Skoliosis, Penyakit yang Menyerang Tulang Belakang

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2021 10:57 WIB
Ā·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Skoliosis merupakan penyakit yang menyerang tulang belakang. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Skoliosis merupakan penyakit yang menyerang tulang belakang. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Penyakit tulang bisa saja menyerang siapa pun, baik yang berusia muda hingga tua tanpa memandang bulu.
ADVERTISEMENT
Penyakit tulang sendiri terdiri dari beberapa jenis. Mengutip jurnal Patologi dan Sendi karya I Made Kardena, berikut beberapa penyakit tulang yang bisa menyerang manusia:
Salah satu penyakit yang bisa menyerang tulang adalah skoliosis. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit tulang yang sering dijumpai.
Umumnya, skoliosis merupakan penyakit yang terjadi saat seseorang memasuki masa pertumbuhan sebelum pubertas. Oleh karena itu, penyakit ini biasanya menyerang anak-anak kecil yang berusia sangat muda.
Lebih lanjut tentang apa itu skoliosis, berikut penjelasannya seperti yang dikutip dari berbagai macam sumber.

Apa yang Dimaksud Skoliosis?

Skoliosis merupakan penyakit tulang yang menyerang tulang belakang. Akibatnya, seseorang yang mengalami skoliosis memiliki kondisi tubuh dengan tulang belakang melengkung.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Rehabilitasi Medik pada Skoliosis karya Jane Pelealu, dkk, skoliosis awal mulanya berasal dari bahasa Yunani, yakni skolios yang memiliki arti bengkok.
Melansir dari Healthline, skoliosis merupakan kondisi melengkungnya tulang belakang yang tidak normal. Menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS) , sekitar 80 persen kasus skoliosis tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi.
Penelitian tersebut dilakukan selama 7 tahun pertama kehidupan seorang anak. Sebab itu, penelitian AANS menyebutkan beberapa penyebab skoliosis pada anak, yaitu:

Bagaimana Bentuk Tulang Skoliosis?

Mengutip dari jurnal karya Jane Palealu, Adapun bentuk normal tulang belakang, yaitu memiliki lekukan di bagian atas bahu dan lekukan di punggung bagian bawah. Sedangkan seseorang dengan penyakit skoliosis memiliki bentuk tulang belakang yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari belakang, tulang belakang pada skoliosis akan berbentuk seperti huruf ā€œCā€ atau ā€œSā€. Oleh sebab itu, skoliosis bisa dikatakan mewakili bentuk tulang belakang yang menggambarkan huruf "S" atau "C".

Apa yang Menyebabkan Skoliosis?

Penyebab munculnya skoliosis. Foto: Unsplash
Penyebab dari skoliosis biasanya adalah kebiasaan sehari-hari yang tidak disadari. Hal tersebut juga selaras dengan yang dijelaskan dalam jurnal Kualitas Hidup Penyandang Skoliosis pada Wanita karya Brigitta Santa.
Jurnal tersebut menyebutkan bahwa ada beberapa penyebab penyakit skoliosis:

1. Faktor Genetik

Faktor genetik dalam hal ini berarti komponen pada perkembangan skoliosis. Hal ini terjadi karena riwayat keluarga yang secara turun-temurun.
Oleh karena itu, seseorang akan rentan terkena skoliosis apabila memiliki riwayat keluarga yang memiliki penyakit skoliosis. Menurut Sponseller, ketika seorang anak mengalami skoliosis dan orang tua mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami kondisi tersebut sebelumnya, merupakan hal yang tidak mungkin.
ADVERTISEMENT
Sebab, kemungkinan anggota keluarga lain mengalami skoliosis dengan tingkat yang ringan sehingga tidak terlihat gejalanya.

2. Faktor Hormonal

Faktor hormonal dalam hal ini berarti pengaruh proses pengeluaran hormon melatonin. Hormon tersebut menyebabkan penurunan progresivitas skoliosis. Hormon ini menyebabkan munculnya perkembangan penyakit skoliosis.
Tidak hanya faktor genetik dan hormonal, skoliosis juga bisa disebabkan oleh penyebab yang lain, seperti infeksi tulang belakang, cedera tulang belakang, bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia, serta gangguan saraf.
Lebih lanjut, menurut laman Healthline penyebab skoliosis kerap tidak dapat ditentukan. Namun umumnya penyebab skoliosis yang telah diidentifikasi oleh dokter, sebagai betikut:
ADVERTISEMENT
Merujuk penyebab skoliosis tersebut, dapat kita simpulkan bahwa skoliosis rentan terjadi pada ibu hamil, anak-anak, dan juga orang tua yang sudah mengalami perubahan pada kerja otot gerak dalam tubuhnya.

Apa yang Dirasakan Penderita Skoliosis?

Ilustrasi skoliosis. Foto: Pexels.com
Menurut jurnal Kualitas Hidup Penyandang Skoliosis pada Wanita karya Brigitta Santa, seseorang yang mengidap penyakit skoliosis biasanya menimbulkan berbagai macam gejala.
Meski demikian, gejala yang ditunjukkan oleh pengidap skoliosis jarang sekali untuk diketahui. Namun dari beberapa gejala skoliosis, ada salah satu gejala yang sering ditemui di masyarakat umum, yakni tinggi bahu yang tidak seimbang.
Berikut beberapa gejala dari penyakit skoliosis, yakni:
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ketika gejala yang ada di atas mulai dirasakan, ada baiknya untuk konsultasi ke dokter. Dengan begitu, penyakit skoliosis bisa ditangani dan tulang belakang bisa kembali ke bentuk awal.

Bagaimana Cara Penyembuhan Skoliosis?

Ilustrasi skoliosis. Foto: Pexels.com
Mengutip dari laman Mayo Clinic, perawatan skoliosis bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kemiringan tulang. Anak-anak yang memiliki lekukan tulang yang ringan tidak umumnya tidak memerlukan tindakan medis.
Mereka hanya perlu melakukan pemeriksaan medis secara rutin untuk mengontrol perkembangan lekukan tulang. Sedangkan apabila seseorang memiliki tingkat lekukan tulang yang cukup parah, maka diperlukan tindakan medis berupa operasi pembedahan.
Menurut laman Healthline, berikut ini beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh dokter untuk melakukan tindakan medis pada seseorang yang menderita skoliosis:
ADVERTISEMENT
Kemudian, terdapat beberapa pilihan pengobatan utama pada penyakit skoliosis, yaitu:

1. Bracing

Operasi kini tak lagi menjadi satu-satunya pilihan bagi penderita skoliosis atau kelainan tulang belakang yang melengkung ke samping. Sebab selain operasi, metode bracing atau penggunaan alat penunjang tulang juga kerap digunakan untuk mengembalikan posisi tulang belakang.

2. Operasi

Apabila metode bracing tidak menghasilkan perubahan yang signifikan, maka akan dilakukan operasi pembedahan. Operasi ini biasanya diperuntukkan bagi penderita skoliosis dengan kurva lebih dari 40 derajat.
Skoliosis dengan kelengkungan tulang yang mencapai 40 derajat akan mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang yang menderinyanya. Oleh sebab itu, dokter perlu melakukan operasi pembedahan untuk memperbaiki posisi tulang.
ADVERTISEMENT

Apakah Penderita Skoliosis bisa Sembuh Total?

Mengutip dari laman Scoliosis Clinic, secara umum gejala skoliosis dapat disembuhkan dan perlu melakukan perawatan lanjutan guna mencegah penyakit skoliosis kembali.
Sementara itu, secara keseluruhan penyakit skoliosis tidak dapat sembuh total. Meskipun seseorang yang menderita skoliosis sudah melakukan operasi pembedahan tulang, namun orang tersebut perlu melakukan perawatan dokter untuk mencegah pelekukan tulang kembali.
(JA dan FNS)