Memuliakan Tetangga

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
21 September 2021 8:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu hidup membutuhkan bantuan orang lain dan akan selalu hidup berdampingan dengan orang lain atau bertetangga. Akan tetapi saat ini kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat, ada banyak tetangga yang tidak saling mengenal, bermusuhan, atau malah mengumbar aib. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan perintah Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 36 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, serta tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh." (QS an-Nisaa: 36).
Selanjutnya dilansir dari banyak sumber, bagaimana pentingnya kita harus memahami kedudukan tetangga, Dari Abu Syuraih r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Demi Allah, seseorang tidak beriman; demi Allah, seseorang tidak beriman; demi Allah, seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya, “Siapa itu, Ya Rasulallah?” Jawab Nabi, “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR Bukhari).
Kemudian dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghormati tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” (Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah).
ADVERTISEMENT
Dengan memiliki tetangga dalam lingkungan bermasyarakat, maka kewajiban kita memuliakan tetangga. Sampai dengan saat ini, pernahkah kita memuliakan tetangga? Apakah kita bisa dan telah melakukannya sebagaimana saran dari Imam Al-Ghazali berikut ini :
Sebagai manusia yang hidup saling bertetangga, tentu kita harus memiliki akhlak yang baik agar menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Yakin saja ketika kita berbuat baik pada tetangga, setiap perbuatan kita maka akan mendapat balasan ketika kita berbuat baik pada orang lain, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Siapa yang menolong saudaranya dalam kebutuhannya, maka Allah pun akan menolongnya dalam kebutuhannya” (HR. Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580, dari Ibnu ‘Umar).
Selanjutnya Allah berfirman, yang artinya :
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.” (QS al-Isra’ [17]: 7).
Artinya, kebaikan yang kita lakukan efek baiknya akan kembali kepada kita. Begitu pun sebaliknya, keburukan yang kita lakukan efek buruknya juga akan kembali kepada kita sendiri.
Pada ayat lain, “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS ar-Rahman [55]: 60).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Rasulullah melarang kita dari meremehkan kebaikan, sekecil apa pun itu, atau sesederhana apa pun bentuknya, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum. Amal tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Ilustrasi Makan Bersama Tetangga, Foto: Shutterstock
Kita tidak akan tahu balasan kebaikan apa yang akan kita dapatkan ketika kita berbuat baik, kita hanya perlu memperbanyaknya.
Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular
** Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666