Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pertolongan Pertama Angin Duduk yang Perlu Dilakukan
8 April 2025 18:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Angin duduk merupakan istilah yang populer di masyarakat Indonesia. Angin duduk kerap disalahartikan sebagai masuk angin biasa karena gejalanya yang mirip, seperti nyeri ulu hati, lemas, mual, muntah, dan berkeringat dingin.
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu kedokteran, istilah angin duduk merujuk pada angina, yaitu nyeri dada khas yang terjadi akibat penurunan suplai oksigen ke otot jantung. Kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya serangan jantung akibat sumbatan darah ke seluruh tubuh. Hal ini karena kurangnya oksigen sehingga banyak sel otot jantung yang mati.
Pertolongan Pertama Angin Duduk
Apabila orang di sekitar menunjukkan gejala-gejala angin duduk, mengutip buku Kunci Menjaga Kesehatan Pembuluh Darah dan Jantung oleh Rias Gesang Kinanti dkk, berikut langkah-langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan.
1. Tenangan Diri Penderita
Penderita sebaiknya segera duduk dalam posisi nyaman dan tidak melakukan aktivitas apa pun. Pastikan untuk segera beristirahat dan mengatur napas agar tubuh merasa lebih rileks.
Sambil menunggu kedatangan bantuan medis, jaga korban tetap tenang. Kegelisahan, kepanikan, dan stres dapat memburuk kondisi jantung. Minta orang di sekitar untuk tetap tenang agar tidak membuat kondisi penderita semakin memburuk.
ADVERTISEMENT
2. Posisikan Penderita dengan Tepat
Minta penderita untuk duduk dalam posisi yang nyaman, biasanya dengan posisi setengah duduk atau bersandar dengan punggung yang disangga, agar mengurangi tekanan pada jantung.
3. Longgarkan Pakaian Penderita
Jika penderita merasa akan pingsan atau mengalami kesulitan bernapas, longgarkan pakaian yang ketat terutama di area leher dan dada untuk memudahkan pernapasan.
4. Hindari Melakukan Tindakan yang Tidak Perlu
Hindari memindahkan atau menggerakkan penderita terlalu banyak kecuali benar-benar diperlukan. Apabila menderita angin duduk, hindari memijat atau melakukan kerokan. Penambahan beban pada jantung melalui stimulasi fisik seperti pijatan dan kerokan dapat memperparah kondisi korban.
5. Pantau Kondisi Penderita
Jika penderita tidak sadarkan diri dan tidak bernapas, segera lakukan bantuan hidup dasar berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP). Pertama, periksa apakah koban masih memiliki denyut nadi dengan cara meraba denyut nadi kerotis di leher, sekitar 2 jari di bawah sudut rahang bawah.
ADVERTISEMENT
Apabila denyut nadi tidak teraba selama 10 detik, ini disebut kondisi henti jantung. Segera bersiap untuk melakukan resusitasi jantung dengan cara menekan bagian tengah dada dengan menggunakan telapak tangan sebanyak 100—120 per menit dengan kedalaman sekitar 5 menit.
6. Hubungi Bantuan Medis
Jangan tunda untuk menghubungi ambulans atau layanan darurat medis. Waktu sangat krusial dan semakin cepat pasien mendapatkan pertolongan medis, semakin besar peluang selamatnya.
(SA)