Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Penyakit Batu Empedu dan Cara Mendiagnosisnya
1 Juni 2022 10:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu batu empedu yang kerap dikhawatirkan oleh kebanyakan orang? Batu empedu merupakan salah satu gangguan kesehatan yang secara medis dikenal dengan istilah kolelitiasis.
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas tentang penyakit tersebut, ketahui apa sebenarnya fungsi organ empedu. Dikutip melalui situs BiomedCentral, empedu adalah organ yang menjadi satu-satunya jalur untuk mengeluarkan kelebihan kolesterol dari tubuh, baik sebagai kolesterol bebas maupun garam empedu.
Lebih dari setengah penderita batu empedu biasanya tidak merasakan adanya gejala. Keluhan yang mungkin timbul adalah kembung yang terkadang disertai rasa tidak enak pada tubuh, tepat ketika makan makanan berlemak.
Gejala lain yang juga bisa muncul adalah demam, nyeri seluruh permukaan perut, dan perut terasa melilit. Rasa nyeri yang hebat bisa saja berlangsung lebih dari 15 menit dan baru menghilang beberapa jam kemudian.
Timbulnya rasa nyeri seringkali berlangsung perlahan-lahan. Namun, 30% kasus menyatakan bahwa rasa nyeri timbul secara tiba-tiba. Nyeri akibat batu saluran empedu biasanya menetap dan bertambah buruk sewaktu menarik napas dalam-dalam.
ADVERTISEMENT
Agar menambah pengetahuan tentang apa itu penyakit batu empedu, ulasan kali ini akan mengupasnya secara tuntas yang dirangkum dalam berbagai sumber.
Apa Itu Batu Empedu?
Merujuk pada buku Clinical Surgery karya Alfred Cuschieri dkk., batu empedu adalah penggumpalan cairan sisa-sisa pencernaan yang mengeras dan terbentuk di dalam kantong atau saluran empedu. Pada beberapa kasus, batu bisa saja ditemukan di kedua organ tersebut.
Kantong empedu sendiri merupakan organ berbentuk kantong yang berfungsi untuk menyimpan empedu sebelum dilepaskan ke dalam usus. Letak kantong empedu ada di bawah organ hati.
Jika batu empedu masuk ke dalam saluran empedu, maka dapat terjadi penyumbatan dan infeksi pada saluran empedu (kolangitis). Penyumbatan yang terjadi pada saluran empedu, akan membuat bakteri tumbuh dan berkembang.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, timbul infeksi di dalam saluran empedu. Bakteri tersebut juga bisa menyebar melalui aliran darah, sehingga menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.
Dihimpun dari buku Jangan Sepelekan Radang Empedu terbitan Pangkalan Ide, terdapat tiga jenis batu empedu, yakni:
Ukuran batuan di kantong empedu berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin memiliki batu empedu yang hanya seukuran sebutir pasir, sedangkan yang lainnya bisa sebesar bola golf.
ADVERTISEMENT
Jumlah batu yang terbentuk pun dapat bermacam-macam. Ada yang hanya memiliki satu batu, ada pula yang memiliki batu dengan jumlah lebih banyak.
Adanya batuan yang terbentuk dalam kantong empedu dapat menimbulkan rasa nyeri, serta dikhawatirkan akan menyebabkan komplikasi batu empedu jika tidak segera ditangani.
Dalam mendiagnosis batu empedu, dokter akan mengumpulkan informasi dan pemeriksaan fisik yang akurat terhadap pasien. Selain pengumpulan informasi, dokter juga akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan penunjang.
Memuat informasi dalam laman resmi NCBI Bookshelf, pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan ialah USG, CT Scan, dan MRI. USG atau pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan standard yang digunakan untuk memperkuat diagnosis batu empedu. Pemeriksaan USG memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi, yaitu mencapai 95%.
ADVERTISEMENT
Lain halnya dengan pemeriksaan CT Scan, yang dilakukan apabila batu berada di dalam saluran empedu. Selain itu, terdapat pula pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang diperlukan apabila ditemukan komplikasi sakit kuning.
(VIO)