Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penyebab Anoreksia dan Faktor Risikonya yang Perlu Diwaspadai
6 Juni 2022 21:59 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 15 Agustus 2022 12:48 WIB
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagian orang mengenal anoreksia sebagai kelainan pola makan yang ditandai dengan gejala-gejala tak lazim. Penyakit satu ini merupakan salah satu masalah kejiwaan yang cukup serius. Sayangnya, penyebab anoreksia yang utama belum diketahui.
ADVERTISEMENT
Perempuan di usia remaja maupun dewasa seringkali menetapkan standar tertentu terhadap bentuk tubuh yang secara tidak langsung bersinggungan dengan berat badan. Berbagai upaya terus mereka lakukan dari yang paling sederhana hingga ekstrem.
Salah satu upaya ekstrem untuk menurunkan berat badan ialah membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuh secara ketat. Tanpa disadari, lama-kelamaan kebiasaan ini dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan mental dalam lingkup kelainan pola makan yang dikenal dengan istilah anoreksia.
Mengutip buku Dietclopedia: 110 Rahasia Diet Sehat terbitan Tim Go-Dok, penyakit anoreksia adalah gangguan makan yang dicirikan dengan berat badan sangat rendah, ketakutan akan naiknya berat badan, dan persepsi yang menyimpang mengenai berat badan.
Untuk memiliki tubuh kurus yang diimpikan, terkadang penderita anoreksia akan mengatur kalori yang masuk ke tubuh dengan cara memuntahkan makanan yang telah ditelan. Tak hanya itu, mereka juga mengonsumsi obat-obatan tertentu secara berlebihan, seperti obat pencahar ataupun obat untuk kelebihan cairan dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa saja faktor-faktor yang berisiko menyebabkan seseorang menderita anoreksia? Agar lebih memahaminya, simak ulasan berikut ini.
Penyebab Anoreksia dan Faktor Risikonya
Umumnya, penyakit anoreksia dialami oleh perempuan. Gangguan jiwa ini dapat menimpa individu dari berbagai usia, tetapi lebih sering terjadi pada remaja dan jarang dialami oleh mereka yang usianya di atas 40 tahun.
Selain jenis kelamin dan usia, terdapat faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami anoreksia. Dihimpun melalui buku 77 Permasalahan Anak dan Cara Mengatasinya milik Ana Widyastuti, M.Pd, Kons, berikut uraian penyebab anoreksia:
1. Lingkungan Keluarga yang Tidak Harmonis
Lingkungan keluarga yang tidak harmonis menjadi salah satu faktor risiko seseorang mengidap anoreksia. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti komunikasi yang kurang baik, sering bertengkar, dan sulit mengatasi konflik rumah tangga.
ADVERTISEMENT
2. Traumatis
Penderita anoreksia juga bisa saja pernah mengalami peristiwa yang menyebabkan mereka trauma, seperti diperkosa atau mengalami perundungan (bullying) terkait berat badan atau bentuk tubuh.
3. Masalah Psikologis Tertentu
Anoreksia umumnya terjadi pada seseorang yang memiliki masalah psikologis tertentu, seperti sulit mengungkapkan perasaan, tidak menyukai bentuk tubuh sendiri, rendah diri, menerapkan standar tinggi pada bentuk tubuh (perfeksionis), serta mudah merasa cemas, kesepian, depresi, hingga marah.
4. Mengikuti Standar Masyarakat
Beberapa kasus anoreksia disebabkan oleh keinginan memenuhi standar bentuk tubuh dari masyarakat. Seperti yang telah diketahui, anggapan dan tekanan di masyarakat bahwa bentuk tubuh langsing merupakan bentuk tubuh yang paling sempurna.
5. Faktor Biologis
Pada pasien yang mengalami anoreksia, ditemukan gangguan pada hormon norepinefrin dan MPHG, yakni produk akhir dari norepinefrin pada urine dan cairan serebrospinal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, adanya gangguan pada serotonin, dopamin, dan norepinefrin juga menyebabkan masalah pola makan. Semua kelainan hormon dan zat kimia penyebab anoreksia ini diatur dalam otak. Oleh sebab itu, pasien anoreksia memang memiliki masalah yang serius pada struktur biokimia di dalam otaknya.
6. Diet dan Kelaparan
Faktor risiko lain penyebab anoreksia adalah menjalani diet atau bahkan sering mengalami kelaparan. Mereka yang mengalami kelaparan akan terpengaruh otak dan suasana hatinya, termasuk pola pikir, cara mengatur kecemasan, dan penurunan nafsu makan.
7. Stres
Mereka yang tinggal di lingkungan baru, mengalami putus hubungan, ditinggal orang tercinta, atau orang tercinta menderita penyakit tertentu juga berisiko mengalami penyakit anoreksia.
8. Genetik
Pada beberapa individu, perubahan gen tertentu membuat mereka memiliki risiko anoreksia yang lebih tinggi. Jika memiliki orang tua, saudara kandung, atau anak yang memiliki gangguan ini, mereka lebih berisiko mengalami hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Selain tujuh faktor di atas, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, anoreksia ternyata berhubungan dengan berbagai jenis kecemasan atau ansietas.
Memuat informasi dalam situs Clevel and Clinic, jenis kecemasan terdiri dari berbagai macam, yakni serangan panik, fobia sosial, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan kecemasan umum, dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat kecemasan, maka anoreksia akan semakin parah.
Namun, terdapat dua jenis kecemasan yang paling sering memicu terjadinya anoreksia, di antaranya:
Orang yang mengalami anoreksia takut akan peningkatan berat badan dan kritik dari orang lain. Istilah untuk menggambarkan ketakutan dan kecemasan berlebihan tersebut, yakni weight phobia yang artinya ditemukan ketakutan terhadap makanan dengan kalori tinggi sekaligus peningkatan berat badan yang dialami penderitanya.
ADVERTISEMENT
Anoreksia ditandai dengan adanya obsesi yang membabi buta terhadap berat badan, kebiasaan makan tertentu, olahraga keras, serta kebiasaan lain yang kerap muncul dan berhubungan dengan OCD. Tindakan obsesi ini akan meningkat terutama saat berada dalam fase anoreksia akut.
(VIO)