Perguruan Tinggi Era 4.0 Dalam Pandemi Covid-19

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
24 Maret 2021 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptive technology) bersamaan pandemi Covid-19 memaksa begitu cepat dan merubah tatanan dunia kerja, dunia industry, bisnis termasuk juga pendidikan.
ADVERTISEMENT
Mengutif McKinsey & Company (2016) yang memaparkannya dalam laporan berjudul An Incumbent’s Guide to Digital Disruption yang memformulasikan empat tahapan posisi organisasi, perusahaan, bisnis di tengah era disruptif teknologi yaitu:
ADVERTISEMENT
Kondisi inipun harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkup pendidikan tinggi agar mampu meningkatkan daya saing bangsa ditengah persaingan global.
Paradigma baru dunia kerja di era revolusi industri 4.0 dengan integrasi pemanfaatan internet di segala lini produksi di dunia industri yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi. Karakteristik yang ada pada era revolusi industri tersebut meliputi; digitalisasi, optimation dan cutomization produksi, otomasi dan adaptasi, interaksi antara manusia dengan mesin, value added services and business, automatic data exchange and communication, serta penggunaan teknologi informasi.
Perubahan pun terjadi pada pola industri baru ini, yang membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 telah menyentuh seluruh aspek hidup masyarakat, dari mulai transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola dan informasi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kemudian perlahan ada beberpa peran manusia yang mulai digantikan oleh robot. Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan, kondisi nyata jika keterampilan (life skill) yang diperlukan saat ini pun tentunya akan berubah. Maka keharusannya jika tantangan tersebut harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.
Perkembangan sekarang ini telah mengubah lanskap ekonomi, sosial, budaya maupun politik tingkat nasional, bahkan global. Pendidikan tinggi adalah satu organisasi sebagai rujukan inovasi, dan paling responsif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengambil peranan yang sangat penting.
Jika tidak ingin tertinggal oleh kemajuan pesat teknologi, kompetensi sumber daya manusia juga harus berubah. Cara kerja organisasi juga harus menyesuaikan. Perguruan tinggi harus menjadi motor inovasi disruptif, merubah pola pikir, cara kerja organisasi, produktivitas, disiplin, inovasi. progresif, terbuka terhadap perubahan, agresif dalam melakukan terobosan.
Ilustrasi Gedung Perguruan Tinggi, Foto Doc Ma'soem University
Langkah-langkah strategis segera dipersiapkan perguruan tinggi dalam mengantisipasi perubahan dunia yang telah dikuasai perangkat digital. Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang studi, kurikulum, pembelajaran, sumber daya, serta pengembangan cyber university, risbang hingga inovasi.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa langka strategis yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi yaitu:
ADVERTISEMENT
Menjadi catatan dan analisis diskursus ketidaksiapan sistem Perguruan Tinggi menghadapi pandemi Covid-19 telah menjadi koreksi penting yang menunjukkan kelemahan utama gagasan besar revolusi industri 4.0 pendidikan tinggi pada sistem digitalisasi kampus atau Cyber University dan sistem pembelajaran (daring distance learning) karena sarana sistem jaringan telekomunikasi Indonesia belum merata.
Namun demikian, terdapat dinamika positif selama pandemi yakni terciptanya ruang akademik virtual bagi dosen dan mahasiswa melalui webinar dalam skala terbatas serta terjadi peningkatan literasi digital yang masif di daerah dengan akses jaringan yang memadai.
**Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666.