Penyebab Cacar Ular dan Komplikasi yang Ditimbulkannya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
31 Mei 2022 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cacar ular. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cacar ular. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Cacar ular merupakan salah satu penyakit kulit yang mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak langsung dengan lesi yang terinfeksi atau udara. Penyebab cacar ular adalah virus varisela-zoster.
ADVERTISEMENT
Gejala awal yang umumnya akan dialami penderita cacar ular adalah flu, demam, badan lemas, dan sakit kepala. Gejala tersebut dapat terjadi sampai satu minggu sebelum akhirnya muncul ruam di seluruh tubuh.
Ruam tersebut kemudian berkembang menjadi gelembung berdiameter kurang dari satu sentimeter berisi cairan jernih yang bergerombol dan unileteral (mengenai satu sisi tubuh), kemudian setelah beberapa hari akan berubah warna menjadi abu-abu.
Mengutip laman Healthline, ada pula beberapa gejala lain yang akan ditimbulkan dari penyakit cacar ular, yakni:

Penyebab Cacar Ular

Ilustrasi cacar ular. Foto: Pixabay
Cacar ular adalah penyakit yang diakibatkan dari pergerakan kembalinya infeksi virus varicella zoster. Dengan demikian, cacar ular hanya dapat muncul pada pasien yang telah terinfeksi virus ini di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Varisela zoster sendiri merupakan virus yang menyebabkan cacar air pada anak-anak. Cacar air dapat sembuh ketika tubuh mampu melawan infeksi dan menghilangkan virus di sebagian besar wilayah tubuh.
Sebuah studi menjelaskan bahwa cacar ular bisa menjangkit sekitar 1,2-3,4 persen dari 1000 orang pada berbagai usia. Walau begitu, penyakit cacar ular ini lebih sering terjadi pada orang dewasa dan lanjut usia.
Dr. Dito Anurogo turut memberitahukan dalam buku The Art of Medicine, cacar ular akan menjangkit sekitar 80 persen orang yang berusia 20 tahun, 30 persen pada usia di atas 55 tahun, dan 5 persen pada anak kurang dari 14 tahun.
Penyakit cacar ular dapat didiagnosis dengan melakukan pemantauan dan perawatan. Pemantauan tersebut dilakukan oleh dokter melalui tanya jawab terhadap keluhan, riwayat cacar air, dan pemeriksaan fisik pada ruam atau lepuh yang muncul di kulit pasien.
ADVERTISEMENT
Namun, pada kasus cacar ular yang disertai nyeri tetapi tanpa disertai ruam, dokter akan melakukan tes laboratorium guna memastikan diagnosis. Beberapa tes laboratorium yang akan dilakukan adalah Tes PCR dan Tes serologi.

Komplikasi Cacar Ular

Ilustrasi cacar ular. Foto: Pixabay
Cacar ular dapat merupakan penyakit serius yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Mengutip Medical News Today, komplikasi akibat cacar ular yang tidak ditangani dengan benar di antaranya:

1. Postherpetic neuralgia

Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri di seluruh tubuh yang berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah ruam sembuh.

2. Kebutaan

Cacar ular dapat muncul di sekitaran mata, sehingga hal ini dapat mengakibatkan peradangan pada saraf mata dan berkembang hingga menjadi kebutaan.

3. Sindrom Ramsay Hunt (herpes zoster oticus)

Ini dapat terjadi jika virus varisela zoster memengaruhi sistem saraf di area kepala. Gejalanya yang dialami, di antaranya pusing, vertigo, telinga berdenging (tinnitus), sakit telinga, gangguan pendengaran, ruam di sekitar telinga, atau Bell’s palsy.
ADVERTISEMENT

4. Infeksi kulit

Komplikasi ini dapat terjadi jika bakteri masuk ke luka lepuh yang sudah pecah. Contoh infeksi pada kulit yang terjadi akibat cacar ular adalah impetigo atau selulitis.

Pengobatan Cacar Ular

Ilustrasi cacar ular. Foto: Pixabay
Cacar ular sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, agar tidak menimbulkan komplikasi di atas, maka cacar ular perlu diobati dengan obat antivirus, seperti acyclovir dan famiciclovir.
Selain itu, dokter juga menyarankan untuk menggunakan obat pereda nyeri, misalnya seperti obat minum yang memiliki kandungan paracetamol dan ibuprofen atau bisa juga obat oles dengan kandungan lidokain.
Memakai antihistamin juga sangat disarankan karena dapat membantu meringankan sensasi gatal dan mencegah penggarukan yang tidak diinginkan.
Selain menggunakan obat-obatan, ada beberapa upaya lain yang juga dapat membantu meredakan gejala cacar ular, seperti yang ditulis dalam buku Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan oleh Kathleen Meehan Arias, yakni:
ADVERTISEMENT
(NDA)