Bale atau Isco, Zidane?

31 Mei 2017 17:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bale usai menjuarai La Liga 2016/2017 (Foto: Juan Medina/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bale usai menjuarai La Liga 2016/2017 (Foto: Juan Medina/Reuters)
"Ini keputusan yang sangat sulit karena semua orang sudah siap dan saya harus memilih di antara seluruh pemain."
ADVERTISEMENT
Zinedine Zidane tengah kebingungan. Laga final Liga Champions tinggal menghitung hari, namun pelatih asal Prancis itu masih belum menentukan siapa yang bakal diturunkannya pada laga di Millenium Stadium, Cardiff, Minggu (4/6) dini hari WIB mendatang. Siapa di antara Isco atau Gareth Bale.
Pasalnya, seperti yang sudah diungkapkan Zidane, kedua pemain itu sudah siap membela Real Madrid di partai final melawan Juventus. Bale dan Isco tengah sama-sama siap tampil, kendati Bale disebut masih belum 100%. Publik jelas bertanya-tanya siapa yang akan dipilih Zidane.
"Normal untuk terjadi perdebatan, karena mereka berdua adalah pemain yang sangat bagus dan penting. Apa yang dikatakan pers tidak akan memengaruhi saya. Kami tahu apa yang akan kami lakukan dan yang terpenting adalah bersiap dan fokus," begitu jawab Zidane ketika ditanya siapa yang lebih berpeluang ia pilih.
ADVERTISEMENT
Zidane memang jelas bingung. Sebab Bale dan Isco sama-sama bagusnya. Mereka adalah pemain yang masing-masing bisa memberikan warna tersendiri untuk Madrid. Soal kemudian warna mana yang akan dipilih Zidane, itu tampaknya akan menjadi misteri dan baru terjawab satu jam menjelang sepak mula laga final nanti.
Namun daripada menebak-nebak dan Zidane semakin bingung, kami mencoba membantunya dengan mencari tahu, siapa yang lebih tepat dimainkan pada laga melawan Juventus kelak. Bale apakah Zidane?
Mari kita mulai dari Bale. Jika sedang dalam kondisi fit, Bale adalah pemain inti di kubu Madrid. Namun, cedera membuatnya absen sejak akhir April lalu. "Saya merasa baik dan saya benar-benar telah pulih. Ini final spesial, di kota tempat saya dilahirkan, dan kami hanya satu langkah lagi untuk memenangkan Liga Champions dua kali berturut-turut dan menciptakan sejarah," ujar Bale.
ADVERTISEMENT
Gareth Bale, jadi pesakitan. (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Gareth Bale, jadi pesakitan. (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
Biasanya, apabila tengah dalam kondisi fit, Bale akan masuk starting XI. Pemain asal Wales itu sudah pasti mengisi pos penyerang kanan dalam formasi 4-3-3 andalan Madrid. Teknik individu, kecepatan, dan dribel yang dimiliki Bale sangat diandalkan Zidane pada posisi tersebut. Terlebih Bale juga memiliki kemampuan untuk bermain melebar maupun bermain narrow dengan sama baiknya.
Jika Zidane ingin fokus menyerang memanfaatkan lebar lapangan, maka Bale akan siap dengan tusukan-tusukan, umpan terukur, dan kecepatannya. Kalau sang pelatih ingin lini depan bermain lebih rapat, maka Bale pun sama siapnya. Ia memiliki pergerakan tanpa bola dan tendangan yang begitu baik.
Berdasar statistik di Liga Champions, Bale adalah pemain kedua dengan rataan attempts per gim terbanyak Madrid. Eks-pemain Tottenham Hotspur itu rata-rata melepaskan 3 attempts setiap laganya. Tak hanya itu, Bale juga menjadi pemain dengan rataan umpan kunci terbanyak di kubu Madrid. Ia tercatat melepaskan 2,8 umpan kunci pada setiap laganya.
ADVERTISEMENT
Kemampuan individunya yang di atas rata-rata pun bisa dimanfaatkan Madrid. Terlebih apabila Juventus nyatanya kembali menerapkan skema man-oriented-press seperti yang mereka terapkan kala mematikan pemain-pemain depan Barcelona di babak perempat final. Pergerakan dan kecepatan Bale yang "liar" itu mungkin bisa membuat lini belakang Juventus sedikit kebingungan.
Kita tahu pula, kerja sama Bale dengan Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema di lini depan Madrid sangat mengerikan. Siapapun lawannya, trio yang dikenal dengan sebutan BBC ini amat begitu berbahaya. Ketiganya-tiganya memiliki kemampuan mencetak gol dan assist sama baiknya. Kerja sama mereka juga begitu cair.
Di ajang Liga Champions, trio BBC sejauh ini sudah berhasil menciptakan 17 gol dan 6 assist. Namun Bale sendiri baru berhasil menciptakan 2 gol serta 1 assist dari tujuh penampilannya. Secara individu, jumlah itu sebenarnya bukanlah catatan yang terlalu apik untuk Bale mengingat ia telah melepaskan 21 tembakan dan 7 umpan kunci.
ADVERTISEMENT
Tapi Bale bukannya tanpa masalah. Selain ketidakefektifan itu, Bale terganggu dengan kondisinya. Ia sudah tak bermain selama lebih dari enam minggu. Bahkan di laga terakhirnya, Bale juga tak mampu bermain penuh. Karenanya, menurunkannya sejak awal pada laga sekelas final Liga Champions agak sedikit riskan untuk Zidane. Apalagi kalau tiba-tiba cederanya kambuh ketika laga baru berjalan terlalu dini.
Sebaliknya, justru pesaing Bale, Isco, tengah dalam kondisi bagus-bagusnya. Bahkan banyak pihak yang menyebut Isco sebagai penampil terbaik Madrid di tahun ini. Ya, semenjak Bale terus-menerus masuk ruang perawatan, Isco-lah yang dipercaya Zidane sebagai pemain inti. Dan eks-pemain Malaga itu membayar kepercayaan tersebut dengan tuntas.
Isco sendiri tampil bukan di posisi penyerang kanan sebagaimana posisi yang ditinggalkan Bale. Pria kelahiran Andalusia itu justru ditempatkan Zidane sebagai gelandang serang tunggal dalam formasi 4-1-2-1-2 yang kerap digunakan Zidane semenjak Bale cedera. Isco berdiri di belakang Ronaldo dan Benzema dengan peran yang begitu sentral.
ADVERTISEMENT
Dalam formasi itu, Isco adalah aktor di balik seramnya lini depan Madrid belakangan ini. Ia tak menjadi orkestrator lewat umpan-umpan indah dan visi bermain luar biasa seperti Luca Modric. Namun Isco, menjadi orkestrator melalui pergerakan-pergerakannya, entah itu dengan atau tanpa bola. Isco adalah pemain Madrid yang akan bergerak saja, membantu menghadirkan opsi umpan bagi lawan-lawannya.
Isco terus berpendar. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
zoom-in-whitePerbesar
Isco terus berpendar. (Foto: Reuters/Sergio Perez)
Di saat terjepit, Isco adalah pemain yang akan memastikan serangan Madrid terus lancar dan terus cair melalui kemampuan olah bolanya. Karenanya berdasar statistik di Liga Champions, jumlah rataan akurasi umpan Isco mencapai angka 91,3 persen --jumlah terbanyak kedua setelah Toni Kroos-- setiap laganya. Jumlah 89,4 persen per laga bahkan ia catatkan di kompetisi La Liga.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, di pentas Liga Champions, Isco adalah pemain Madrid dengan rataan dribel terbanyak setiap laganya. Isco mencatatkan 2,8 dribel setiap laga. Tak hanya itu, pemain Tim Nasional Spanyol itu juga berhasil mencatatkan 2,8 take ons (usaha melewati lawan dengan dribel) sukses pada setiap laga. Perlu diketahui, kendati yang lebih terkenal dengan dribelnya adalah Bale, catatan Isco itu lebih unggul.
Ditambah lagi, visi Isco sebagai seorang playmaker juga cukup baik. Ia cepat dalam mengambul keputusan serta berani mengambil risiko. Kemampuan itu juga bisa menjadi solusi andai Juventus memang menerapkan man-oriented-press dalam bertahan. Kalau pun Massimiliano Allegri lebih memilih menerapkan blok rendah seperti di laga versus Monaco, adanya Isco juga bisa digunakan untuk "merusak" transisi serta mengeksploitasi ruang yang diberikan Juventus.
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, apabila Allegri menurunkan formasi 4-2-3-1 yang belakangan menjadi kesukaannya, Madrid tidak akan kalah jumlah pemain di tengah. Mengingat dengan formasi itu, ketika bertahan Juventus akan membuat blok dengan empat pemain di tengah sementara Madrid dengan formasi 4-1-2-1-2 juga memiliki empat pemain tengah saat melakukan serangan.
Dengan melihat catatan di atas plus dengan kondisi fisik yang lebih optimal, pilihan realistis Zidane sebenarnya ada pada Isco. Sementara Bale mungkin bisa menjadi opsi pada babak kedua jika plan pertama dengan Isco tak berjalan lancar. Tapi sekali lagi, kami hanya memberikan saran dan keputusan mutlak ada di tangan Zidane.
Well, selamat memilih, Zizou.