Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Âİ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Penyebab Edema dalam Kategori Ringan hingga Berat
22 Juni 2022 7:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada sebagian kasus edema yang tergolong ringan, memang tidak menimbulkan bahaya bagi penderitanya. Namun, edema juga dapat menjadi pertanda adanya penyakit serius. Oleh sebab itu, kenali penyebab edema yang terdiri dari berbagai faktor berikut ini.
ADVERTISEMENT
Edema adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat penumpukan cairan. Meski dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, edema biasanya muncul pada tangan, lengah, telapak, engkel, dan kaki.
Edema menandakan adanya kebocoran cairan tubuh melalui pembuluh darah. Selain ditandai dengan membengkaknya beberapa bagian tubuh, salah satu ciri khas penderita edema adalah lapisan kulit mereka tampak merenggang.
Sebagai contoh, ketika permukaan kulit penderita edema ditekan, secara otomatis akan terbentuk cekungan. Cekungan ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali ke posisi semula.
Edema dalam kategori berat pun dapat memunculkan gejala yang membahayakan, seperti sesak napas, nyeri dada, dan masih banyak lagi. Langsung saja, inilah pembahasan tentang penyebab edema yang bisa dialami oleh berbagai usia. Selengkapnya ada di bawah ini.
Penyebab Edema
Merujuk pada buku Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan Edisi Kedua yang ditulis oleh Muralitharan Nair, edema terjadi ketika cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan di sekitarnya. Cairan tersebut kemudian menumpuk, hingga membuat jaringan tubuh menjadi bengkak.
ADVERTISEMENT
Pada kasus edema ringan, kondisi ini terjadi akibat:
Selain akibat kondisi-kondisi di atas, edema juga dapat terjadi karena kondisi yang cukup berat, yaitu:
1. Kekurangan Protein Albumin
Protein, termasuk albumin berperan menjaga cairan tetap berada dalam pembuluh darah. Kekurangan protein dan albumin ini bisa disebabkan oleh malnutrisi dan sirosis.
Kekurangan protein dan albumin dalam darah inilah yang dapat menyebabkan cairan di dalam pembuluh darah keluar dan menumpuk, sehingga menyebabkan edema.
2. Reaksi Alergi
Reaksi alergi, misalnya akibat gigitan serangga atau bulu hewan dapat menyebabkan edema. Hal ini terjadi, karena respons tubuh terhadap alergen membuat cairan di dalam pembuluh darah keluar ke area tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Kerusakan Pembuluh Darah Vena pada Kaki
Kondisi ini terjadi pada penyakit chronic venous insufficiency. Penyakit ini menimbulkan gangguan pada pembuluh darah vena di kaki. Akibatnya, cairan di dalam aliran darah menumpuk di pembuluh darah, dan keluar ke jaringan sekitarnya.
4. Gagal Jantung
Saat jantung mulai gagal berfungsi, salah satu atau kedua bilik jantung akan kehilangan kemampuan memompa darah secara efektif. Akibatnya, cairan akan menumpuk secara perlahan dan menimbulkan edema di kaki, paru-paru, atau perut.
5. Penyakit Ginjal
Edema dapat terjadi akibat penyakit ginjal, khususnya sindrom nefrotik dan gagal ginjal kronis. Hal tersebut terjadi karena cairan dalam tubuh tidak dapat dibuang melalui ginjal yang rusak, sehingga terjadi penumpukan. Edema yang disebabkan oleh penyakit ginjal biasanya terjadi di kaki atau area sekitar mata.
6. Luka Bakar
Luka bakar berat juga dapat menyebabkan edema. Hal ini terjadi, karena luka bakar bisa mengakibatkan kebocoran cairan ke jaringan di seluruh tubuh.
ADVERTISEMENT
7. Infeksi
Sama halnya dengan luka bakar, infeksi berat seperti selulitis atau COVID-19, juga dapat menyebabkan kebocoran cairan ke jaringan pada bagian tubuh yang terinfeksi.
8. Gangguan Sistem Aliran Getah Bening
Sistem aliran getah bening berfungsi untuk membersihkan cairan berlebih dari jaringan. Kerusakan pada sistem ini dapat menyebabkan kelenjar getah bening di suatu area tubuh tidak berfungsi dengan baik, sehingga terjadi penumpukan cairan.
9. Efek Samping Obat
Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek samping berupa edema. Contohnya adalah obat antihipertensi, kortikosteroid, obat antiinflamasi nonsteroid, hormon estrogen, dan obat diabetes.
Selain penyebab di atas, edema juga dapat terjadi akibat gangguan pada otak seperti cedera kepala, tumor otak, infeksi otak, dan penyumbatan cairan di otak. Namun, edema yang disebabkan oleh gangguan pada otak ini hanya menimbulkan pembengkakan di bagian otak.
Faktor Risiko Terjadinya Edema
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya edema. Dikutip dari buku Crash Course Kardiologi Dan Kelainan Vaskular karya Antonia Churchhouse, faktor-faktornya meliputi:
ADVERTISEMENT
Untuk mendiagnosis edema, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan yang dialami, riwayat kesehatan, dan obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab edema, antara lain:
ADVERTISEMENT
(VIO)