Cegah Ekstremisme Kekerasan, BNPT-Wahid Foundation Bentuk Forum Kemitraan RAN PE

Konten Media Partner
22 September 2022 20:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Koordinasi dan Konsultasi Desain Forum Kemitraan RAN PE di Artotel Thamrin, Jakarta. FOTO: Dok
zoom-in-whitePerbesar
Forum Koordinasi dan Konsultasi Desain Forum Kemitraan RAN PE di Artotel Thamrin, Jakarta. FOTO: Dok
ADVERTISEMENT
JAKARTA - Wahid Foundation dan Kedeputian Kerjasama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan Forum Koordinasi dan Konsultasi Desain Forum Kemitraan Rencana Aksi Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) antar Kementerian/Lembaga dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di Artotel Thamrin, Jakarta, Senin-Selasa (19-20/09/2022).
ADVERTISEMENT
Forum tersebut merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang RAN PE pilar 3 fokus 1, tentang penyusunan platform kemitraan antara pemerintah dengan pemangku kepentingan masyarakat.
Pembentukan forum kemitraan tersebut melibatkan 16 perwakilan kementerian/lembaga yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) RAN PE dan 26 perwakilan pemangku kepentingan masyarakat, yang terdiri organisasi masyarakat sipil, organisasi keagamaan, organisasi media, akademisi, lembaga filantropi, pelaku usaha dan organisasi perempuan.
Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, menjelaskan bahwa forum kemitraan nasional adalah wadah bersama dalam implementasi RAN PE.
“Pada Mei lalu kita telah melaksanakan forum pertama untuk membahas forum kemitraan. Forum ini adalah wadah bersama dalam implementasi RAN PE. Forum ini juga ada kepentingan bukan hanya untuk RAN PE, tapi juga meningkatkan sumberdaya dalam pelaksanaan RAN PE, terutama kontribusi K/L dan pemerintah,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi diskusi, urgensi terbentuknya forum kemitraan ini juga disampaikan Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral BNPT, Muhammad Zaim Al-Khalis Nasution.
Forum kemitraan itu juga menjadi strategi pendekatan yang menyeluruh untuk menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan. “Ini merupakan pendekatan menyeluruh seluruh sektor untuk menanggulangi PCVE dengan melibatkan seluruh pihak,” kata Zaim.
Forum kemitraan nasional itu akan fokus mengkoordinasikan dan mengevaluasi implementasi RAN PE di tingkat nasional. Menurut Zaim, forum kemitraan juga bisa diimplementasikan di tingkat daerah.
Peserta Forum Koordinasi dan Konsultasi Desain Forum Kemitraan RAN PE di Artotel Thamrin, Jakarta. FOTO: Dok
Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi, mengatakan bahwa forum kemitraan yang bersifat partisipatoris dan terstruktur dibentuk dengan keketuaan bersama dari unsur pemerintah dan pemangku kepentingan masyarakat. Ia berharap semua pihak yang terlibat lebih aktif dan menjadi motor dalam menghadapi tantangan ekstremisme kekerasan.
ADVERTISEMENT
“Ini (pembentukan desain forum kemitraan) tentunya amanat global, yaitu tata kelola partisipatif. Forum ini sangat partisipatoris. Ada banyak K/L dan OMS yang terlibat. Semua ini adalah elemen-elemen penting untuk merealisasikan RAN PE, sehingga ini betul-betul menjadi motor yang partisipatoris untuk menghadapi semua tantangan ekstremisme kekerasan,” bebernya.
Forum kemitraan nasional itu bersifat sukarela, sehingga semua pemangku kepentingan masyarakat bisa mendaftar sebagai anggota dan mempunyai hak yang sama dengan anggota lain. Salah satunya adalah berpartisipasi aktif mendorong implementasi RAN PE.
Forum koordinasi dan konsultasi tersebut menghasilkan usulan dan rekomendasi, salah satunya penunjukan Wahid Foundation sebagai ketua yang mewakili pemangku kepentingan masyarakat. Rencananya, usulan tersebut akan dikaji kembali sebelum disahkan melalui Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan BNPT.
ADVERTISEMENT
(*)