Konten dari Pengguna

Hipotensi: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Jenis-jenisnya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
28 Juni 2022 16:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang mengalami hipotensi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang mengalami hipotensi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hipotensi atau darah rendah merupakan penyakit pada peredaran darah, di mana tekanan darah berada di bawah rentang normal atau lebih rendah dari 90/60 mmHg. Meski tidak berbahaya, hipotensi yang kambuh dapat mengganggu aktivitas penderitanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu gejalanya adalah kepala pusing yang berujung membuat penderitanya tidak dapat menyeimbangkan tubuh hingga akhirnya terjatuh bahkan pingsan. Jika hal ini terjadi, penanganan awal yang bisa dilakukan adalah segera duduk atau berbaring.
Selain itu, hentikan diri untuk sementara waktu dari semua kegiatan yang sedang dilakukan dan perbanyak minum air putih. Untuk mengetahui informasi mengenai hipotensi lainnya simak artikel ini sampai selesai.

Hipotensi Disebabkan oleh Apa?

Hipotensi tidak terjadi begitu saja, melainkan ada beberapa hal yang menjadi pemicunya. Disadur dari laman Mayo Clinic, berikut beberapa penyebab hipotensi yang lazim dialami oleh penderitanya:

1. Kehamilan

Sistem peredaran darah selama hamil akan meluas, hal ini bisa menyebabkan tekanan darah turun. Meski demikian, ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, karena wajar terjadi pada ibu hamil. Begitu melahirkan, biasanya tekanan darah akan kembali normal.
ADVERTISEMENT

2. Masalah jantung

Hipotensi juga bisa terjadi karena permasalahan yang ada di jantung. Misalnya seperti denyut jantung terlalu rendah (bradikardia), masalah pada katup jantung, serangan jantung, hingga gagal jantung.

3. Dehidrasi

Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kehilangan banyak air daripada yang dibutuhkan. Dehidrasi yang berlebihan bisa menyebabkan penderitanya kelelahan dan pusing.

4. Kehilangan darah

Kehilangan banyak darah bisa terjadi akibat cedera besar atau pendarahan. Karena itu, tidak sedikit orang yang cedera mengelami hipotensi karena kekurangan jumlah darah dalam tubuh.

5. Infeksi berat (Septikemia)

Septikemia juga dapat membuat tekanan darah menjadi turun bahkan berisiko mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi saat infeksi di tubuh memasuki aliran darah.

6. Anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan tertentu, racun serangga, dan lateks. Selain menyebabkan hipotensi, kondisi ini juga menyebabkan masalah pernapasan, gatal-gatal, dan tenggorokan bengkak.
ADVERTISEMENT

7. Kurang nutrisi

Penyebab lain munculnya kondisi hipotensi adalah karena kekurangan nutrisi, seperti vitamin B12 dan folat. Kurangnya sejumlah nutrisi tersebut dapat membuat tubuh kurang memproduksi sel darah merah sehingga menyebabkan tekanan darah rendah.

8. Masalah Endorkin

Hipotensi juga bisa terjadi akibat masalah endokrinologi, seperti kondisi tiroid, penyakit paratiroid, kadar gula darah rendah (hipoglikemia) atau diabetes, dan lain-lain. Penyakit-penyakit tersebut dapat memicu tekanan darah rendah.

Apa Ciri-Ciri Penyakit Darah Rendah?

Ilustrasi buku yang menjelaskan ciri-ciri penyakit darah rendah. Foto: Pixabay
Ada sejumlah ciri-ciri yang dapat dirasakan oleh penderita hipotensi. Menghimpun laman Medical News Today, berikut ciri-ciri hipotensi atau darah rendah:

1. Pusing

Pusing adalah ciri atau gejala paling umum yang kerap dirasakan oleh penderita hipotensi. Pusing dapat mengganggu keseimbangan serta merasa keadaan sekitar berputar.
Semakin rendah tekanan darah yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar pula pusing yang akan dirasakannya.
ADVERTISEMENT

2. Mudah lelah dan letih

Tekanan darah yang rendah juga dapat mengakibatkan tubuh menjadi lebih gampang lelah dan letih. Kondisi ini dapat membuat tubuh lemas dan tidak bertenaga sehingga akan menghalangi berbagai macam aktivitas yang akan dilakukan.

3. Mual

Ciri lain yang dirasakan oleh penderita hipotensi adalah mual. Kondisi ini biasanya akan muncul bersamaan dengan gejala pusing. Mual umumnya dapat terjadi akibat terganggunya fungsi kerja jantung dan otak, sehingga penderita merasakan ingin muntah.

4. Napas putus-putus

Bernapas secara tersendat-sendat atau putus-putus juga bisa jadi salah satu ciri yang dimiliki oleh penderita hipotensi. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
Akibatnya, otak dan jantung yang kurang pasokan oksigen tidak dapat bekerja semaksimal mungkin. Karena itu, tubuh pun jadi bekerja kurang maksimal.
ADVERTISEMENT

5. Penglihatan kabur

Selain itu, hipotensi juga dapat mengakibatkan penglihatan penderitanya kabur atau tidak jelas. Hal tersebut juga disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen yang kemudian memengaruhi kondisi penglihatan.

6. Merasa akan pingsan

Ciri-ciri selanjutnya yang dimiliki oleh penderita hipotensi adalah memiliki perasaan seperti akan pingsan. Gejala ini juga biasanya dirasakan bersamaan dengan rasa pusing, mual, lemas, tidak memiliki keseimbangan yang baik, dan penglihatan mengabur.

7. Pingsan

Apabila perasaan di atas tidak segera ditangani, penderita bisa pingsan. Kondisi ini bisa terjadi ketika tekanan darah terlalu rendah (hipotensi) dan jantung tidak memompa cukup oksigen ke otak sehingga membuat kesadaran seseorang hilang.

Berapa Tekanan Darah Normal, Rendah, dan Tinggi?

Ilustrasi orang sedang mengecek tekanan darahnya. Foto: Pixabay
Normalnya, orang dewasa akan memiliki tekanan darah di angka 120/80 mmHg. Namun, tekanan darah pada orang dewasa akan berubah-ubah setiap harinya sesuai dengan faktor yang memengaruhinya.
ADVERTISEMENT
Apabila seseorang mengalami keadaan di mana tekanan darah lebih rendah dari 90/60 mmHg, maka ia sedang mengalami hipotensi atau darah rendah.
Sementara kondisi seseorang dianggap sedang mengalami hipertensi atau darah tinggi apabila tekanan darah yang terukur berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih tinggi.

Apa Saja Jenis-Jenis Hipotensi?

Pada orang sehat, tekanan darah rendah tanpa gejala apa pun biasanya tidak menjadi perhatian dan dapat normal dengan sendirinya. Penurunan tekanan darah juga bisa terjadi secara tiba-tiba dan umumnya dialami ketika seseorang baru bangun dari posisi berbaring atau duduk ke berdiri.
Jenis tekanan darah rendah ini dikenal sebagai hipotensi postural atau hipotensi ortostatik. Ada pun jenis-jenis tekanan darah rendah atau hipotensi lainnya, seperti dikutip dari laman Mayo Clinic, yakni sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

1. Hipotensi ortostatik (hipotensi postural)

Ini adalah penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat berdiri dari posisi duduk atau setelah berbaring. Penyebabnya termasuk dehidrasi, istirahat di tempat tidur jangka panjang, kehamilan, kondisi medis tertentu dan beberapa obat. Jenis tekanan darah rendah ini umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

2. Hipotensi postprandial

Penurunan tekanan darah ini terjadi 1 sampai 2 jam setelah makan. Ini kemungkinan besar mempengaruhi orang dewasa yang lebih tua, terutama mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit sistem saraf otonom seperti penyakit Parkinson.
Memperbanyak mengonsumsi makan kecil, makanan rendah karbohidrat, minum lebih banyak air, dan menghindari alkohol dapat membantu mengurangi gejala.

3. Hipotensi yang diperantarai saraf

Ini adalah penurunan tekanan darah yang terjadi setelah berdiri dalam waktu lama. Jenis tekanan darah rendah ini kebanyakan menyerang orang dewasa muda dan anak-anak. Ini mungkin hasil dari miskomunikasi antara jantung dan otak.
ADVERTISEMENT

4. Atrofi sistem multipel dengan hipotensi ortostatik

Ini juga disebut sindrom Shy-Drager, kelainan langka ini mempengaruhi sistem saraf yang mengontrol fungsi tak sadar seperti tekanan darah, detak jantung, pernapasan dan pencernaan. Ini terkait dengan memiliki tekanan darah yang sangat tinggi saat berbaring.
Risiko tekanan darah rendah dan tinggi biasanya meningkat seiring bertambahnya usia karena sebagian fungsi tubuh akan mengalami perubahan selama penuaan. Selain itu, aliran darah ke otot jantung dan otak juga akan menurun seiring bertambahnya usia.
Sering kali, hipotensi juga sebagai akibat dari penumpukan plak di pembuluh darah. Diperkirakan 10 persen hingga 20 persen orang di atas usia 65 memiliki hipotensi postural.
Ilustrasi orang mengalami pusing akibat hipotensi. Foto: Pixabay

Bagaimana Cara Mendiagnosis Hipotensi?

Merujuk laman Cleveland Clinic, tes yang mungkin dapat dilakukan untuk mendiagnosis hipotensi di antaranya:
ADVERTISEMENT

1. Tes laboratorium

Ini merupakan tes pada darah dan urine dapat mencari masalah potensial, seperti diabetes, kekurangan vitamin, masalah tiroid atau hormon, kadar zat besi rendah (anemia), hingga tes kehamilan (bagi siapa saja yang bisa hamil).

2. Tes pencitraan

Jika mencurigai adanya masalah jantung atau paru-paru di balik hipotensi, dokter kemungkinan akan menggunakan tes pencitraan untuk mengonfirmasi atau mengesampingkan kecurigaan tersebut. Tes ini meliputi:

3. Tes diagnostik

Tes ini berfungsi untuk mencari masalah khusus dengan jantung atau sistem tubuh lainnya, di antaranya seperti:
ADVERTISEMENT
(NDA)