Virus Cacar Monyet: Gejala, Penyebab, dan Cara Menyembuhkannya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
22 Mei 2022 17:04 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, organisasi kesehatan dunia (WHO) telah mengonfirmasi 80 kasus cacar monyet di 11 negara. Penderita yang mengidap penyakit ini merasakan gejala umum seperti demam, nyeri otot, kelelahan, sakit punggung, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Kabarnya, virus cacar monyet bisa menyebar luas hingga ke beberapa negara. Mengutip situs CDC, penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus monkeypox yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Reservoir alami cacar monyet masih belum diketahui. Namun, hewan pengerat dan primata seperti monyet diduga bisa menampung virus dan menginfeksi manusia.
Dalam penelitian terbaru, virus cacar monyet disebut rentan menjangkit komunitas LGBT. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang virus cacar monyet selengkapnya yang bisa Anda simak.

Sejarah Cacar Monyet

Menurut informasi dari situs WHO, sejarah cacar monyet berawal dari penemuan virus pada monyet di laboratorium Denmark pada tahun 1958. Sedangkan, kasus pertamanya tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC).
ADVERTISEMENT
Kala itu, cacar monyet dilaporkan menjangkit orang-orang di beberapa negara Afrika tengah dan barat seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, dan Sierra Leone.

Gejala Virus Cacar Monyet

Infografik Waspada Cacar Monyet. Foto: kumparan
Umumnya, masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) virus cacar monyet berkisar antara 6-13 hari. Pada kondisi tertentu, masa inkubasinya bisa lebih lama, yakni 21 hari. Namun, kasus ini jarang ditemui.
Infeksi virus cacar monyet bisa dibagi menjadi dua periode utama. Dikutip dari situs, berikut penjelasan lengkapnya:

1. Periode invasi (0-5 hari)

Periode ini ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, mialgia (nyeri otot), dan asthenia yang hebat (kekurangan energi). Limfadenopati adalah ciri khas cacar monyet yang tampilan fisiknya tampak serupa seperti cacar air dan campak.
ADVERTISEMENT

2. Periode perubahan kulit

Periode ini biasanya muncul setelah 1-3 hari gejala demam. Ruam lebih banyak terlihat di area wajah, bukan badan. Pada 75% kasus, ruam juga muncul di area telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam pada virus cacar monyet berkembang secara berurutan dari makula (lesi dengan dasar datar) menjadi papula (lesi keras yang sedikit terangkat), vesikel (lesi berisi cairan bening), pustula (lesi berisi cairan kekuningan), dan krusta (mengering dan rontok).
Jumlah lesi bisa bervariasi, mulai dari satuan hingga ribuan. Dalam kasus yang parah, lesi dapat menyatu dan membesar hingga sebagian besar kulit mudah terkelupas.

Cara Penularan Cacar Monyet

Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus monkeypox dewasa berbentuk oval serta partikel bulan sabit dan bulat dari virion yang belum matang, diperoleh dari sampel kulit manusia. Foto: Reuters
Virus cacar monyet masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut). Cara penularan cacar monyet yang sangat mungkin terjadi adalah melalui kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh atau lesi kulit hewan yang terinfeksi, misalnya terinfeksi gigitan atau cakaran
ADVERTISEMENT
Cacar monyet juga dapat menular apabila manusia mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi virus, termasuk olahan dagingnya.
Risiko penularan manusia ke manusia mungkin terjadi melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak selama persalinan.

Apakah Cacar Monyet Sudah Ada di Indonesia?

Hingga saat ini, belum ada kasus cacar monyet yang ditemukan di Indonesia. Meski demikian, masyarakat diimbau tetap waspada. Di samping itu, DPR juga meminta pemerintah untuk segera menyiapkan langkah pencegahan dan penanggulangan virus cacar monyet.
Mengutip laman resmi DPR, salah satu langkah awal yang dapat dilakukan yaitu memberikan edukasi tentang penyakit cacar monyet kepada masyarakat, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mencegah dan mengobatinya.
ADVERTISEMENT

Cara Menyembuhkan Cacar Monyet

Kondisi lengan dan dada seorang pasien dengan lesi kulit akibat cacar monyet, dalam gambar tak bertanggal ini diperoleh oleh Reuters pada 18 Mei 2022. Foto: CDC/Brian W.J. Mahy/Handout via REUTERS
Dijelaskan dalam laman CDC, sampai saat ini belum ada langkah khusus mengenai cara menyembuhkan cacar monyet. Kendati demikian, wabah cacar monyet tetap dapat dikendalikan.
Perawatan klinis untuk cacar monyet harus dioptimalkan sepenuhnya untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang. Pasien harus ditawarkan cairan dan makanan untuk mempertahankan status gizinya.
Infeksi bakteri sekunder harus diobati terlebih dahulu sesuai indikasi. Agen antivirus yang dikenal sebagai tecovirimat bisa diberikan sebagai terapi pengobatan. Namun idealnya, penggunaan tecovirimat harus dipantau dalam pengawasan dokter.
Sebagai langkah preventif, vaksinasi cacar monyet juga perlu diberikan kepada masyarakat luas. Meski tidak sepenuhnya mencegah, setidaknya vaksin ini bisa membuat gejala penyakit jauh lebih ringan.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, masyarakat dapat mengurangi risiko terinfeksi virus cacar monyet dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet

Ilustrasi cacar air pada usia remaja. Foto: Shutter Stock
Meski gejala cacar monyet dan cacar air hampir sama, keduanya adalah penyakit yang berbeda. Dirangkum dari laman Independet, berikut perbedaan cacar air (chickenpox) dan cacar monyet yang perlu diketahui:

1. Virus

Cacar air dan cacar monyet disebabkan oleh virus yang berbeda. Monkeypox disebabkan oleh Orthopoxvirus, sedangkan virus yang menyebabkan cacar air adalah Varicella-zoster, virus yang juga mengakibatkan herpes zoster.
ADVERTISEMENT

2. Penularan

Kedua virus dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi kulit dan benda yang terkontaminasi. Namun, cacar air relatif lebih mudah menular daripada cacar monyet.

3. Gejala

Banyak gejala cacar air yang juga muncul pada orang terinfeksi cacar monyet, misalnya sakit kepala, demam, nyeri otot, dan sakit punggung. Namun, pembengkakan kelenjar getah bening adalah ciri khas cacar monyet yang tidak ada pada cacar air.
Gejala cacar monyet biasanya berlangsung antara 2-4 minggu, tergantung kondisinya. Sedangkan, gejala cacar air dapat bertahan hingga dua minggu, tetapi biasanya mereda dalam tujuh hari.

4. Masa Inkubasi

Masa inkubasi cacar monyet berkisar antara 7-14 hari. Sedangkan, gejala cacar air bisa memakan waktu hingg1 16 hari untuk muncul sepenuhnya.
(MSD & ADS)
ADVERTISEMENT