Konten dari Pengguna

Meningkatkan Penerimaan Negara: Strategi Pemerintah Menghadapi Tantangan Ekonomi

Benny Eko Supriyanto
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone Disclamer: Semua tulisan merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pendapat organisasi
28 April 2025 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika langit ekonomi global tampak mendung, dan kebutuhan belanja negara Indonesia terus melebar, kita tidak bisa hanya mengandalkan cara-cara lama dalam mencari penerimaan. Pemerintah, mau tidak mau, mesti berpikir lebih keras dan bertindak lebih cerdas. Tantangan fiskal ini menuntut strategi yang tidak sekadar teknokratis, melainkan juga penuh pertimbangan moral dan kepekaan sosial. Kita berbicara tentang masa depan bangsa, bukan sekadar angka-angka di neraca keuangan.
Meningkatkan Penerimaan Negara: Strategi Pemerintah Menghadapi Tantangan Ekonomi (dok.pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Meningkatkan Penerimaan Negara: Strategi Pemerintah Menghadapi Tantangan Ekonomi (dok.pribadi)
Optimalisasi Penerimaan Pajak: Antara Kenyataan dan Harapan
ADVERTISEMENT
Pajak, dulu sering dikatakan sebagai darah kehidupan negara. Tapi berapa banyak darah yang masih mengalir deras hari ini? Pemerintah terus menggembar-gemborkan reformasi pajak: dari digitalisasi, perluasan basis pajak, hingga pengenaan pada sektor informal dan digital. Semua ini langkah yang patut diapresiasi. Namun, persoalan mendasarnya adalah: sudahkah rakyat percaya bahwa uang pajak mereka tidak bocor di tengah jalan?
Tanpa kepercayaan publik, sehebat apapun sistem dipoles, penerimaan akan tetap loyo. Maka, edukasi pajak harus dibarengi dengan keteladanan penggunaan anggaran. Kalau pejabat masih boros dan belanja negara tak terasa manfaatnya, rakyat pun akan terus mengelak.
PNBP: Ladang yang Masih Luas, Tapi Belum Digarap Serius
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah potensi yang kerap kita abaikan. Sumber daya alam, aset negara, dan layanan publik seharusnya bisa menyumbang lebih banyak. Namun, pengelolaannya masih belum optimal. Masih ditemukan banyak aset yang tidur, banyak peluang hilang.
ADVERTISEMENT
Sudah waktunya pemerintah memandang PNBP sebagai prioritas, bukan pelengkap. Tata kelola harus diperbaiki, transparansi diperkuat, dan tarif-tarif layanan perlu disesuaikan dengan logika ekonomi, bukan semata-mata politik.
Diversifikasi Pendapatan: Berpikir ke Depan, Bukan Sekadar Memadamkan Kebakaran
Menggantungkan harapan pada sektor pajak dan SDA saja sudah tidak cukup. Kita harus berani melangkah ke bidang baru: energi terbarukan, pariwisata berbasis budaya, ekonomi kreatif, dan industri digital. Pemerintah harus menjadi enabler, bukan justru penghambat lewat regulasi yang berbelit.
Dalam dunia yang bergerak cepat, siapa yang lamban akan tertinggal. Diversifikasi bukan pilihan, melainkan keharusan untuk bertahan.
Penegakan Hukum: Tanpa Kompromi
Bicara penerimaan negara tanpa membicarakan korupsi adalah seperti membuat kapal tanpa memperbaiki kebocorannya. Sebesar apapun pendapatan, kalau korupsi merajalela, rakyat tetap saja menderita.
ADVERTISEMENT
Penegakan hukum harus tegas, tanpa pandang bulu. Perbaikan sistem audit dan pengawasan berbasis teknologi menjadi jalan yang tidak bisa ditawar. Kalau pemerintah ingin meningkatkan penerimaan negara, maka kebocoran harus ditutup rapat.
Membangun Kepercayaan: Modal Utama yang Terlupakan
Pada akhirnya, semua strategi fiskal akan sia-sia tanpa kepercayaan publik. Pajak dibayar bukan hanya karena takut sanksi, melainkan karena rasa memiliki. Penerimaan negara tumbuh karena rakyat percaya bahwa negara memperjuangkan kepentingan mereka.
Maka, akuntabilitas, keterbukaan informasi, dan keterlibatan masyarakat dalam mengawasi anggaran adalah pondasi mutlak. Jangan hanya bicara good governance di seminar, tetapi wujudkan dalam praktik nyata.
Saatnya Kesungguhan, Bukan Sekadar Janji
Meningkatkan penerimaan negara bukan soal menambah pungutan atau menaikkan tarif semata. Ini soal bagaimana membangun sistem yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Ini soal bagaimana pemerintah membuktikan bahwa setiap rupiah yang dipungut kembali ke rakyat dalam bentuk pelayanan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Kita membutuhkan lebih dari sekadar program. Kita membutuhkan kesungguhan. Karena dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, satu-satunya hal yang pasti adalah bahwa bangsa yang kuat dibangun di atas fiskal yang sehat dan kepercayaan rakyat yang teguh.