news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mengenang 110 Tahun Perang Çanakkale: Kemenangan Monumental Bangsa Turki

Arya Alifa Mukti
B.A in International Relations of Sakarya University, Turkiye
19 Maret 2025 16:05 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arya Alifa Mukti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makam para pahlawan yang gugur di Perang Çanakkale. Sumber : Koleksi Pribadi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Makam para pahlawan yang gugur di Perang Çanakkale. Sumber : Koleksi Pribadi Penulis
Musim Semi, 18 Maret 1915, sorak-sorai kemenangan serta ribuan rasa syukur dipanjatkan oleh bangsa Turki, yang waktu itu berada di bawah Daulah Utsmani, karena berhasil mengalahkan Inggris beserta Sekutunya. Daulah Utsmani yang waktu itu berada di bawah kekuasaan Mehmet V berhasil memukul mundur Inggris yang berada di bawah komando Winston Churchill pada Galipoli Campaign atau yang dikenal juga sebagai Perang Çanakkale (dalam bahasa Turki : Çanakkale Savaşı atau Çanakkale Muharebeleri).
ADVERTISEMENT
Çanakkale adalah sebuah kota yang berada di barat laut Turki, sekitar 350 km dari Istanbul. Kota ini menyimpan sejarah panjang peradaban manusia, salah satunya ialah sejarah mengenai Trojan Horse yang sangat ikonik yang berasal dari perang Troya pada tahun 1200 SM. Cerita mengenai kuda Troya tersebut sempat juga dijadikan sebuah film berjudul “Troy” pada tahun 2004 yang dibintangi oleh Brad Pitt.
Kuda Troya di pusat kota Çanakkale yang menjadi properti di film Troy (2004). Sumber : Koleksi Foto Pribadi Penulis
Selain itu, Çanakkale juga menyimpan cerita panjang mengenai perjuangan bangsa Turki. Tepatnya pada perang dunia pertama, Turki yang pada saat itu masih berbentuk Daulah Utsmani tergabung dengan Blok Sentral (Central Power) bersama Jerman, Austro-Hungaria an Bulgaria melawan Blok Sekutu (Allied Powers). Winston Churchill sebagai First Lord of the Admiralty atau kepala angkatan laut Inggris, menggagas serta memulai upaya menduduki Çanakkale bersama negara-negara persemakmurannya, seperti Australia dan Selandia Baru (ANZAC : Australian and New Zealand Army Corps), India dan Newfoundland, dipimpin langsung oleh Churchill beserta 2 orang komando militer, Jenderal Ian Hamilton dan John de Robeck. Menurut penulis sekaligus jurnalis Australia, Peter FitzSimons, dalam bukunya yang berjudul “Gallipoli” ia menjelaskan bahwa tujuan dari kampanye ini ialah untuk melemahkan Daulah Utsmani setelah mereka bergabung dengan Blok Sentral.
ADVERTISEMENT
Dengan bergabungnya Daulah Utsmani ke Blok Sentral, tambah FitzSimons, membuat Inggris dan Sekutunya perlu mencari cara untuk membuka jalur suplai ke Rusia melalui Selat Dardanella (dalam Bahasa Turki, Dardanella disebut Çanakkale) yang berada di sisi utara Çanakkale. Selain itu, tujuan masih menurut FitzSimon, tujuan dimulainya kampanye ini ialah sebagai Upaya untuk menekan Jerman serta memaksa Daulah Utsmani untuk keluar dari perang.
Sementara itu untuk meng-counter serangan Inggris dan Sekutunya, Daulah Utsmani yang berada di bawah pimpinan Sultan Mehmed V menunjuk Enver Pasha yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Perang Daulah Utsmani serta Mustafa Kemal (yang kemudian dikenal sebagai Atatürk) sebagai komandan divisi ke-19 pasukan Utsmani. Bantuan juga datang dari Jerman, dengan kehadiran Otto Liman van Sanders, seorang jenderal Jerman yang ditugaskan untuk memimpin strategi pertahanan Daulah Utsmani selama perang dunia pertama berlangsung.
ADVERTISEMENT
Proses Peperangan
Sejarawan Inggris, Peter Hart, menjelaskan bahwa perang Çanakkale ini berlangsung selama 2 fase. Fase tersebut ialah fase serangan laut yang berlangsung antara Februari-Maret 1915, serangan darat pada rentang April 1915-Januari 1916. Pada awalnya, Hart menjelaskan bahwa kampanye ini hanya disiapkan dalam bentuk serangan laut. Namun menimbang potensi kegagalan yang cukup tinggi, Churchill beserta pasukannya menambahkan opsi serangan darat sebagai bentuk serangan lanjutan dari serangan laut.
Prof. Dr. Enis Şahin, seorang professor sejarah Sakarya Üniversitesi menjelaskan bahwa fase serangan laut dimulai dengan penyerangan yang dilancarkan oleh armada Inggris dan Perancis yang menargetkan benteng pertahanan Utsmani di sepanjang Selat Çanakkale pada 19 Februari 1915. Di bawah arahan Admiral Sackville Carden, 4 kapal Inggris dan Perancis berlayar ke Selat Çanakkale. Melihat kedatangan kapal-kapal tersebut, pasukan Utsmani “menyambut” kedatangan mereka dengan tembakan meriam ke kapal-kapal tersebut. Şahin menjelaskan dalam tulisannya yang berjudul “Kronolojik Çanakkale Savaşları Tarihi (3 Kasım 1914- 9 Ocak 1916)” menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari Inggris, tidak ada kehilangan yang berarti dari pihak mereka. Namun, tembakan meriam dari Utsmani tadi setidaknya cukup membuat kerusakan bagi kapal-kapal mereka. Serangan kedua Sekutu dilancarkan dengan menargetkan mematikan artileri Daulah Utsmani.
Kapal Nusret Mayın yang kini menjadi museum. Sumber: Koleksi Foto Pribadi Penulis
Kemudian pada tanggal 8 Maret 1915, Kapal Utsmani Nusret Mayın, dikerahkan untuk menanam 26 ranjau laut di sepanjang Selat Çanakkale. Peter Hart menjelaskan bahwa penanaman ranjau ini menjadi sebuah game changer bagi Daulah Utsmani yang mendapat tekanan bertubi-tubi dari Sekutu. Puncaknya, pada 18 Maret 1915, Sekutu melancarkan serangan laut total dengan mengerahkan 18 kapal untuk menerobos pertahanan Utsmani dan Blok Sentral. Hart menjelaskan kalau dari 26 ranjau laut yang ditanam oleh kapal Nusret Mayın, setidaknya mengenai 3 kapal dan membuatnya tenggelam yang membuat Sekutu mengalami kerugian besar dan memutuskan untuk menghentikan operasi laut.
ADVERTISEMENT
Setelah gagal pada serangan laut, Inggris dan Sekutunya melancarkan serangan darat. Fase serangan ini berlangsung selama 9 bulan. Pada fase ini, Daulah Utsmani yang dipimpin oleh Mustafa Kemal melawan Sekutu yang diperkuat ANZAC Cove yang terdiri dari orang Australia dan Selandia Baru, dan Cape Helles (Pasukan Inggris dan Perancis). Hart menjelaskan bahwa pada fase ini terjadi pertempuran sengit yang menyebabkan hilangnya ratusan ribu jiwa melayang. Setidaknya ada sekitar 195.000 korban dari Daulah Utsmani, dan 252.000 korban dari pasukan Sekutu. Jumlah tersebut merangkum korban yang tewas dan terluka. Singkatnya, pada Desember 1915 komando Sekutu memutuskan untuk mundur dikarenakan kemenangan yang tidak mungkin tercapai. Kekalahan sekutu ini juga berdampak dengan dipaksa mundurnya Winston Churchill dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Sekutu Bisa Kalah ?
Selama peperangan terjadi, Hart menyoroti beberapa faktor penyebab kekalahan Sekutu dari Utsmani dan Blok Sentral, yaitu buruknya kondisi medis, kurangnya suplai serta menurunnya moral tentara Sekutu. Selain itu, Hart menilai perencanaan yang tidak matang dan kempemimpinan yang lemah menjadi faktor mengapa Sekutu bisa kalah. Di waktu yang bersamaan, Hart memuji bagaimana kerasnya etos Daulah Utsmani untuk menekan mundur Sekutu dari Selat Çanakkale. Hart memuji penerapan strategi yang efektif dan efisien pasukan Utsmani, terutama di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal.
Patung Mustafa Kemal dan pasukannya ketika sedang melakukan pengintaian di dekat sekitaran makam di Çanakkale. Sumber: Koleksi Foto Pribadi Penulis
Sejarawan Australia, Ashley Ekins, dalam bukunya yang berjudul “Gallipoli : A Ridge Too Far”, menjelaskan beberapa faktor kekalahan Sekutu dari Utsmani. Salah satunya ialah informasi dan intelijen yang tidak memadai dari pihak sekutu. Ekins menilai bahwa pihak Inggris dan Perancis terlalu meremehkan kekuatan pertahanan Utsmani dan kondisi geografi daerah setempat. Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya informasi intelijen yang akurat yang menyebabkan kurangnya persiapan sebelum melancarkan serangan. Selain itu, Ekins menjelaskan bahwa bagaimana efisiennya adaptasi dan taktik pertahanan Utsmani. Ia menilai bahwa efisiennya taktik yang dilancarkan oleh Utsmani dikarenakan mereka dapat memahami dengan baik kondisi geografi setempat, sehingga strategi yang dilancarkan bersifat fleksibel serta efektif untuk melemahkan musuh.
ADVERTISEMENT
Dampak dari Kemenangan Utsmani di Perang Çanakkale
Museum Palang Merah Turki di Çanakkale. Sumber: Koleksi Foto Pribadi Penulis
Peter Hart menjelaskan setidaknya ada 3 dampak dari kemenangan Utsmani di perang Çanakkale. Yang pertama ialah meningkatnya moral dan nasionalisme. Bagi Hart, kemenangan ini mampu meningkatkan moral dan nasionalisme rakyat Utsmani yang sempat terpuruk dikarenakan situasi perang. Selain itu, tokoh seperti Mustafa Kemal muncul sebagai pahlawan nasional yang kemudian dikenal sebagai bapak bangsa Turki Atatürk. Kedua, terjaganya integritas bangsa. Hart menjelaskan, penyerangan Sekutu kepada Utsmani selain untuk melemahkan Jerman dan memaksa Utsmani keluar dari perang, ada intensi dari Sekutu untuk merebut ibu kota Utsmani, Istanbul. Dengan ditaklukannya Sekutu oleh Utsmani dan Blok Sentral, memastikan bahwa ibukota Utsmani tidak jatuh ke tangan Sekutu serta menjaga integritas bangsa Utsmani. Ketiga, mundurnya Churchill. Seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, kekalahan Sekutu di perang Çanakkale menjadi hal yang tidak bisa diterima. Hart menjelaskan kekalahan Sekutu di perang Çanakkale menyebabkan kerugian besar bagi Sekutu, yang juga mempengaruhi strategi militer mereka selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Perayaan 110 Tahun Peringatan Perang Çanakkale
Peringatan untuk mengenang dan menghormati para tentara yang telah gugur selama Perang Çanakkale dilaksanakan setiap tanggal 18 Maret setiap tahunnya. Dilansir dari Anadolu Agency, pada peringatan Perang Çanakkale ke 110 tahun ini dilaksanakan di beberapa kedutaan besar Turki yang tersebar di beberapa negara. Salah satunya ialah Kedutaan Besar Turki di Damaskus, Suriah. Setelah ditutup selama 12 tahun lamanya dan dibuka kembali pada 12 Desember 2024 ketika kejatuhan rezim Basar Al Asad, Kedubes Turki di Suriah kembali beroperasi. Duta Besar Sementara Turki untuk Suriah, Burhan Köroğlu, memimpin perayaan peringatan Perang Çanakkale dengan memberikan pidato sambutan serta pembacaan surat Al Fatihah kepada para pahlawan yang telah gugur di medan peperangan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Anadolu Agency, Köroğlu menceritakan bahwa perang yang terjadi selama 10 bulan ini telah merenggut ribuan jiwa. Ia menjelaskan bahwa pada masa itu, serangan datang dari mana saja, dari laut dan darat, namun Daulah Utsmani tetap berdiri tegak dan mengalahkan semua musuh. Köroğlu menjelaskan juga bahwa masyarakat Suriah adalah salah satu pihak yang memberikan bantuan yang kemudian Daulah Utsmani dapat memenangkan perang ini.
Türk arkadaşlarıma 110. YılıÇanakkale Zaferi ve Şehitleri Anma Günü Kutlu Olsun !
Şehitlerinizi saygıyla anıyoruz.