Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Niat Puasa Kamis dan Ganti Puasa Ramadhan Lengkap dengan Tata Caranya
16 Februari 2025 17:37 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Bacaan Doa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjelang bulan Ramadan, banyak umat muslim yang ingin mengganti kekurangan puasa di bulan Ramadan tahun lalu. Niat puasa Kamis dan ganti puasa Ramadhan ini bisa dijadikan panduan jika ingin melaksanakan ibadah tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengganti puasa yang ditinggalkan adalah kewajiban sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 184.
Bagi mereka yang tidak berpuasa karena uzur seperti sakit atau haid, wajib menggantinya di hari lain sebelum datangnya Ramadan berikutnya.
Niat Puasa Kamis dan Ganti Puasa Ramadhan
Dikutip dari laman nu.or.id, mengganti puasa Ramadan ini wajib sebelum datangnya Ramadan lagi, sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 184:
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ١٨٤
Artinya: (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, bagi yang ingin berpuasa untuk mengganti puasa Ramadan tahun lalu bisa menqadhanya dengan puasa sunah seperti Senin-Kamis. Berikut adalah niat puasa Kamis dan mengganti puasa Ramadan:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُصَادِفِ الْخَمِيْسِ، لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-musadiq al-khamis, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa qadha Ramadan tahun lalu, yang belum saya ganti, pada hari ini yang bertepatan dengan hari Kamis yang mulia, karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Qadha Ramadan di Hari Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُبَارَكِ الْمُصَادِفِ الاثْنَيْنِ، لِلَّهِ تَعَالَى
ADVERTISEMENT
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-mubarak al-musadiq al-ithnayn, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa puasa qadha Ramadan tahun lalu, yang belum saya ganti, pada hari ini yang bertepatan dengan hari Senin yang mulia, karena Allah Ta'ala."
Niat puasa Qadha Ramadan di hari Selasa
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُبَارَكِ الْمُصَادِفِ الثُّلَاثَاءِ، لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-mubarak al-musadiq al-thulatha, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa puasa qadha Ramadan tahun lalu, yang belum saya ganti, pada hari ini yang bertepatan dengan hari Selasa yang mulia, karena Allah Ta'ala."
ADVERTISEMENT
Niat Puasa Qadha Ramadan di Hari Rabu
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُبَارَكِ الْمُصَادِفِ الأَرْبِعَاءِ، لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-mubarak al-musadiq al-arba'a, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa puasa qadha Ramadan tahun lalu, yang belum saya ganti, pada hari ini yang bertepatan dengan hari Rabu yang mulia, karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Puasa Qadha Ramadan
Puasa qadha Ramadan adalah kewajiban bagi muslim yang tidak menjalankan puasa di bulan Ramadan karena uzur seperti sakit, bepergian, haid, atau alasan lain yang dibenarkan syariat.
Puasa ini harus diganti sebelum datangnya Ramadan berikutnya. Berikut tata cara pelaksanaannya.
ADVERTISEMENT
1. Niat seebelum Subuh
Niat puasa qadha harus dilakukan sebelum waktu subuh karena termasuk puasa wajib.
2. Sahur (Sunah tetapi Dianjurkan)
Sahur tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan karena dapat memberi kekuatan selama menjalankan puasa.
3. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Puasa qadha memiliki aturan yang sama seperti puasa Ramadan, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari fajar hingga Maghrib.
4. Berbuka Puasa
Berbuka dilakukan saat waktu Maghrib tiba. Dianjurkan berbuka dengan kurma atau air putih sebelum makan makanan yang lebih berat.
5. Melaksanakan Puasa dengan Ikhlas
Puasa qadha dilakukan untuk memenuhi kewajiban, sehingga harus dijalankan dengan niat yang ikhlas dan penuh kesungguhan agar diterima oleh Allah Swt.
Jika memiliki banyak hutang puasa, sebaiknya segera menggantinya sebelum Ramadan berikutnya. Jika belum sempat hingga Ramadan tiba, maka wajib membayar fidyah selain tetap mengganti puasanya di lain waktu.
ADVERTISEMENT
Waktu Membayar Qadha Puasa Ramadan
Puasa qadha adalah kewajiban bagi umat Islam yang tidak menjalankan puasa Ramadan karena uzur tertentu, seperti sakit, bepergian, haid, nifas, atau alasan lain yang dibenarkan syariat. Qadha puasa harus dilakukan sebelum datangnya Ramadan berikutnya.
Namun, ada beberapa ketentuan mengenai waktu pelaksanaannya yang perlu diperhatikan. Berikut adalah ketentuan waktu pelaksanaannya.
1. Batas Waktu Mengganti Puasa Ramadan
Puasa yang ditinggalkan harus diganti sebelum Ramadan berikutnya. Jika seseorang memiliki hutang puasa, dianjurkan untuk segera mengqadhanya setelah Ramadan selesai, tanpa menunda hingga mendekati Ramadan berikutnya.
Jika seseorang menunda qadha hingga Ramadan berikutnya tanpa alasan yang sah, maka selain tetap wajib berpuasa, ia juga harus membayar fidyah sebagai bentuk denda.
2. Waktu yang Tepat untuk Mengqadha Puasa
Puasa qadha bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, seperti:
ADVERTISEMENT
Selain hari-hari tersebut, seseorang bebas menentukan kapan akan mengganti puasanya. Beberapa waktu yang dianjurkan untuk mengqadha puasa adalah:
ADVERTISEMENT
3. Apakah Qadha Puasa Harus Dilakukan Berturut-turut?
Tidak ada syarat bahwa qadha puasa harus dilakukan secara berturut-turut. Seseorang boleh mengqadhanya secara terpisah, misalnya satu hari dalam seminggu, atau menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi tubuh.
Namun, jika ingin mengganti puasa yang cukup banyak, sebaiknya tetap memiliki perencanaan agar semua hutang puasa bisa selesai sebelum Ramadan berikutnya.
4. Menggabungkan Puasa Qadha dengan Puasa Sunah
Seseorang boleh menggabungkan niat puasa qadha dengan puasa sunah, seperti puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh.
Namun, yang paling utama adalah meniatkan puasa qadha terlebih dahulu, karena puasa qadha memiliki tingkat keharusan yang lebih tinggi dibandingkan puasa sunah.
5. Hukuman Jika Menunda Qadha Hingga Ramadan Berikutnya
Jika seseorang tidak mengganti puasa hingga Ramadan berikutnya tanpa alasan yang sah, ia wajib:
ADVERTISEMENT
Jika qadha puasa ditunda tanpa alasan yang sah hingga melewati satu tahun, maka selain tetap wajib berpuasa, seseorang juga harus membayar fidyah.
Waktu pelaksanaan puasa pun tidak ditentukan hari dan tanggalnya. Namun, tidak boleh di waktu yang telah dilarang seperti Hari Raya dan hari tasyrik.
Baca Juga: Bacaan Doa Sebelum Makan dan Artinya
Itulah niat puasa Kamis dan ganti puasa Ramadhan yang bisa digunakan sebagai panduan. Mengganti puasa Ramadan ini hukumnya wajib dan harus dilaksanakan sebelum Ramadan selanjutnya. (Umi)