Konten dari Pengguna

Skoliosis: Definisi, Jenis-Jenis, dan Upaya Mendiagnosisnya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
7 Juni 2022 20:35 WIB
Ā·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak yang menderita skoliosis sebelum memasuki masa pubertas. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak yang menderita skoliosis sebelum memasuki masa pubertas. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam dunia medis, kelainan pada tulang belakang dibagi menjadi tiga, yaitu kifosis, lordosis, dan skoliosis. Dari ketiga jenis tersebut, ulasan ini akan membahas lebih jauh tentang apa arti skoliosis.
ADVERTISEMENT
Dalam keadaan normal, tulang belakang akan membentuk kurva dari bahu ke bawah dan terlihat lurus dari belakang. Tulang hanya akan terlihat sedikit melengkung, jika dilihat dari samping.
Namun, lain halnya dengan penderita skoliosis, yang mana tulang akan terlihat melengkung ke samping meski dilihat dari arah belakang. Lengkungan ini biasanya membentuk huruf ā€œSā€ atau ā€œCā€.
Dari riwayat penyakitnya, pertama-tama gejala skoliosis tidak akan menimbulkan rasa nyeri. Biasanya, skoliosis baru disadari oleh para orang tua ketika sang anak beranjak besar, yaitu ditujukan dengan bahu maupun pinggang yang tingginya tidak sama.
Penasaran, apa itu skoliosis? Bagaimana dunia medis mengenal salah satu kelainan tulang belakang ini? Selengkapnya ada di bawah ini.
Ilustrasi nyeri yang dialami penderita skoliosis. Foto: Unsplash

Skoliosis Artinya Apa?

Merujuk pada buku Program Pencegahan dan Penyembuhan Skoliosis untuk Anda oleh Dr. Kevin Lau, skoliosis artinya kelainan tulang belakang yang ditandai dengan tulang belakang melengkung ke arah samping. Pada keadaan ini, biasanya derajat kelengkungan kurva tulang belakang sudah lebih dari 30 derajat.
ADVERTISEMENT
Walaupun para orang tua baru menyadari keadaan skoliosis sang anak ketika beranjak besar, kebanyakan kasus ini terjadi sebelum masa pubertas dimulai, yakni sekitar usia 10-15 tahun.
Memang, kedengarannya kasus skoliosis ini tergolong ringan. Namun, penderitanya tetap harus waspada dan dianjurkan untuk menjalani X-ray, agar mengetahui perkembangan kelengkungan kurva tulang belakangnya.
Sebab, apabila tidak ditangani, lengkungan skoliosis akan semakin parah, sehingga bisa menimbulkan kerusakan sendi dan nyeri yang berkepanjangan.
Prof. dr. Nicolaas C. Budhiparama, Sp.OT, FICS dkk., dalam bukunya Pendidikan Interprofesional Gangguan Muskuloskeletal menambahkan bahwa skoliosis dibagi menjadi beberapa macam, seperti:

1. Skoliosis Kongenital

Kelainan tulang belakang ini terjadi karena janin tidak sepenuhnya mengembangkan vertebra secara sempurna di dalam kandungan. Tipe penyakit skoliosis ini umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir.
ADVERTISEMENT

2. Skoliosis Idiopatik

Jenis skoliosis ini umumnya terjadi pada anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada anak berusia 10-18 tahun.

3. Skoliosis Degeneratif

Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada orang dewasa yang pernah mengidap skoliosis sebelumnya. Tulang belakang penderita akan mengalami aus seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini dapat menyebabkan tulang belakang menjadi bengkok.

4. Skoliosis Neuromuskular

Jenis kelainan tulang belakang ini disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf atau sistem otot. Biasanya, berkaitan dengan penyakit cerebral palsy dan spina bifida.

5. Skoliosis Sindromik

Kelainan tulang belakang tipe ini terjadi akibat adanya sindrom yang dimiliki seseorang, seperti gangguan jaringan ikat (sindrom Marfan dan Ehlers-Danlos), trisomi 21, Prada-Willi, sindrom Retts, dan sindrom Beale.

6. Kifosis Scheuermann

Jenis ini terjadi ketika bagian depan tulang belakang tumbuh lebih lambat dibanding dengan bagian belakang pada masa anak-anak. Hal ini menyebabkan tulang belakang bagian depan menjadi lebih kecil, sehingga tulang belakang pun melengkung.
Ilustrasi foto rontgen untuk mengetahui derajat kurva kelengkungan tulang belakang. Foto: Unsplash

Upaya Diagnosis Skoliosis

Untuk mendiagnosis skoliosis, langkah pertama yang dilakukan oleh dokter adalah menanyakan seputar gejala yang dialami, riwayat penyakit pasien dan keluarganya, dan waktu saat pasien pertama kali menyadari kemunculan lengkungan tulang belakang.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan meminta pasien untuk membungkuk untuk melihat apakah ada tulang rusuk yang menonjol atau tidak.
Dokter juga akan memeriksa kondisi saraf penderitanya untuk mengetahui apakah ditemukan otot yang lemah, kaku, atau menunjukkan refleks abnormal.
Selain pemeriksaan fisik, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan foto Rontgen dan CT scan untuk memastikan adanya skoliosis. Dari sinilah, dokter juga akan mengetahui tingkat keparahan lengkungan tulang belakang.
Jika mencurigai kelainan pada tulang belakang disebabkan oleh hal lain, dokter dapat melakukan pemindaian dengan satu pemeriksaan yang lebih detail, yaitu MRI.
(VIO)