Konten dari Pengguna

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi lewat KUR dan Insentif UMKM

Benny Eko Supriyanto
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone Disclamer: Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pendapat organisasi
29 November 2024 19:17 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hampir 97% tenaga kerja, sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Namun, UMKM sering kali menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan modal, akses pasar, dan kemampuan manajerial yang masih minim. Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah Indonesia telah menginisiasi berbagai program, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan insentif khusus bagi UMKM. Langkah ini bertujuan untuk tidak hanya mendukung keberlangsungan usaha kecil, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
zoom-in-whitePerbesar
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
Peran Strategis UMKM dalam Perekonomian
ADVERTISEMENT
UMKM merupakan sektor yang mendominasi struktur ekonomi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2024, jumlah UMKM di Indonesia mencapai lebih dari 65 juta unit usaha. Usaha-usaha ini tersebar di berbagai sektor, seperti perdagangan, manufaktur, pertanian, dan jasa dan juga termasuk kuliner, fesyen, kerajinan tangan, hingga teknologi digital. Keberadaan UMKM sangat penting, terutama di daerah-daerah terpencil, karena mampu menciptakan lapangan kerja, mendistribusikan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Namun demikian, kontribusi UMKM terhadap ekonomi nasional masih ditemukan kendala pada modal. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan akses terhadap permodalan. Banyak UMKM yang tidak dapat mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal karena keterbatasan agunan, kurangnya kelengkapan administrasi, atau minimnya informasi tentang layanan keuangan. Oleh karena itu, program seperti KUR dan berbagai insentif lainnya dirancang untuk menjembatani kesenjangan ini.
ADVERTISEMENT
Kredit Usaha Rakyat (KUR): Solusi Permodalan UMKM
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah program pembiayaan yang diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2007. KUR ditujukan untuk memberikan akses kredit dengan suku bunga rendah kepada UMKM dan koperasi yang layak, tetapi belum terlayani oleh lembaga keuangan formal. Dalam skema KUR, pemerintah memberikan subsidi bunga kepada lembaga keuangan penyalur kredit, sehingga pelaku usaha hanya perlu membayar bunga yang sangat rendah, yaitu sekitar 6% per tahun.
Keunggulan KUR terletak pada kemudahan akses dan fleksibilitasnya. Plafon KUR terbagi menjadi tiga jenis:
1. KUR Mikro, dengan plafon hingga Rp10 juta tanpa agunan tambahan.
2. KUR Kecil, dengan plafon Rp10 juta hingga Rp500 juta, untuk usaha yang sudah berkembang.
ADVERTISEMENT
3. KUR Khusus, untuk komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan rakyat, industri usaha mikro, kecil, dan menengah atau komoditas sektor produktif lain.
Dengan skema ini, pelaku UMKM dapat menggunakan dana yang diperoleh untuk berbagai keperluan, seperti membeli bahan baku, memperluas usaha, atau meningkatkan kualitas produk.
Insentif UMKM: Dukungan Tambahan untuk Daya Saing
Selain KUR, pemerintah juga menyediakan berbagai insentif untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Insentif tersebut meliputi:
1. Insentif Pajak
Pemerintah memberikan tarif pajak penghasilan (PPh) final sebesar 0,5% untuk UMKM dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar per tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan beban pajak dan meningkatkan daya saing pelaku usaha kecil.
2. Pelatihan dan Pendampingan
Berbagai program pelatihan dan pendampingan usaha diberikan untuk meningkatkan kapasitas manajerial dan keterampilan pelaku UMKM. Program ini mencakup pengelolaan keuangan, strategi pemasaran, hingga digitalisasi usaha.
ADVERTISEMENT
3. Akses Pasar dan Promosi
UMKM juga mendapatkan dukungan berupa fasilitasi akses pasar melalui platform digital, pameran dagang, dan program kemitraan dengan perusahaan besar. Ini membantu UMKM untuk memperluas jangkauan pasar mereka, baik di tingkat nasional maupun internasional.
4. Subsidi dan Hibah Modal Usaha
Beberapa UMKM yang terdampak pandemi COVID-19 mendapatkan bantuan modal usaha langsung dari pemerintah. Subsidi ini membantu pelaku usaha bertahan dan bangkit dari tekanan ekonomi yang diakibatkan pandemi.
Dampak KUR dan Insentif terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Implementasi KUR dan berbagai insentif UMKM telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Berikut beberapa dampaknya:
1. Peningkatan Inklusi Keuangan
Melalui KUR, jutaan pelaku UMKM yang sebelumnya tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal kini dapat memperoleh pembiayaan. Hal ini meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan atau wilayah terpencil.
ADVERTISEMENT
2. Penciptaan Lapangan Kerja
Dengan adanya KUR, UMKM dapat lebih meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas usahanya. Hal ini menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
3. Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal
Insentif berupa pelatihan, digitalisasi, dan fasilitasi akses pasar membantu UMKM untuk meningkatkan kualitas produk dan menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan demikian, produk lokal dapat lebih bersaing di pasar global.
4. Mendorong Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Pada masa Pandemi COVID-19 telah memberikan tekanan besar bagi pelaku UMKM. Program KUR dan insentif mampu membantu UMKM untuk bangkit dari keterpurukan dan kembali berkontribusi pada perekonomian nasional.
Tantangan dalam Implementasi KUR dan Insentif UMKM
Meskipun program KUR dan insentif UMKM memberikan banyak manfaat, pelaksanaannya tidak luput dari tantangan. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi:
ADVERTISEMENT
1. Ketimpangan Distribusi
Masih adanya ketimpangan dalam distribusi KUR, terutama di daerah-daerah terpencil. Masih adanya UMKM di wilayah pedesaan yang belum mendapatkan informasi atau akses yang memadai terhadap program ini.
2. Rendahnya Literasi Keuangan
Banyak pelaku UMKM yang belum memahami cara mengelola dana pinjaman dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam penggunaan modal dan berisiko terhadap kelangsungan usaha mereka.
3. Keterbatasan Infrastruktur Digital
Di era digitalisasi, akses teknologi menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi UMKM. Namun, keterbatasan infrastruktur digital di beberapa daerah menghambat pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi secara optimal.
4. Administrasi yang Kompleks
Meskipun KUR diklaim mudah diakses, beberapa pelaku UMKM masih menghadapi kendala dalam memenuhi persyaratan administrasi, seperti kelengkapan dokumen usaha atau laporan keuangan.
ADVERTISEMENT
Solusi untuk Optimalisasi KUR dan Insentif UMKM
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa langkah dapat diambil:
1. Sosialisasi yang Lebih Luas
Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi mengenai KUR dan insentif UMKM, terutama di daerah terpencil, agar lebih banyak pelaku usaha yang dapat memanfaatkan program ini.
2. Pendampingan Usaha yang Intensif
Program pendampingan usaha perlu ditingkatkan untuk membantu UMKM mengelola pembiayaan dan meningkatkan kapasitas usaha mereka.
3. Penggunaan Teknologi Digital
Pemerintah dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat proses pengajuan KUR dan mempermudah akses informasi bagi pelaku UMKM.
4. Kemitraan dengan Sektor Swasta
Kemitraan dengan sektor swasta, seperti e-commerce dan perusahaan besar, dapat membantu UMKM untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing mereka.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan berbagai insentif UMKM adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan sektor UMKM dan koperasi. Program ini tidak hanya membantu UMKM untuk mengatasi keterbatasan modal, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Dengan langkah-langkah optimalisasi, seperti perluasan akses, pendampingan intensif, dan penggunaan teknologi, KUR dan insentif UMKM dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi pemberdayaan UMKM dan kemajuan ekonomi Indonesia. Sektor UMKM yang kuat akan menjadi fondasi bagi perekonomian nasional yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT