Puasa dan Gairah Seks

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
15 April 2021 3:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
PUASA sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. Al-Baqarah: 183,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
ADVERTISEMENT
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu ber-PUASA sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Puasa dengan kata ”as-shyam” memiliki makna yaitu; menahan diri dari aktivitas makan, minum dan melampiaskan syahwat, dari semenjak fajar hingga magrib, dan dilakukan dengan niat yang benar, sebagaimana diajarkan Rasulullah.
Kashful Mahjub, seorang tokoh sufi agung dan pengarang kitab tasawuf terkenal menyatakan esensi puasa ialah menahan diri dari segala larangan Allah SWT. Pada dasarnya, menjauhi larangan Allah SWT adalah hal yang sukar dan berat bagi manusia.
Bagi beberapa orang, menahan nafsu seksual saat bulan puasa bahkan mungkin lebih sulit dibandingkan dengan menahan lapar. Bagaimana puasa bisa berpengaruh pada syahwat seks, beberapa literatur dan pendapat ahli menyatakan jika meningkatnya gairah seks di saat puasa disebabkan sel darah di dalam tubuh tidak banyak mendapat asupan gizi sehingga darah lebih banyak mengalir ke wilayah organ genital. Ketika darah tidak mencerna makanan, maka darah bebas tugas, karena itu akan menggalir ke daerah wilayah otonom.
ADVERTISEMENT
Mengutif Jamal Muhammad Az-Zaki (2010;129-130) puasa dapat menurunkan gairah seks khususnya pada kaum muda, sehingga tubuh dapat terjaga dari gangguan fisik maupun mental, serta kelainan pada tingkah laku. Ini semua merupakan wujud mukjizat dari ajaran dan teori dari Rasulullah dalam sabdanya;
"Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang sudah ada kemampuan, maka menikahlah. Jika ia belum mampu, maka hendaknyalah ia berpuasa, karena puasa adalah perlindungan."
Sebuah penelitian pernah dilakukan untuk mengetahui pengaruh puasa yang dilakukan bersambung-sambung terhadap kelenjar seks, dan hasil penelitian menunjukkan kesan yang positif. Dan tampak jelaslah mukjizat yang terkandung dalam sabda Rasulullah di atas.
Pada penelitian tersebut dibuktikan bahwa sering melakukan puasa yang dibarengi dengan makan dan minum yang teratur serta mengeluarkan energi pada aktivitas yang biasa, dapat membuat orang-orang muda bisa meredam gejolak dan gairah seks mereka dengan mudah. Puasa ini juga tidak menghasilkan efek samping apa-apa bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian ini juga telah menampakkan unsur mukjizat dalam perkataan nabi "karena puasa adalah perlindungan" melalui dua poin berikut ini:
ADVERTISEMENT
Harus diakui walau puasa menyebabkan kondisi fisik seseorang nampak menurun, kemudian ketika gairah seks yang cenderung meningkat tersebut maka seyogyanya harus bisa dikontrol dengan baik dalam rangka untuk melaksanakan ibadah puasa yang berkualitas.
Ilustrasi Puasa, Foto: Pixabay
Di sinilah peran penting puasa sebagai latihan (training) pengendalian hawa nafsu, hawa nafsu yang terkendali disebut dengan nafs al-muthma’innah (jiwa yang tenang), sebagaimana firman Allah SWT, "Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (rida) lagi diridai. Maka, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Alquran al-Fajr:27-30).
Alhasil, jika seorang mukmin sukses dalam mengendalikan hawa nafsu, maka ia akan mampu menahan diri dari segala larangan Allah SWT dan tidak berat dalam melaksanakan semua perintah-Nya. Maka jika hal ini sudah terwujud, maka sesungguhnya seorang muslim tersebut telah mencapai derajat takwa, suatu derajat yang paling mulia di sisi Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Wallahualam.
**Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung.