news-card-video
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Keamanan Siber dalam Digitalisasi Pembayaran APBN

Benny Eko Supriyanto
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone Disclamer: Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pendapat organisasi
22 Maret 2025 13:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era digital, pemerintah semakin mengandalkan teknologi dalam berbagai aspek pengelolaan keuangan negara, termasuk dalam pembayaran belanja yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Digitalisasi pembayaran APBN menawarkan berbagai keuntungan seperti efisiensi, transparansi, dan akurasi, namun juga membawa tantangan besar dalam hal keamanan siber. Keamanan data dan sistem menjadi kunci utama dalam menjaga integritas keuangan negara serta memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam proses digitalisasi ini.
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
zoom-in-whitePerbesar
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
Pentingnya Keamanan Siber dalam Pembayaran APBN
ADVERTISEMENT
Digitalisasi pembayaran APBN melibatkan berbagai sistem dan infrastruktur teknologi yang mengelola miliaran transaksi setiap tahunnya. Tanpa sistem keamanan siber yang kuat, ancaman seperti peretasan, pencurian data, dan manipulasi transaksi bisa terjadi, yang dapat berdampak buruk pada keuangan negara dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemerintahan.
Keamanan siber bukan hanya tentang melindungi data pemerintah, tetapi juga bagian dari literasi publik dalam memahami bagaimana uang negara dikelola secara aman. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keamanan siber, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan APBN dapat lebih terjamin.
Ancaman Siber dalam Digitalisasi Pembayaran APBN
1. Serangan Peretasan (Hacking)
Peretas dapat mencoba membobol sistem pembayaran pemerintah untuk mencuri informasi atau mengubah transaksi keuangan. Serangan ini bisa menyebabkan kebocoran data atau bahkan kerugian finansial yang besar.
ADVERTISEMENT
2. Malware dan Ransomware
Program jahat seperti malware atau ransomware dapat menginfeksi sistem pembayaran, mengenkripsi data penting, dan meminta tebusan agar data dapat dikembalikan. Ini dapat menghambat jalannya pembayaran APBN dan menyebabkan gangguan operasional.
3. Phishing dan Social Engineering
Penipuan melalui email atau media sosial sering digunakan untuk mencuri kredensial login dari pegawai pemerintahan atau penyedia layanan keuangan. Dengan akses ini, pelaku kejahatan dapat melakukan transaksi yang tidak sah.
4. Penyalahgunaan Akses Internal
Risiko keamanan tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam. Oknum yang memiliki akses ke sistem dapat menyalahgunakan wewenangnya untuk mengubah atau menyembunyikan transaksi tertentu.
Strategi Meningkatkan Keamanan Siber dalam Pembayaran APBN
1. Penerapan Enkripsi Data
ADVERTISEMENT
Semua transaksi dalam sistem pembayaran APBN harus dienkripsi agar tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Ini memastikan bahwa data tetap aman meskipun terjadi kebocoran.
2. Autentikasi Berlapis
Penggunaan autentikasi dua faktor (2FA) atau bahkan autentikasi biometrik dapat meningkatkan keamanan akses terhadap sistem pembayaran pemerintah.
3. Pemantauan dan Deteksi Dini Ancaman
Implementasi sistem pemantauan berbasis AI yang mampu mendeteksi pola transaksi mencurigakan dapat membantu mencegah serangan sebelum terjadi.
4. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan Siber
Pegawai pemerintahan serta masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai risiko keamanan siber dan bagaimana cara melindungi data mereka dari serangan digital.
5. Regulasi dan Kerja Sama dengan Pihak Keamanan Siber
Pemerintah harus memiliki regulasi yang jelas mengenai keamanan siber serta bekerja sama dengan pakar dan lembaga keamanan siber untuk memastikan sistem yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, maka keamanan siber dalam digitalisasi pembayaran APBN adalah aspek krusial dalam menjaga kestabilan keuangan negara dan kepercayaan masyarakat. Dengan sistem perlindungan yang kuat, ancaman terhadap transaksi digital dapat diminimalkan. Selain itu, literasi publik mengenai keamanan siber juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat memahami bagaimana uang negara dikelola dengan aman dan transparan. Dengan demikian, digitalisasi APBN tidak hanya membawa efisiensi, tetapi juga menjamin keandalan dan keamanannya bagi semua pihak.