Konten dari Pengguna

Edema: Definisi, Tingkat Kesembuhan, dan Cara Mengobatinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
22 Juni 2022 7:27 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi edema yang menyerang pergelangan kaki. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi edema yang menyerang pergelangan kaki. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Dalam dunia medis, pembengkakan pada jaringan tubuh tertentu dikenal dengan istilah edema. Edema bisa ditemukan di seluruh tubuh. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada tangan, lengan, kaki, dan pergelangan kaki.
ADVERTISEMENT
Edema pada kasus ringan biasanya sering terjadi dan tidak berbahaya. Namun, edema juga dapat menjadi tanda penyakit serius, seperti gagal jantung, serta gangguan pada hati, ginjal, hingga otak.
Edema biasanya terjadi pada wanita dewasa, tetapi bisa bertambah parah seiring bertambahnya usia. Banyak wanita melaporkan pembengkakan terjadi di waktu-waktu tertentu setiap bulannya, biasanya sebelum terjadinya menstruasi.
Namun, menurut laman resmi milik Mayo Clinic, edema merupakan kondisi yang dapat dialami oleh semua orang, tanpa mengenal jenis kelaminnya. Selain bengkak, edema juga menimbulkan gejala seperti sesak dan nyeri di malam hari dan membaik di keesokan harinya.
Agar lebih berhati-hati terhadap gejala penyakit satu ini, kenali lebih jauh tentang apa itu edema, tingkat kesembuhan, hingga pengobatannya. Selengkapnya ada di bawah ini.
Ilustrasi kondisi edema yang ditandai dengan pembengkakan akibat cairan. Foto: Pexels

Apa Itu Penyakit Edema?

Mengutip buku Kumpulan Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia karya Soegeng Soegijanto, edema adalah kondisi medis yang ditandai dengan pembengkakan akibat penumpukan cairan pada jaringan tubuh.
ADVERTISEMENT
Pada kasus yang ringan, edema sering kali disebabkan oleh kondisi terlalu lama duduk atau berdiri, cedera ringan, terlalu banyak konsumsi garam, gejala sindrom pramenstruasi, dan kehamilan.
Namun, selain berbagai penyebab tersebut, edema juga bisa menjadi pertanda adanya kondisi medis yang lebih serius. Beberapa penyakit dan kondisi yang dapat menjadi penyebab edema meliputi:
Edema dapat pula terjadi akibat efek samping obat-obatan dalam jangka panjang, seperti obat tekanan darah tinggi, obat antiinflamasi nonsteroid, obat kortikosteroid, obat estrogen, dan obat diabetes.
Ilustrasi nyeri yang muncul bersamaan dengan kondisi edema menyerang bagian tubuh tertentu. Foto: Pexels

Jenis-Jenis Penyakit Edema

Setelah mengetahui pengertian edema, ketahui pula jenis-jenis edema yang bisa dialami seseorang, di antaranya:
ADVERTISEMENT

1. Edema Perifer

Edema jenis ini biasanya mempengaruhi kaki dan pergelangan kaki, tetapi juga bisa terjadi pada lengan. Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya masalah pada sistem peredaran darah, kelenjar getah bening, atau penyakit ginjal.

2. Edema Pedal

Edema pedal adalah bengkak yang terdapat pada kaki. Kondisi ini lebih umum ditemukan pada orang lanjut usia dan ibu hamil. Pada ibu hamil, kondisi ini juga dikenal dengan istilah pitting edema. Edema pedal membuat penderitanya sulit bergerak karena kaki yang mengalami pembengkakan.

3. Lymphedema

Bengkak pada tangan dan kaki ini sering disebabkan oleh gangguan pada kelenjar getah bening yang berfungsi menyaring zat sisa dan bakteri dari tubuh.
Gangguan ini bisa muncul akibat adanya pengobatan kanker, seperti terapi radiasi dan operasi. Kanker sendiri juga dapat menyumbat kelenjar getah bening dan menyebabkan penumpukan cairan.
ADVERTISEMENT

4. Pulmonary Edema (Edema Paru)

Ketika cairan menumpuk pada kantong udara di paru-paru, pulmonary edema (pembengkakan paru-paru karena penumpukan cairan) dapat terjadi.
Pada pasien yang mengalami edema paru, terjadi sesak napas yang memberat ketika ia berada pada posisi berbaring. Mereka juga merasakan denyut jantung meningkat, rasa seperti tercekik, dan batuk berdahak, berbusa, hingga terkadang bercampur darah.

5. Edema Serebri

Edema serebri merupakan kondisi medis yang cukup serius, sebab cairan ini menumpuk di otak. Kondisi ini dapat terjadi karena trauma, pembuluh darah otak yang tersumbat atau pecah, tumor, atau reaksi alergi.

6. Edema Makula

Kondisi ini terjadi ketika cairan menumpuk pada bagian mata yang bernama makula. Makula adalah jaringan peka cahaya yang terletak di bagian tengah retina. Edema makula dapat terjadi ketika pembuluh darah retina yang rusak mengalami kebocoran cairan ke area sekitarnya.
Ilustrasi wanita yang lebih mudah mengalami edema. Foto: Pexels

Apakah Penyakit Edema Bisa Sembuh?

Edema ringan biasanya hilang dengan sendirinya. Namun, edema juga dapat menjadi gejala penyakit serius, seperti gagal jantung, serta gangguan pada hati, ginjal, atau otak.
ADVERTISEMENT
Pada kasus yang parah inilah, dokter akan memberikan obat-obatan dan disesuaikan dengan penyebabnya. Merujuk pada buku Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan Edisi Kedua milik Muralitharan Nair, obat-obatan yang dimaksud, seperti:
Pada edema yang terjadi akibat efek samping obat, dokter akan menyesuaikan jenis dan dosis obat, agar tidak menimbulkan edema pada penderita. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, edema dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:
Ilustrasi mengurangi konsumsi garam untuk mengobati edema. Foto: Pexles

Apa Obat Penyakit Edema?

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa cara mengobati edema akan ditentukan berdasarkan penyebabnya, sehingga kondisi ini dapat ditangani secara tepat. Merangkum Buku Ajar Fisiologi Kedokteran karangan John E. Hall dkk., beberapa penanganan edema yang dianjurkan oleh dokter, di antaranya meliputi:
ADVERTISEMENT

Penanganan Mandiri

Beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi edema antara lain:

Penanganan secara Medis

Secara medis, dokter akan memberi pengobatan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Pembatasan Konsumsi Garam
Dokter mungkin akan menyarankan penderita edema untuk mengurangi asupan garam dalam makanan atau minuman. Sebab, terlalu banyak garam dalam tubuh dapat meningkatkan penumpukan cairan dan memperparah pembengkakan.
2. Pemberian Obat-obatan
Untuk mengeluarkan cairan berlebih yang menumpuk, dokter akan memberikan obat diuretik. Obat ini berfungsi untuk membuang garam dan cairan berlebih dari dalam tubuh melalui urine.
ADVERTISEMENT
Furosemide sendiri merupakan jenis obat yang termasuk dalam golongan obat diuretik. Obat furosemide diberikan untuk mencegah terjadinya pembengkakan yang disebabkan oleh kerusakan pada beberapa organ dalam (jantung, ginjal, hati), jaringan tubuh, dan kondisi medis lainnya.
3. Pemberian Albumin
Kekurangan protein albumin (hipoalbuminemia) di dalam darah juga dapat menyebabkan edema. Protein albumin diketahui mampu membantu menahan cairan di dalam pembuluh darah, agar tidak bocor ke jaringan tubuh.
Untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah penderita edema, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan kacang-kacangan, atau memberikan suplemen albumin.
4. Cuci Darah
Gagal ginjal juga dapat menyebabkan edema. Sebab, ginjal tidak lagi dapat membuang kelebihan cairan, elektrolit, dan garam dari tubuh. Untuk mengatasi edema akibat gagal ginjal, dokter dapat merekomendasikan prosedur cuci darah.
ADVERTISEMENT
Hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi edema adalah mengubah gaya hidup dan pola makan menjadi lebih sehat, terutama menghindari makanan yang tinggi garam.
Jika mengalami edema, segeralah periksakan diri ke dokter, khususnya jika edema tersebut tak kunjung hilang. Semakin cepat mengetahui penyebab munculnya edema, semakin cepat pula dokter akan memberi pengobatan yang sesuai.
(VIO)