Saraf Terjepit: Ciri-Ciri dan Penanganannya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
3 Juni 2022 10:49 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengalami saraf terjepit. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengalami saraf terjepit. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Saraf terjepit bisa disebabkan oleh salah posisi ketika tidur atau mengangkat barang. Kondisi ini kadang masih disepelekan. Padahal, saraf terjepit dapat menimbulkan kerusakan permanen jika tidak segera ditangani.
ADVERTISEMENT
Selain dapat menimbulkan rasa nyeri, sakit, dan ketidaknyamanan, saraf terjepit juga bisa menyebabkan terganggunya komplesitas jaringan saraf. Penjelasan ini seperti dikutip dari buku Hijama ODT: Semua Penyakit Insya Allah Sembuh oleh Azib Susiyanto, Sy.
Sebagaimana diketahui bahwa tiap orang memiliki miliaran jaringan saraf yang saling berhubungan. Apabila salah satu jaringan saraf rusak, fungsi jaringan saraf lainnya pun bisa ikut terganggu.
Misalnya, saraf terjepit di tangan atau bisa disebut carpal tunnel syndrome, bisa mengakibatkan mati rasa, nyeri, dan kelemahan pada pergelangan tangan. Jika kondisi ini diabaikan atau tidak segera diobati, jaringan saraf di sekitarnya juga akan terganggu.
Selain itu, otot-otot di tangan serta pergelangan kemungkinan menyusut, sehingga mengakibatkan kelemahan akut. Tidak hanya di tangan, saraf terjepit juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya, seperti tulang belakang leher, pinggang, hingga pinggul bawah.
ADVERTISEMENT
Agar semakin paham, di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai saraf terjepit dan hal yang harus dilakukan apabila mengalaminya.

Bagaimana Ciri-Ciri Saraf Terjepit pada Pinggang?

Ilustrasi mengalami saraf terjepit di pinggang. Foto: Pixabay
Tidak semua nyeri yang muncul di bagian tubuh tertentu termasuk saraf terjepit. Meski demikian, hal tersebut tetap perlu diwaspadai sebelum rasa nyeri semakin parah dan terjadi komplikasi.
Seperti yang telah diberitahukan bahwa salah satu bagian tubuh yang bisa terjadi saraf kejepit, yakni pinggang atau bisa disebut juga dengan herniated nucleus pulposus (HNP).
Herniated nucleus pulposus (HNP) adalah gangguan yang muncul ketika bantalan ruas tulang belakang (nucleus pulposus) menonjol atau bergeser, sehingga menekan saraf tulang belakang dan saraf tepi.
Diterangkan oleh Iskandar Ali dalam buku Dahsyatnya Bio Quantum untuk Kesehatan, ada banyak hal yang menjadi faktor penyebab saraf terjepit. Namun, umumnya saraf bisa terjepit akibat adanya tekanan pada saraf yang dilakukan secara berulang-ulang.
ADVERTISEMENT
Tekanan saraf dapat terjadi ketika saraf terjepit di antara jaringan dengan ligamen, tulang, otot, tendon, dan tulang rawan. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf, yakni sebagai berikut:
Zen Santosa memberitahukan dalam buku Meredakan Nyeri Pinggul, saraf yang terjepit tersebut dapat kehilangan fungsi yang kemudian menyebabkan beberapa ciri-ciri, berikut ini:

1. Timbulnya rasa nyeri

Salah satu gejala yang umum dialami ketika saraf terjepit adalah nyeri. Keluhan nyeri ini biasanya muncul pada bagian tubuh yang mengalami saraf terjepit.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ketika saraf terjepit terjadi di tulang belakang atau punggung bawah, gejala nyeri punggung akan muncul. Begitu juga jika terjadi di pinggang, gejala yang muncul dapat berupa nyeri di bagian pinggang.

2. Kesemutan atau mati rasa

Ciri-ciri saraf terjepit yang juga kerap dirasakan kebanyakan orang adalah kesemutan atau mati rasa. Kondisi ini bergantung pada seberapa parah posisi dan ukuran herniasi.
Kesemutan atau mati rasa ini dapat menyebar di bagian tubuh lain di sekitar saraf terjepit tersebut. Jadi, kondisi ini tidak hanya pada bagian saraf yang bermasalah, tapi bisa juga terjadi pada area lain yang masih dekat dengan saraf terjepit.

3. Terasa seperti ditusuk-tusuk dan terbakar

Ciri saraf terjepit lainnya adalah terasa seperti ditusuk-tusuk dan terbakar atau panas pada bagian saraf yang terjepit. Hal ini dapat terjadi akibat dari tekanan pada satu atau beberapa saraf hingga mengakibatkan kerusakan.
ADVERTISEMENT

4. Lemah otot

Saat saraf terjepit, otot-otot yang dilewati oleh saraf juga dapat bermasalah, sehingga akan mengalami pelemahan. Tak heran, seseorang yang mengalami saraf terjepit akan mengalami penurunan kemampuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Meski demikian, tidak semua orang yang dengan saraf terjepit akan mengalami gejala melemahnya otot ini. Bahkan, ada beberapa orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami saraf kejepit sebelum diperlihatkan hasil rontgen.

Apa yang Harus Dilakukan Penderita Saraf Terjepit?

Ilustrasi mengalami saraf terjepit. Foto: Pixabay
Pada umumnya, saraf terjepit dapat membaik dalam waktu singkat. Namun, pada kasus tertentu, tekanan pada saraf tetap saja bisa berlangsung lama atau kronis dan menyebabkan kerusakan saraf permanen, sehingga tidak dapat disepelekan begitu saja.
Jika mengalami nyeri leher atau punggung yang menjalar hingga ke lengan atau tungkai, segeralah cari pertolongan medis. Disarankan juga untuk segera menemui dokter apabila sering mengalami mati rasa, kesemutan, atau kelemahan otot.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan fisik dan anamnesis adalah dua cara paling umum dilakukan dokter untuk dapat meyakinkan apakah seseorang benar mengalami saraf kejepit atau tidak. Adapun pemeriksaan lain yang mungkin dibutuhkan, yaitu menggunakan X-Ray anatomi tulang belakang dan MRI di jaringan lunak pada tulang belakang.
Apabila benar mengalami saraf terjepit, biasanya dokter akan merekomendasikan orang tersebut untuk istirahat total atau menghentikan semua kegiatan yang dapat memperburuk tekanan di saraf. Selain itu, terkadang disarankan juga untuk menggunakan bantuan penyangga.
Obat-obatan antiinflamasi nonsteroid juga bisa jadi pilihan untuk meredakan nyeri, seperti ibuprofen dan naproxen. Selain itu, ada juga gabapentin dan pregabalin yang bisa digunakan pada gangguan saraf, namun obat tersebut hanya dapat dikonsumsi apabila telah diresepkan dokter.
ADVERTISEMENT
Biasanya, seseorang yang telah menjalani perawatan ini akan sembuh setelah beberapa hari. Namun, jika tidak ada perbaikan setelah beberapa minggu, sebaiknya konsultasikan kembali dengan dokter untuk mendapatkan terapi fisik, obat-obatan untuk mengurangi nyeri, atau operasi untuk menghilangkan tekanan di saraf.

Apakah Saraf Terjepit Bisa Sembuh Sendiri?

Ilustrasi mengalami saraf terjepit. Foto: Pixabay
Tak sedikit orang yang bertanya apakah saraf terjepit bisa sembuh sendiri? Menurut dr. Tony Setiabudi FRCS Edinburgh (Ortho) dalam buku Sembuh Dari Nyeri Punggung, saraf terjepit memang dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 1-3 hari. Namun, ini hanya untuk kondisi yang ringan.
Jika saraf terjepit disertai dengan beberapa gejala lain, seperti nyeri yang menjalar ke daerah lain, kesemutan hingga mati rasa, terasa seperti ditusuk-tusuk dan terbakar, hingga lemas otot, maka segeralah konsultasikan ke dokter.
ADVERTISEMENT
Sebelum semua itu terjadi, ada baiknya melakukan kebiasaan sehat untuk mencegah saraf terjepit. Merujuk buku Hijama ODT: Semua Penyakit Insya Allah Sembuh oleh Azib Susiyanto, Sy, saraf terjepit dapat dicegah dengan melakukan hal-hal berikut:
(NDA)