Mengenal Penyebab Influenza dan Cara Penularannya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
25 Juni 2022 15:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak kecil yang terkena penyakit influenza. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak kecil yang terkena penyakit influenza. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Influenza atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Berdasarkan penyebabnya, flu berbeda dengan pilek biasa (common cold). Lantas, apa penyebab influenza?
ADVERTISEMENT
Gejala influenza yang biasa dirasakan pengidapnya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan. Gejala ini akan bertambah parah selama 2-4 hari, sebelum akhirnya membaik dan sembuh.
Pada negara-negara beriklim sedang, influenza biasanya terjadi secara musiman pada saat memasuki musim dingin atau penghujan. Sementara itu, di negara-negara beriklim tropis, kondisi ini mungkin dapat terjadi sepanjang tahun.
Penderita flu akan sembuh dalam beberapa hari hingga kurang dari dua minggu. Namun, bagi orang tua, balita, dan orang dengan imunitas lemah, flu bisa berlangsung lebih parah, bahkan berisiko mengakibatkan kematian akibat komplikasi yang muncul.
Agar lebih berhati-hati terhadap infeksi penyakit satu ini, kenali penyebab influenza dan risiko penularannya dalam pembahasan di bawah ini.
Ilustrasi terserang influenza yang disebabkan oleh virus. Foto: Unsplash

Penyebab Influenza

Penyakit influenza merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Mikroorganisme ini menginfeksi hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
ADVERTISEMENT
Merujuk pada buku Influenza Virus: Methods and Protocols karangan Yohei Yamauchi, secara umum virus influenza yang menginfeksi manusia dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe A, B, dan C.
Influenza A dapat menyebabkan pandemi di seluruh dunia. Flu burung dan flu babi termasuk ke dalam jenis ini.
Sementara itu, influenza B juga dapat menyebabkan epidemi flu musiman, tetapi hanya menyerang manusia. Influenza C bersifat lebih ringan dan tidak akan menciptakan wabah atau pandemi.
Virus influenza terus bermutasi dengan jenis baru yang muncul secara teratur. Jika seseorang pernah mengalami influenza, tubuh telah membuat antibodi untuk melawan jenis virus influenza tertentu.
Apabila virus influenza di masa depan serupa dengan yang ditemui sebelumnya (baik dengan penyakit atau vaksinasi), antibodi dapat mencegah infeksi atau mengurangi keparahan gejala. Namun, tingkat antibodi dapat menurun seiring berjalan waktu.
Ilustrasi menghindari penularan virus influenza. Foto: Unsplash

Cara Penularan Virus Influenza

Penularan virus flu biasanya terjadi akibat menghirup udara yang sudah terkontaminasi virus dari orang lain yang terinfeksi (misalnya melalui batuk atau bersin). Seseorang juga bisa tertular karena menyentuh benda yang sudah terpapar virus.
ADVERTISEMENT
Orang yang terkena virus influenza mungkin menularkan penyakitnya, bahkan sebelum mereka merasakan gejala. Kecenderungan menularkan virus itu berlanjut sejak gejala awal muncul hingga lima hari kemudian.
Anak-anak dan orang-orang dengan sistem kekebalan lemah mungkin menularkan virus tersebut untuk waktu yang lebih lama. World Health Organization melalui buku Pandemic Influenza Preparedness and Response: A WHO Guidance menyebutkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko terinfeksi virus influenza, yaitu:

1. Usia

Influenza musiman cenderung menyerang balita dan orang tua. Kondisi ini umumnya menyerang anak-anak di bawah 1 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

2. Kondisi Tempat Tinggal

Orang yang tinggal di fasilitas bersama dengan banyak penghuni, seperti panti jompo atau asrama lebih sering terkena influenza.

3. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah

Pengobatan kanker, obat antipenolakan, kortikosteroid, dan HIV/AIDS bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini bisa membuat seseorang lebih mudah tertular influenza dan bisa meningkatkan risiko terkena komplikasi.
ADVERTISEMENT

4. Penyakit Kronis

Kondisi kronis, seperti asma, diabetes, atau jantung bisa meningkatkan risiko seseorang terjangkit komplikasi akibat influenza.

5. Hamil

Wanita hamil lebih mungkin untuk terjangkit komplikasi influenza, terutama dalam trimester kedua dan ketiga. Wanita yang baru melahirkan juga berisiko mengalami komplikasi yang berhubungan dengan flu.
Ilustrasi seseorang dengan kekebalan tubuh lemah yang terserang penyakit influenza. Foto: Unsplash

Komplikasi Penyakit Influenza

Jika seseorang masih berusia muda dan dalam kondisi sehat, influenza adalah kondisi yang tergolong ringan. Meski keadaan influenza sangat mengganggu aktivitas, influenza biasanya pergi dalam satu atau dua minggu tanpa efek apa pun.
Namun, komplikasi akibat influenza mungkin saja terjadi, jika seseorang termasuk ke dalam orang yang berisiko tinggi tertular virus ini.
Menurut situs Centers for Disease Control (CDC), orang-orang dengan berat badan berlebih, memiliki penyakit kronis, dan berusia di bawah 19 tahun yang mengonsumsi aspirin dalam jangka panjang lebih berisiko mengalami komplikasi akibat flu. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain:
ADVERTISEMENT
Pneumonia adalah komplikasi flu yang paling serius. Untuk orang tua dan orang dengan kondisi kronis, pneumonia dapat berakibat fatal.
(VIO)