Konten dari Pengguna

Pengertian Amortisasi, Manfaat, dan Metodenya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
10 Januari 2024 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi amortisasi. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi amortisasi. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amortisasi mengarah pada proses pencatatan untuk menurunkan nilai pinjaman atau aset tidak berwujud. Secara deskriptif, amortisasi diartikan sebagai teknik akuntansi yang digunakan demi menurunkan nilai pinjaman atau aset tidak berwujud dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
ADVERTISEMENT
Istilah ini sendiri memiliki artian pada dua situasi. Dikutip dari Investopedia, situasi yang pertama adalah situasi di mana amortisasi digunakan dalam proses pelunasan utang melalui pembayaran pokok dan bunga secara bertahap.
Amortisasi juga dapat digunakan pada situasi pembagian biaya modal aset tidak berwujud selama jangka waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya, berikut penjabaran amortisasi berdasarkan dua situasi tersebut.

Manfaat Amortisasi

Ilustrasi aset tak berwujud. Foto: unsplash
Dalam situasi pelunasan pinjaman, jadwal amortisasi memberikan kejelasan tentang alokasi pembayaran antara bunga dan pokok pinjaman. Hal tersebut bisa sangat berguna untuk mengurangi pembayaran bunga pada pajak penghasilan.
Dengan amortisasi, suatu perusahaan juga dapat membuat suatu perencanaan yang bermanfaat untuk memahami pola saldo utang perusahaan di waktu yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Amortisasi dinilai penting dalam membantu bisnis serta investor agar mengerti dan dapat memprediksi biaya yang perlu dikeluarkan dari waktu ke waktu, salah satunya pada aset tak berwujud. Aset tidak berwujud perusahaan yang memiliki masa pakai terbatas akan tercerminkan kegunaan manfaatnya pada amortisasi.

Penggunaan Amortisasi dalam Pinjaman dan Aset Tak Berwujud

Amortisasi pada situasi untuk menurunkan nilai pinjaman mengarah pada proses pelunasan utang secara bertahap dengan angsuran rutin. Angsuran ini memiliki rincian biaya pokok pinjaman dan bunga.
Saat melakukan pinjaman, biasanya pemberi pinjaman akan membuat jadwal amortisasi. Jadwal tersebut berisikan tabel lengkap mulai dari bulan pelunasan, bunga, angsuran pokok, angsuran bunga, total angsuran, dan saldo pinjaman.
ADVERTISEMENT
Tabel tersebut menunjukkan jumlah dari angsuran pokok dan bunga pada setiap tingkat pembayaran hingga pinjaman dilunasi pada akhir jangka waktu.
Yang perlu diingat dalam perhitungan amortisasi untuk pinjaman adalah semakin tinggi jumlah angsuran pokok yang dibayarkan, semakin menurun pula angsuran bunganya.
Mengutip situs OCBC, semakin lama jangka waktu pelunasan, semakin berkurang pula angsuran bunga yang perlu dibayarkan. Hal tersebut berpengaruh juga pada meningkatnya angsuran pokok.
Dalam situasi amortisasi untuk aset tak berwujud, amortisasi merupakan proses pembebanan biaya aset tidak berwujud selama jangka umur aset tersebut. Teknik ini sekaligus digunakan untuk mengukur nilai aset tak berwujud, seperti goodwill, paten, merek dagang, dan hak cipta.
Perhitungan amortisasi untuk aset tak berwujud dikatakan mirip dengan depresiasi. Bedanya, depresiasi digunakan pada aset berwujud, seperti peralatan, bangunan, kendaraan, dan aset lain yang mengalami kerusakan fisik.
ADVERTISEMENT

Metode Amortisasi

Ilustrasi amortisasi. Foto: pexels
Praktik amortisasi diatur pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Dalam peraturan tersebut, metode yang diperbolehkan untuk digunakan adalah metode saldo menurun dan metode garis lurus. Di bawah ini penjelasan mengenai metode tersebut.

1. Metode saldo menurun

Metode ini bisa dikatakan sebagai sistem amortisasi yang dipercepat. Dalam metode ini, sebuah bisnis mencatat biaya amortisasi yang lebih besar pada tahun-tahun awal dan mencatat biaya yang lebih kecil pada tahun-tahun berikutnya di masa pakai suatu aset. Metode saldo menurun sangat ideal untuk digunakan pada aset yang cepat menurun nilai pakainya.

2. Metode garis lurus

Garis lurus menjadi kebalikan dari metode saldo menurun. Metode ini sangat cocok untuk aset yang nilai turunnya stabil sepanjang masa pakainya. Metode garis lurus menghasilkan biaya amortisasi yang merata dan stabil, sehingga memudahkan penganggaran keuangan untuk perusahaan.
ADVERTISEMENT
(DSY)