Tuna Daksa
Istilah tuna daksa berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang atau rugi, sedangkan “daksa” artinya tubuh. Apabila keduanya digabungkan, tuna daksa berarti kondisi anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya istilah tuna daksa digunakan juga sebagai sebutan halus untuk seseorang yang memiliki kelainan fisik, khusus di beberapa anggota tubuh, seperti kaki, tangan, dan lainnya. Supaya lebih jelas, berikut pengertian tuna daksa yang dikemukakan langsung oleh para ahli, di antaranya:
1. Soemantri (2006)
Tuna daksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.
2. Efendi (2008)
Tuna daksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna.
3. Hikmawati (2011)
Tuna daksa adalah seseorang yang mempunyai kelainan tubuh pada alat gerak yang meliputi tulang, otot, dan persendian baik dalam struktur atau fungsinya yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layak.
ADVERTISEMENT
4. Karyana dan Widiati (2013)
Tuna daksa adalah penyandang bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan persendian yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan perkembangan keutuhan pribadi.
5. Aziz (2015)
Tuna daksa adalah mereka yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan persendian karena kecelakaan atau kerusakan otak yang dapat mengakibatkan gangguan gerak, kecerdasan, komunikasi, persepsi, koordinasi, perilaku, dan adaptasi sehingga mereka memerlukan layanan informasi secara khusus.
Karakteristik Tuna Daksa
Menyadur Modul Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunadaksa dan Tunalaras yang disusun oleh Dra. Astati, M.Pd., ada beberapa karakteristik anak tuna daksa yang perlu untuk diketahui.
Karakteristik tersebut dapat dilihat dari aspek kesehatan, fisik, akademi, dan lain sebagainya. Guna memahami lebih jelas tentang karakteristik tuna daksa, berikut informasinya.
ADVERTISEMENT
1. Karakteristik akademik
Pada umumnya, tingkat kecerdasan anak tuna daksa yang mengalami kelainan pada sistem otot dan rangka adalah normal sehingga dapat mengikuti pelajaran sama dengan anak normal, sedangkan anak tuna daksa yang mengalami kelainan pada sistem cerebral, tingkat kecerdasannya mulai dari tingkat idiocy sampai dengan gifted.
Dalam modul tersebut juga dikemukakan bahwa 45% anak cerebral palsy mengalami keterbelakangan mental (tuna grahita), 35% mempunyai tingkat kecerdasan normal dan di atas normal. Sisanya berkecerdasan sedikit di bawah rata-rata.
2. Karakteristik sosial
Karakteristik sosial atau emosional anak tuna daksa bermula dari konsep diri anak yang merasa dirinya cacat, tidak berguna, dan menjadi beban orang lain yang mengakibatkan mereka malas belajar, bermain dan menunjukkan perilaku-perilaku istimewa.
Kehadiran anak yang tidak diterima oleh orang tua dan disingkirkan dari masyarakat akan merusak perkembangan pribadi anak. Tidak heran jika kebanyakan dari mereka tidak memiliki percaya diri dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
ADVERTISEMENT
3. Karakteristik fisik atau kesehatan
Karakteristik fisik atau kesehatan anak tuna daksa biasanya selain mengalami cacat tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara, dan lain-lain.
Biasanya, kelainan tambahan itu banyak ditemukan pada anak tuna daksa sistem cerebral. Gangguan bicara disebabkan oleh kelainan motorik alat bicara (kaku atau lumpuh), seperti lidah, bibir, dan rahang, sehingga mengganggu pembentukan artikulasi yang benar.
(JA)