Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lockdown vs Lock Door?
7 Februari 2021 6:19 WIB
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Isu lockdown kembali berhembus dengan hoaks Jakarta lockdown akhir pekan! Terkait isu yang beredar soal rencana Pemprov DKI Jakarta akan melakukan lockdown di akhir pekan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat akun Youtube resmi Pemprov DKI Jakarta mengklarifikasi hal tersebut, Jumat (5/2).
ADVERTISEMENT
Gubernur Anies menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak pernah mewacanakan hal itu. Yang ada saat ini adalah sesuai dengan anjuran pemerintah adalah terus menerapkan PSBB ketat dan tertib mematuhi segala protokol kesehatan yang ditetapkan. Selalu menjaga 3M untuk masyarakat dan penerapan 3T dari pemerintah.
Memang masifnya kenaikan kasus virus COVID-19 di dunia ada beberapa negara yang menerapkan opsi lockdown, membatasi bahkan menghentikan pergerakan warga untuk membendung penyebaran virus.
Menyoal lockdown menurut Cambridge dictionary yaitu merupakan situasi dimana orang-orang tidak diizinkan untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau area secara bebas karena keadaan darurat.
Definisi lockdown memiliki arti yang sama dengan isolasi, isolasi terkait pencegahan suatu wabah ternyata pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW. Isolasi terhadap orang yang sedang menderita penyakit menular pernah dianjurkan Rasulullah ketika terjadi wabah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Kala itu, Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami kusta atau lepra.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya untuk tidak dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah. Dan sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar, seperti diriwayatkan dalam hadits, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”(HR Bukhari).
Skenario lockdown memang di beberapa negara terbukti ada yang berhasil sebab pemerintah dan warganya punya kapasitas, sosio kulturalnya berbeda dengan Indonesia. Namun, ada banyak negara juga yang tidak berhasil. Ada banyak alasan pemerintah tidak melakukan lockdown, bak buah simalakama mau lockdown khawatir ekonomi tumbang dan berimbas pada aspek lainnya. Akan tetapi, terlalu banyak yang bandel juga dan itulah kondisi kita saat ini.
ADVERTISEMENT
Keniscayaannya yang dibutuhkan saat ini adalah tentu saja dengan kekompakan masyarakat untuk disiplin dan konsisten mematuhi instruksi 3M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan). Menjaga jarak dengan siapa pun, minimal dua meter baik di rumah maupun di luar. Kemudian memakai masker terutama saat di luar rumah saat bertemu siap pun. Dan setelah itu semua, jangan lupa mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
Tidak kalah penting plus 2M, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan. Mobilitas, interaksi penduduk yang tinggi, keramaian kerumunan ini terbukti dalam riset studi epidemiologi terakhir menjadi pemicu ledakan-ledakan kasus perburukan pandemi di satu negara atau wilayah.
Jika kita menyadari bahwa sebenarnya persebaran virus ini terjadi adanya kontak antara penderita dengan orang lain bahkan susahnya jika tanpa gejala (OTG). Maka seharusnya kita mengikuti imbauan pemerintah untuk berdiam diri di rumah (lock door), guyon seriusnya bila perlu kunci rumah dan jika harus keluar rumah pun untuk hal mendesak saja.
ADVERTISEMENT
Artinya paling utama saat ini bagi kita adalah "Dengan komitmen dan disiplin diri, perubahan perilaku dan adaptasi kebiasaan adalah kuncinya," Juga “Mari saling jaga, ingatkan, dan bantu sesama."
Mengendalikan pandemi COVID-19 sejatinya bukan hanya tugas pemerintah namun juga masyarakat. Maka diperlukan sinergitas yang baik antara kedua komponen tersebut agar suatu negara bisa bersama-sama memberantas wabah COVID-19 yang sudah menginfeksi lebih dari 15 juta orang di dunia tersebut.
** Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi.